Lompat ke isi

Khotbah Ghadir Khum: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 118.97.186.26 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Bona Kartono
Tag: VisualEditor menghilangkan referensi [ * ]
Baris 2: Baris 2:


== Teks Khutbah ==
== Teks Khutbah ==
Peristiwa
:Dari [[Zaid bin Arqam]] yang berkata, "Ketika [[Muhammad|Rasulullah saw]] sampai ke [[Ghadir Khum]], di dalam perjalanan kembalinya dari [[Haji Wada'|haji wada']]; ketika itu waktu dhuha, sementara cuaca sangat panas sekali, [[Muhammad|Rasulullah saw]] memerintahkan para sahabatnya untuk bernaung di pepohonan. Kemudian [[Muhammad|Rasulullah saw]] menyerukan salat berjamaah. Maka kami pun berkumpul, lalu [[Muhammad|Rasulullah saw]] menyampaikan sebuah khutbah yang indah."
Ghadir Khum ini bermula dari beberapa bulan sebelum haji Wada’,
Rasulullah (صلى الله عليه وآله وسلم) telah mengutus Khalid bin Walid
(رضى الله عنه) untuk berperang ke negeri Yaman. Khalid (رضى الله عنه)
mengalami kemenangan besar dalam peperangan tersebut. Banyak harta
rampasan perang yang diperolehnya. Kemudian Khalid (رضى الله عنه)
memberitahu Nabi (صلى الله عليه وآله وسلم) tentang kemenangan itu serta
banyaknya harta rampasan perang yang dia peroleh. Mendengar kabar
tersebut, beliau (صلى الله عليه وآله وسلم) mengutus Ali (رضى الله عنه)
untuk mengurus harta khumus (rampasan perang) tersebut dan mengambil
seperlima bagian. Hal ini lazim dilakukan karena itu memang merupakan
hak bagian Rasulullah (صلى الله عليه وآله وسلم) serta ahlul baitnya.
Nabi (صلى الله عليه وآله وسلم) berpesan terhadap Ali (رضى الله عنه) agar
dia dan pasukan dari Yaman langsung menuju Makkah, yang jika memang
memungkinkan dapat melakukan ibadah haji bersama-sama dengan Rasulullah
(صلى الله عليه وآله وسلم) dan kaum muslimin yang lain.


Setelah
:Rasulullah saw berkata, "Sesungguhnya Allah SWT telah menurunkan kepadaku ayat ''Sampaikanlah apa yang telah diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan jika kamu tidak melakukan (apa yang diperintahkan, berarti) kamu tidak menyampaikan risalah-Nya. Dan Allah menjagamu dari (gangguan) manusia.''<ref>''{{Quran-s|Al-Ma'idah|5|67}}''</ref> Sesungguhnya aku telah diperintahkan oleh [[Allah]] melalui [[Jibril]] supaya berdiri di tempat keramaian ini, dan memberitahukan (bangsa) putih dan hitam bahwa [[Ali bin Abi Thalib]] adalah saudaraku, ''washi''-ku, penggantiku dan imam sepeninggalku."
Ali (رضى الله عنه) sampai di Yaman dibagilah harta rampasan perang itu,
4/5 untuk para mujahidin yang berperang dan 1/5 untuk Nabi (صلى الله
عليه وآله وسلم) dan ahlul baitnya. Apa isi 1/5 bagian keluarga Nabi (صلى
الله عليه وآله وسلم) itu? Isinya adalah hewan ternak, harta benda dan
para tawanan laki-laki maupun perempuan. Harta yang dibawa itu, biasanya
oleh Rasulullah (صلى الله عليه وآله وسلم) akan dibagi menjadi lima
bagian lagi, yaitu 1/5 untuk Allah dan Nabi, 1/5 untuk kerabat Nabi, 1/5
untuk anak-anak yatim, 1/5 untuk kaum miskin dan 1/5 untuk Ibnu Sabil.
Ali (رضى الله عنه) memahami aturan tersebut. Kemudian Ali (رضى الله عنه)
mengambil bagian yang menjadi hak kerabat Nabi, yaitu salah satu
tawanan perempuan dan menggaulinya. Para Sahabat mengetahui hal itu dan
marah kepada Ali (رضى الله عنه), setelah mereka melihat Ali (رضى الله
عنه) keluar dari kemahnya sesudah mandi (junub). Bagaimana Ali (رضى الله
عنه) bisa berbuat demikian? Mengambil salah satu tawanan perang untuk
dirinya, yang mestinya dibagi oleh Rasulullah (صلى الله عليه وآله وسلم)
sendiri. Ternyata para sahabat lain tidak merasa puas terhadap tindakan
Ali (رضى الله عنه).


Ali
:"Lalu aku meminta kepada [[Jibril]] supaya memohonkan ampunan bagiku kepada Tuhanku, karena aku tahu betapa sedikitnya orang-orang yang bertakwa dan betapa banyaknya orang-orang yang mengganggu serta mencemoohku karena seringnya aku bersama [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] dan memberikan perhatian yang lebih kepadanya, sehingga mereka menyebutku sebagai ''udzun'' (orang yang tidak teliti dan cepat percaya pada setiap berita yang didengarnya). Sehingga Allah berfirman, ''Di antara mereka ada yang menyakiti Nabi dan mengatakan, 'Nabi mempercayai semua apa yang didengarnya.'' Katakanlah, ''la mempercayai semua yang baik bagimu.'' Seandainya aku mau sebutkan nama-nama mereka niscaya akan aku sebutkan, dan seandainya aku mau tunjukkan wajah-wajah mereka niscaya akan aku tunjukkan. Namun aku berketetapan hati merahasiakan nama-nama mereka, dan akan terus bersikap bersahabat terhadap mereka. Namun, Allah tetap mendesakkan dan tidak akan rela padaku melainkan aku sampaikan apa yang diturunkan-Nya kepadaku."
(رضى الله عنه) kemudian memilih seorang wakil komandan untuk
bertanggung jawab atas seluruh pasukan, sementara dia sendiri ingin
segera menjumpai Rasulullah (صلى الله عليه وآله وسلم) di Makkah agar
dapat melaksanakan ibadah Haji bersama-sama Rasulullah (صلى الله عليه
وآله وسلم). Sebelumnya, Ali (رضى الله عنه) berpesan kepada wakil
komandan agar harta khumus yang dibawa harus diserahkan terlebih dahulu
kepada Rasulullah (صلى الله عليه وآله وسلم) dengan tanpa disentuh.


Ali
:"Ketahuilah —wahai manusia— sesungguhnya Allah telah menetapkan [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] sebagai wali dan imam kamu, dan telah mewajibkan kepada setiap orang darimu untuk mentaatinya. Sah keputusan hukum yang diambilnya, dan berlaku kata-katanya. Terlaknat orang yang menentangnya, dan memperoleh rahmat orang yang mempercayainya."
(رضى الله عنه) berangkat terlebih dahulu menuju ke Makkah, kemudian
pasukan dari Yaman ikut menyusul menuju ke Makkah. Di saat Ali (رضى الله
عنه) tidak ada, wakil komandan pasukan dibujuk oleh para tentara untuk
meminjamkan kepada masing-masing orang sebuah pakaian ganti ataupun kain
yang ada serta hewan unta yang baik untuk mereka kendarai. Perlu
diketahui, bahwa harta khumus yang dibawa selain emas, perak, baju-baju
besi terdapat juga banyak pakaian, kain dan juga hewan ternak seperti
unta, dan lain-lain. Terutama tentang pergantian pakaian mereka sangat
memerlukan karena mereka telah meninggalkan rumah hampir selama tiga
bulan.


Kemudian,
:"Dengarlah dan patuhilah, sesungguhnya Allah adalah Tuhanmu dan [[Ali bin Abi Thalib|Ali]] adalah pemimpinmu. Kemudian keimamahan dan kepemimpinan (berikutnya) ada pada keturunan yang berasal dari tulang sulbinya, sehingga tiba hari kiamat."
ketika pasukan yang dari Yaman berada tidak jauh dari kota (Makkah), Ali
(رضى الله عنه) keluar kota menemui mereka serta merta terkejut melihat
perubahan yang terjadi pada diri pasukan. “Saya memberi mereka pakaian
serta apa yang dia minta” kata wakil komandan, “Agar penampilan mereka
mungkin lebih pantas ketika mereka berbaur dengan orang-orang.” Mereka
semua tahu bahwa setiap orang di Makkah saat itu sedang mengenakan baju
terbaik mereka untuk menghormati hari besar (ibadah haji dan kurban),
dan mereka ingin sekali memperlihatkan penampilan mereka yang terbaik.
Tetapi Ali (رضى الله عنه) merasa tidak bisa menyetujui hal itu. Dia
memerintahkan mereka untuk memakai kembali pakaian lama dan
mengembalikan yang baru ke tempat barang rampasan. Kekecewaan, kekesalan
bahkan kebencian yang besar dirasakan oleh seluruh pasukan atas
keputusan itu. Sebagian pasukan merasakan gelisah, kecewa dan protes
atas keputusan Ali, sehingga setelah memasuki Makkah, Nabi (صلى الله
عليه وآله وسلم) mendengar hal itu, hingga kemudian beliau bersabda : '''''“Wahai manusia, jangan mencela Ali, dia terlalu cermat di jalan Allah untuk disalahkan.”'''''
Tetapi kata-kata ini tidak cukup, atau mungkin mereka mendengarnya
hanya sedikit, dan kekesalan di antara mereka tetap masih berlanjut.


Sewaktu
:"Sesungguhnya tidak ada yang halal kecuali apa yang telah dihalalkan oleh Allah, Rasul-Nya dan mereka, dan tidak ada yang haram kecuali apa yang telah diharamkan oleh Allah, Rasul-Nya dan mereka."
berada di Makkah, Buraidah melaporkan pada Nabi (صلى الله عليه وآله
وسلم) apa yang Ali (رضى الله عنه) lakukan sewaktu berada di Yaman.
Tetapi beliau diam saja, Buraidah mengulanginya untuk kedua dan ketiga
kali, sehingga Nabi (صلى الله عليه وآله وسلم) berkata, ''“Ya Buraidah! Apakah kamu membenci Ali?”'' Saya menjawab, ''“Ya”'' Beliau berkata, '''''“Janganlah kamu membencinya, karena dia berhak mengambil lebih dari itu dari khumus.”'''''
Kemudian Buraidah tidak lagi membenci Ali (رضى الله عنه) karena Nabi
(صلى الله عليه وآله وسلم) telah melarang untuk membenci Ali (رضى الله
عنه).”


Kekesalan,
:"Tidak ada satu ilmu pun kecuali telah Allah tetapkan dan pindahkan kepada mereka. Maka oleh karena itu janganlah kamu berpaling dari-nya, dan janganlah kamu bersikap sombong dan enggan menerima kepemimpinannya. Karena dialah orang yang akan menunjukkan kepada kebenaran dan mengamalkannya. Allah tidak akan mengampuni orang-orang yang mengingkari wilayah dan kepemimpinannya, dan tidak akan pernah memaafkannya sekali-kali. Sungguh, Allah telah memastikan diri-Nya untuk melakukan itu bagi mereka yang menentang perintah-Nya dalam perkara ini, dan akan menimpakan kepadanya azab yang amat pedih selama-lamanya."
kekecewaan para pasukan terus menerus berlanjut, hingga ibadah haji
selesai. Puncaknya pada saat kembali ke kota Madinah, salah seorang dari
pasukan komplain dengan keras mengenai Ali (رضى الله عنه) kepada Nabi
(صلى الله عليه وآله وسلم) yang membuat wajah beliau langsung berubah. ''“Apakah saya tidak lebih dekat dengan kaum mukminin dibandingkan diri mereka sendiri?”'' kata beliau (صلى الله عليه وآله وسلم); dan ketika orang tersebut membenarkannya, beliau menambahkan : '''''“Barangsiapa yang menganggap saya mawla-nya, maka Ali adalah mawla-nya.”'''''


Berikutnya
:"Dia adalah manusia yang paling utama setelahku. Karena kamilah kemudian Allah turunkan rezeki-Nya (kepada kamu) dan (karena kami juga maka) seluruh makhluk memperoleh kehidupan. Sungguh terkutuk orang yang menentangnya. Ucapanku ini berasal dari Jibril, dan Jibril dari Allah SWT. Karena itu hendaklah setiap jiwa memperhatikan apa yang akan disiapkannya untuk hari esok."
dalam perjalanan ketika mereka berhenti di Ghadir Khum yaitu sebuah
tempat yang terletak di antara kota Makkah dan Madinah. Kira-kira
berjarak 250 km dari kota Makkah (dekat kota Al-Juhfah), yang merupakan
sebuah kolam air di tengah padang pasir, dimana sebagai tempat
persinggahan untuk beristirahat bagi orang-orang yang melakukan
perjalanan menuju ke utara, beliau mengumpulkan semua orang dan
mengambil tangan Ali (رضى الله عنه), kemudian beliau mengulangi apa yang
dikatakannya, '''''“Barangsiapa yang menganggap saya mawla-nya, maka Ali adalah mawla-nya.”''''' Kemudian beliau juga menambahkan dengan do’a : '''''“Ya Allah, jadikan teman orang-orang yang menjadi temannya, dan jadikan musuh orang-orang yang memusuhinya.”''''' Dan keluhan-keluhan terhadap Ali (رضى الله عنه) akhirnya berhenti.


Ibn al-Hashimi, www.ahlelbayt.com
:"Pahamilah ayat-ayat ''muhkamat'' [[Al-Qur'an]], dan janganlah kamu ikuti (secara lahiriyyah) makna ayat-ayat ''mutasyabihat''-nya. Tidak akan ada orang yang bisa menerangkan tafsirnya kepadamu melainkan orang yang aku pegang tangannya, yang aku naikkan dia ke sisiku dan yang aku angkat lengannya. Kini aku umumkan, 'Barangsiapa yang aku sebagai pemimpinnya maka inilah Ali pemimpinnya.' Perintah untuk mengangkatnya sebagai pemimpin ini adalah berasal dari Allah SWT yang telah diturunkan kepadaku. Ingatlah, sungguh aku telah tunaikan (perintah ini). Ingatlah, sungguh aku telah sampaikan. Ingatlah, sungguh aku telah perdengarkan. Ingatlah, sungguh aku telah aku jelaskan."


www.mempelajariislam.esy.es/sejarah-islam/ghadir-khumm/
:"Tidak diperkenankan siapa pun menyandang gelar '''Amirul Mukminin'''" (pemimpin orang-orang yang beriman) sepeninggalku selain dia.' Kemudian Rasulullah saw mengangkatnya tinggi-tinggi, sebegitu tingginya sehingga kakinya sejajar dengan lutut Rasulullah saw.

:Kemudian Rasulullah saw berkata, "Wahai manusia, ini adalah [[Ali bin Abi Thalib|Ali]], saudaraku dan ''washi''-ku, pemelihara ilmuku, '''khalifah'''ku bagi orang yang beriman kepadaku dan wakilku dalam menafsirkan [[Al-Qur'an|Kitab Allah Azza Wajalla]]." Pada riwayat lain disebutkan, "Ya Allah, tolonglah orang yang menolongnya, perangilah orang yang memeranginya, kutuklah orang yang mengingkarinya dan murkailah orang yang mengingkari haknya."


== Ayat Al-Qur'an yang turun kemudian ==
== Ayat Al-Qur'an yang turun kemudian ==
Tidak ada ayat Al Quran yang diturunkan berkaitan dengan peristiwa ini.
Setelah Nabi mengucapkan khutbah tersebut kemudian turun ayat yang berbunyi, ''"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu."'' <ref>''{{Quran-s|Al-Ma'idah|5|3}}''</ref>


== Referensi ==
== Referensi ==
{{reflist}}
{{reflist|Ibn al-Hashimi, www.ahlelbayt.com = }}


[[Kategori:Pidato Nabi]]
[[Kategori:Pidato Nabi]]

Revisi per 30 September 2015 01.32

Teks Khutbah / Pidato ini berasal dari kitab al-Wilayah fi Thurug Ahadits al-Ghadir yang ditulis oleh al-Hafidz Abi Ja'far Muhammad bin Jarir ath-Thabari atau yang lebih dikenal dengan Ibnu Jarir ath-Thabari dengan teks dan sanadnya.

Teks Khutbah

Peristiwa Ghadir Khum ini bermula dari beberapa bulan sebelum haji Wada’, Rasulullah (صلى الله عليه وآله وسلم) telah mengutus Khalid bin Walid (رضى الله عنه) untuk berperang ke negeri Yaman. Khalid (رضى الله عنه) mengalami kemenangan besar dalam peperangan tersebut. Banyak harta rampasan perang yang diperolehnya. Kemudian Khalid (رضى الله عنه) memberitahu Nabi (صلى الله عليه وآله وسلم) tentang kemenangan itu serta banyaknya harta rampasan perang yang dia peroleh. Mendengar kabar tersebut, beliau (صلى الله عليه وآله وسلم) mengutus Ali (رضى الله عنه) untuk mengurus harta khumus (rampasan perang) tersebut dan mengambil seperlima bagian. Hal ini lazim dilakukan karena itu memang merupakan hak bagian Rasulullah (صلى الله عليه وآله وسلم) serta ahlul baitnya. Nabi (صلى الله عليه وآله وسلم) berpesan terhadap Ali (رضى الله عنه) agar dia dan pasukan dari Yaman langsung menuju Makkah, yang jika memang memungkinkan dapat melakukan ibadah haji bersama-sama dengan Rasulullah (صلى الله عليه وآله وسلم) dan kaum muslimin yang lain.

Setelah Ali (رضى الله عنه) sampai di Yaman dibagilah harta rampasan perang itu, 4/5 untuk para mujahidin yang berperang dan 1/5 untuk Nabi (صلى الله عليه وآله وسلم) dan ahlul baitnya. Apa isi 1/5 bagian keluarga Nabi (صلى الله عليه وآله وسلم) itu? Isinya adalah hewan ternak, harta benda dan para tawanan laki-laki maupun perempuan. Harta yang dibawa itu, biasanya oleh Rasulullah (صلى الله عليه وآله وسلم) akan dibagi menjadi lima bagian lagi, yaitu 1/5 untuk Allah dan Nabi, 1/5 untuk kerabat Nabi, 1/5 untuk anak-anak yatim, 1/5 untuk kaum miskin dan 1/5 untuk Ibnu Sabil. Ali (رضى الله عنه) memahami aturan tersebut. Kemudian Ali (رضى الله عنه) mengambil bagian yang menjadi hak kerabat Nabi, yaitu salah satu tawanan perempuan dan menggaulinya. Para Sahabat mengetahui hal itu dan marah kepada Ali (رضى الله عنه), setelah mereka melihat Ali (رضى الله عنه) keluar dari kemahnya sesudah mandi (junub). Bagaimana Ali (رضى الله عنه) bisa berbuat demikian? Mengambil salah satu tawanan perang untuk dirinya, yang mestinya dibagi oleh Rasulullah (صلى الله عليه وآله وسلم) sendiri. Ternyata para sahabat lain tidak merasa puas terhadap tindakan Ali (رضى الله عنه).

Ali (رضى الله عنه) kemudian memilih seorang wakil komandan untuk bertanggung jawab atas seluruh pasukan, sementara dia sendiri ingin segera menjumpai Rasulullah (صلى الله عليه وآله وسلم) di Makkah agar dapat melaksanakan ibadah Haji bersama-sama Rasulullah (صلى الله عليه وآله وسلم). Sebelumnya, Ali (رضى الله عنه) berpesan kepada wakil komandan agar harta khumus yang dibawa harus diserahkan terlebih dahulu kepada Rasulullah (صلى الله عليه وآله وسلم) dengan tanpa disentuh.

Ali (رضى الله عنه) berangkat terlebih dahulu menuju ke Makkah, kemudian pasukan dari Yaman ikut menyusul menuju ke Makkah. Di saat Ali (رضى الله عنه) tidak ada, wakil komandan pasukan dibujuk oleh para tentara untuk meminjamkan kepada masing-masing orang sebuah pakaian ganti ataupun kain yang ada serta hewan unta yang baik untuk mereka kendarai. Perlu diketahui, bahwa harta khumus yang dibawa selain emas, perak, baju-baju besi terdapat juga banyak pakaian, kain dan juga hewan ternak seperti unta, dan lain-lain. Terutama tentang pergantian pakaian mereka sangat memerlukan karena mereka telah meninggalkan rumah hampir selama tiga bulan.

Kemudian, ketika pasukan yang dari Yaman berada tidak jauh dari kota (Makkah), Ali (رضى الله عنه) keluar kota menemui mereka serta merta terkejut melihat perubahan yang terjadi pada diri pasukan. “Saya memberi mereka pakaian serta apa yang dia minta” kata wakil komandan, “Agar penampilan mereka mungkin lebih pantas ketika mereka berbaur dengan orang-orang.” Mereka semua tahu bahwa setiap orang di Makkah saat itu sedang mengenakan baju terbaik mereka untuk menghormati hari besar (ibadah haji dan kurban), dan mereka ingin sekali memperlihatkan penampilan mereka yang terbaik. Tetapi Ali (رضى الله عنه) merasa tidak bisa menyetujui hal itu. Dia memerintahkan mereka untuk memakai kembali pakaian lama dan mengembalikan yang baru ke tempat barang rampasan. Kekecewaan, kekesalan bahkan kebencian yang besar dirasakan oleh seluruh pasukan atas keputusan itu. Sebagian pasukan merasakan gelisah, kecewa dan protes atas keputusan Ali, sehingga setelah memasuki Makkah, Nabi (صلى الله عليه وآله وسلم) mendengar hal itu, hingga kemudian beliau bersabda : “Wahai manusia, jangan mencela Ali, dia terlalu cermat di jalan Allah untuk disalahkan.” Tetapi kata-kata ini tidak cukup, atau mungkin mereka mendengarnya hanya sedikit, dan kekesalan di antara mereka tetap masih berlanjut.

Sewaktu berada di Makkah, Buraidah melaporkan pada Nabi (صلى الله عليه وآله وسلم) apa yang Ali (رضى الله عنه) lakukan sewaktu berada di Yaman. Tetapi beliau diam saja, Buraidah mengulanginya untuk kedua dan ketiga kali, sehingga Nabi (صلى الله عليه وآله وسلم) berkata, “Ya Buraidah! Apakah kamu membenci Ali?” Saya menjawab, “Ya” Beliau berkata, “Janganlah kamu membencinya, karena dia berhak mengambil lebih dari itu dari khumus.” Kemudian Buraidah tidak lagi membenci Ali (رضى الله عنه) karena Nabi (صلى الله عليه وآله وسلم) telah melarang untuk membenci Ali (رضى الله عنه).”

Kekesalan, kekecewaan para pasukan terus menerus berlanjut, hingga ibadah haji selesai. Puncaknya pada saat kembali ke kota Madinah, salah seorang dari pasukan komplain dengan keras mengenai Ali (رضى الله عنه) kepada Nabi (صلى الله عليه وآله وسلم) yang membuat wajah beliau langsung berubah. “Apakah saya tidak lebih dekat dengan kaum mukminin dibandingkan diri mereka sendiri?” kata beliau (صلى الله عليه وآله وسلم); dan ketika orang tersebut membenarkannya, beliau menambahkan : “Barangsiapa yang menganggap saya mawla-nya, maka Ali adalah mawla-nya.”

Berikutnya dalam perjalanan ketika mereka berhenti di Ghadir Khum yaitu sebuah tempat yang terletak di antara kota Makkah dan Madinah. Kira-kira berjarak 250 km dari kota Makkah (dekat kota Al-Juhfah), yang merupakan sebuah kolam air di tengah padang pasir, dimana sebagai tempat persinggahan untuk beristirahat bagi orang-orang yang melakukan perjalanan menuju ke utara, beliau mengumpulkan semua orang dan mengambil tangan Ali (رضى الله عنه), kemudian beliau mengulangi apa yang dikatakannya, “Barangsiapa yang menganggap saya mawla-nya, maka Ali adalah mawla-nya.” Kemudian beliau juga menambahkan dengan do’a : “Ya Allah, jadikan teman orang-orang yang menjadi temannya, dan jadikan musuh orang-orang yang memusuhinya.” Dan keluhan-keluhan terhadap Ali (رضى الله عنه) akhirnya berhenti.

Ibn al-Hashimi, www.ahlelbayt.com

www.mempelajariislam.esy.es/sejarah-islam/ghadir-khumm/

Ayat Al-Qur'an yang turun kemudian

Tidak ada ayat Al Quran yang diturunkan berkaitan dengan peristiwa ini.

Referensi