Internasionale: Perbedaan antara revisi
Baris 114: | Baris 114: | ||
Tidak ada Maha Juru Selamat,<br /> |
Tidak ada Maha Juru Selamat,<br /> |
||
tidak pula Tuhan, [[Caesar]], atau [[ |
tidak pula Tuhan, [[Caesar]], atau [[tribunus|tribun]].<br /> |
||
Para pekerja, mari selamatkan diri kita,<br /> |
Para pekerja, mari selamatkan diri kita,<br /> |
||
putuskan keselamatan bersama,<br /> |
putuskan keselamatan bersama,<br /> |
Revisi per 25 September 2015 00.42
Lagu kebangsaan Gerakan komunis, sosialis, demokrat sosial, dan anarkis internasional | |
Alias | L'Internationale (bahasa Perancis) |
---|---|
Penulis lirik | Eugène Pottier, 1871 |
Komponis | Pierre De Geyter, 1888 |
Penggunaan | 1890-an |
Sampel audio | |
Instrumen |
Internasionale (bahasa Perancis: L'Internationale) merupakan salah satu lagu khas kaum sayap kiri dalam gerakan sosialis sejak akhir abad ke-19 saat Internasionale Kedua (kini Sosialis Internasional) menjadikan lagu ini sebagai lagu resminya. Lagu ini diciptakan oleh Eugène Pottier pada tahun 1871 dan digubah oleh Pierre Degeyter pada tahun 1888. Internasionale telah diterjemahkan ke dalam banyak bahasa di dunia dan seringkali dinyanyikan sambil mengangkat tangan kiri yang dikepalkan. Lagu ini banyak dipakai oleh kaum sosialis, komunis, anarkis, dan demokrat sosial di seluruh belahan dunia.
Uni Soviet pernah menggunakan lagu ini sebagai lagu kebangsaannya pada tahun 1922–1944.
Versi asli
Lirik | Terjemahan | |||
---|---|---|---|---|
Debout, les damnés de la terre
Il n'est pas de sauveurs suprêmes
L'État comprime et la loi triche
Hideux dans leur apothéose
Les rois nous saoulaient de fumées
Ouvriers, paysans, nous sommes
|
Bangunlah, yang terkutuk di bumi,
Tidak ada Maha Juru Selamat,
Negara menindas dan hukum menipu,
Menyamar sebagai dewa mengerikan,
Para raja telah membuat kita mabuk asap,
Para pekerja, buruh tani, kitalah,
|
Versi Indonesia
Internasionale sudah dikenal luas di Indonesia sejak tahun 1920-an. Terjemahan pertama ke dalam bahasa Indonesia dari bahasa Belanda dilakukan oleh Ki Hadjar Dewantara yang dipopulerkan oleh Partai Komunis Indonesia pada tahun 1951–1965. Akan tetapi, terjemahan itu dicela oleh Komunis Internasional karena dianggap telah menghilangkan roh proletariat. Pada tanggal 19 Desember 1948, Amir Sjarifuddin beserta sepuluh tokoh Peristiwa Madiun lainnya menyanyikan Indonesia Raya dan lagu ini sesaat sebelum mereka dieksekusi mati.
Terjemahan berikutnya dilakukan oleh A. Yuwinu berdasarkan lirik dari bahasa Mandarin dan Rusia yang diumumkan pertama kali pada tanggal 31 Mei 1970. Terjemahan ini kemudian disesuaikan dengan Ejaan yang Disempurnakan yang mulai berlaku sejak tanggal 17 Agustus 1972.
Selain kedua terjemahan itu, ada pula terjemahan versi Soepeno, Utuy Tatang Sontani, Agus J., dan Suar Suroso yang disusun untuk memperingati seabad Komune Paris pada tahun 1971.[1] Terjemahan ini didasarkan pada lirik dari bahasa Perancis, Rusia, Inggris, Mandarin, Jerman, dan Belanda.
Ki Hadjar Dewantara | A. Yuwinu | Soepeno, dkk. | |||
---|---|---|---|---|---|
Bangunlah kaum jang terhina,
|
Bangunlah kaum yang terhina,
Tiada "pengasih" dan "penyayang",
Kitalah kaum pekerja s'dunia,
|
Bangunlah kaum yang terhina,
Tiada Maha Juru S'lamat,
Kitalah kaum buruh dan tani,
|