Lompat ke isi

Kartika Djoemadi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dedeh Sudedeh (bicara | kontrib)
Stub, nanti referensi dilengkapi. Jangan hapus dulu
Tag: tanpa kategori [ * ]
 
Dedeh Sudedeh (bicara | kontrib)
Baris 14: Baris 14:
Pada bulan Agustus tahun 2012, DeeDee bersama dengan Sony Subrata, Alexander Ferry Wijaya dan Alexander Jerry Wijaya mendirikan sebuah wadah berkumpulnya relawan social media untuk membantu Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berkampanye diajang pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Wadah relawan tersebut kemudian dinamakan JASMEV atau Jokowi-Ahok Social Media Volunteers. Hingga akhir masa kampanye, JASMEV berhasil merekrut lebih dari 10.000 relawan yang tersebar diseluruh Indonesia. Gerakan ini menjadi fenomenal karena menjadi awal dimulainya kampanye media sosial yang terorganisir dan menginspirasi banyak kampanye pilkada lainnya, serta menjadi contoh kasus penanganan ''black campaign'' dengan menggerakkan relawan media sosial untuk menjawab.
Pada bulan Agustus tahun 2012, DeeDee bersama dengan Sony Subrata, Alexander Ferry Wijaya dan Alexander Jerry Wijaya mendirikan sebuah wadah berkumpulnya relawan social media untuk membantu Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berkampanye diajang pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Wadah relawan tersebut kemudian dinamakan JASMEV atau Jokowi-Ahok Social Media Volunteers. Hingga akhir masa kampanye, JASMEV berhasil merekrut lebih dari 10.000 relawan yang tersebar diseluruh Indonesia. Gerakan ini menjadi fenomenal karena menjadi awal dimulainya kampanye media sosial yang terorganisir dan menginspirasi banyak kampanye pilkada lainnya, serta menjadi contoh kasus penanganan ''black campaign'' dengan menggerakkan relawan media sosial untuk menjawab.


Setelah Jokowi dan Ahok menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012, JASMEV kemudian di nonaktifkan untuk sementara, hingga pada saat Jokowi mendapatkan mandat untuk menjadi calon Presiden RI dari PDI Perjuangan, maka pada bulan Maret 2014, JASMEV kembali diaktifkan dengan nama "Jokowi Advanced Social Media Volunteers", dan ia kembali ditugaskan untuk mengawal serta mengkoordinir seluruh pasukan relawan social media tersebut hingga jumlahnya mencapai lebih dari 30.000 relawan dari seluruh Indonesia bahkan banyak juga yang berasal dari beberapa negara di dunia.
Setelah Jokowi dan Ahok menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012, JASMEV kemudian di nonaktifkan untuk sementara, hingga pada saat Jokowi mendapatkan mandat untuk menjadi calon Presiden RI dari PDI Perjuangan, maka pada bulan Maret 2014, JASMEV kembali diaktifkan dengan nama "Jokowi Advanced Social Media Volunteers", dan ia kembali ditugaskan untuk mengawal serta mengkoordinir seluruh pasukan relawan social media tersebut hingga jumlahnya mencapai lebih dari 30.000 relawan dari seluruh Indonesia bahkan banyak juga yang berasal dari beberapa negara di dunia.<ref>[http://www.pemilu.com/berita/2015/01/jasmev-tak-minat-jadi-parpol/ ''Jasmev Tak Minat Jadi Parpol''] dari Tempo </ref>
{{biografi-stub}}
{{biografi-stub}}

Revisi per 14 November 2015 16.09

Kartika Djoemadi atau dikenal juga dengan nama lengkapnya, Dyah Kartika Rini Djoemadi, atau nama panggilan DeeDee, lahir tanggal 21 April adalah pengusaha, penggerak relawan, dan pembicara di berbagai pelatihan dan media massa. Ia terkenal karena menjadi salah satu pendiri Jasmev.

Masa kecil dan pendidikan

adalah putri dari Sri Ngadiyah Achmadi yang berasal Semarang, Jawa Tengah, dan Djoemadi Poerwosoemarto yang berasal Surakarta, Jawa Tengah. Ayahnya adalah seorang perwira tinggi angkatan darat dari kesatuan Zeni, yang pernah berdinas sebagai Guru Militer di Sekolah Militer milik Angkatan Darat yang bernama Pusat Pendidikan Zeni Angkatan Darat pada tahun 1985.

Kartika Djoemadi atau menyelesaikan Pendidikan Sarjana di bidang Manajemen Pemasaran, Fakultas Ekonomi (kini menjadi Fakultas Ekonomi dan Bisnis), Universitas Indonesia, dan Pendidikan Pascasarjana di bidang Komunikasi dari Program Pascasarjana Manajemen Komunikasi, Universitas Indonesia.

Karir profesional

Karir pertamanya dimulai pada saat masih berkuliah di Universitas Indonesia dengan bekerja sebagai profesional di Perusahaan Oil dan Gas Schlumberger, kemudian dilanjutkan di perusahaan peralatan listrik Schneider serta perusahaan peralatan penerbangan udara bernama IG Technologies hingga lulus menjadi Sarjana Ekonomi. Kemudian ditahun 1999, ia mendirikan perusahaan Property Developer bersama beberapa sahabat dimasa kuliahnya, dan membangun beberapa kompleks perumahan di wilayah Jabodetabek. Karena mempunyai perusahaan di bidang properti, maka ia ikut aktif menjadi pengurus di beberapa organisasi profesi seperti Real Estate Indonesia (REI), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Junior Chamber Internasional Indonesia (JCI Indonesia), Lembaga Pengusaha Pemuda Pancasila (LPPP) dan Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin Indonesia).

Pada tahun 2005, Kartika Djoemadi mendirikan perusahaan konsultan komunikasi bersama beberapa sahabatnya dan mengerjakan banyak pekerjaan "Public Advocacy" untuk perusahaan swasta dan nasional. Karirnya di organisasi juga semakin berkembang hingga menjadi Chapter President DKI Jakarta, Junior Chamber International Indonesia (JCI Indonesia) pada tahun 2007, Ketua Kompartemen BPP Hipmi tahun 2008, Ketua Komite Tetap Kadin Indonesia tahun 2010 dan Wakil Sekretaris Jenderal Real Estate Indonesia tahun 2013 hingga saat ini.

Memulai gerakan relawan

Pada bulan Agustus tahun 2012, DeeDee bersama dengan Sony Subrata, Alexander Ferry Wijaya dan Alexander Jerry Wijaya mendirikan sebuah wadah berkumpulnya relawan social media untuk membantu Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok berkampanye diajang pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Wadah relawan tersebut kemudian dinamakan JASMEV atau Jokowi-Ahok Social Media Volunteers. Hingga akhir masa kampanye, JASMEV berhasil merekrut lebih dari 10.000 relawan yang tersebar diseluruh Indonesia. Gerakan ini menjadi fenomenal karena menjadi awal dimulainya kampanye media sosial yang terorganisir dan menginspirasi banyak kampanye pilkada lainnya, serta menjadi contoh kasus penanganan black campaign dengan menggerakkan relawan media sosial untuk menjawab.

Setelah Jokowi dan Ahok menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012, JASMEV kemudian di nonaktifkan untuk sementara, hingga pada saat Jokowi mendapatkan mandat untuk menjadi calon Presiden RI dari PDI Perjuangan, maka pada bulan Maret 2014, JASMEV kembali diaktifkan dengan nama "Jokowi Advanced Social Media Volunteers", dan ia kembali ditugaskan untuk mengawal serta mengkoordinir seluruh pasukan relawan social media tersebut hingga jumlahnya mencapai lebih dari 30.000 relawan dari seluruh Indonesia bahkan banyak juga yang berasal dari beberapa negara di dunia.[1]

  1. ^ Jasmev Tak Minat Jadi Parpol dari Tempo