Lompat ke isi

Oen Giok Khouw: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 11: Baris 11:
Mulai dari akhir abad ke-19, O. G. Khouw lebih banyak menghabiskan waktunya antara [[Amsterdam]], daerah Riviera di [[Perancis]] dan [[Switzerland]]. Keberhasilannya di tahun 1908 untuk mendapatkan kewarganegaraan Belanda sempat membuat heboh masyarakat Eropa dan Tionghoa di Hindia Belanda. Sewaktu [[Perang Dunia Pertama]], ia menyokong dana untuk Sekutu. Khouw juga sempat diterima oleh [[Ratu Wilhelmina]] sebagai wakil masyarakat Tionghoa di Hindia Belanda.
Mulai dari akhir abad ke-19, O. G. Khouw lebih banyak menghabiskan waktunya antara [[Amsterdam]], daerah Riviera di [[Perancis]] dan [[Switzerland]]. Keberhasilannya di tahun 1908 untuk mendapatkan kewarganegaraan Belanda sempat membuat heboh masyarakat Eropa dan Tionghoa di Hindia Belanda. Sewaktu [[Perang Dunia Pertama]], ia menyokong dana untuk Sekutu. Khouw juga sempat diterima oleh [[Ratu Wilhelmina]] sebagai wakil masyarakat Tionghoa di Hindia Belanda.


Khouw wafat di Ragaz, Switzerland pada tahun 1927, dan meninggalkan jandanya, Lim Sha Nio, tanpa keturunan. Sebelum meninggal, pasangan suami istri O. G. Khouw membangun mausoleum mewah di Petamburan dengan biaya f. 500.000. (kira-kira US$250.000) Menurut surat kabar [[Sin Po]], ini lebih mewah dan mahal dari makam milyader [[Amerika Serikat|Amerika]], [[John D. Rockefeller]].
Khouw wafat di Ragaz, Switzerland pada tahun 1927, dan meninggalkan jandanya, Lim Sha Nio. Isterinya membangun mausoleum batu granit hitam, kristal marmer menggunakan jasa arsitek Italia G.Racina bangunan setinggi 15 meter , dengan tulisan di batu nisan dipersembahkan untuk suaminya O. G. Khouw di Jati Petamburan dengan menghabiskan biaya menurut koran Utrechtsch Nieuwsblad 24 September 1932 yaitu biaya sebesar f. 500.000. (kira-kira US$250.000) Menurut surat kabar [[Sin Po]], ini lebih mewah dan mahal dari makam milyader [[Amerika Serikat|Amerika]] [[John D. Rockefeller|saat itu yaitu John D. Rockefeller]].


== Narasumber ==
== Narasumber ==

Revisi per 16 November 2015 19.41

Oen Giok Khouw (Batavia, 1874 - Ragaz, Switzerland, 1927), atau juga dikenal sebagai O. G. Khouw, adalah seorang tuan tanah dan dermawan keturunan Peranakan Tionghoa dan berwarga negara Belanda. Ia dikenang sekarang karena mausoleumnya yang mewah di Petamburan.

Titisan

Lahir di Batavia pada tahun 1874, Khouw Oen Giok Sia adalah anggota keluarga tuan tanah Khouw van Tamboen. Ia adalah putra baba bangsawan Khouw Tjeng Kie, Luitenant der Chinezen; cucu juragan Betawi, Khouw Tian Sek; dan cicit hartawan besar akhir abad ke-18, Khouw Tjoen. Sebagai anak seorang Opsir Tionghoa, ia bergelar "Sia" sejak lahir. Ia mempunyai dua saudara laki-laki, Khouw Oen Kiam Sia dan Khouw Oen Hoei Sia. Sepupunya dari cabang Candra Naya antara lain adalah Khouw Yauw Kie, Kapitein der Chinezen dan Khouw Kim An, Majoor der Chinezen.

Riwayat hidup

O. G. Khouw mendapat pendidikan Belanda sejak kecil, dan adalah bagian generasi pertama Cabang Atas Peranakan di pulau Jawa yang berpendidikan serta berwatak barat. Ia besar di salah satu dari tiga rumah baba bangsawan milik keluarga Khouw van Tamboen di Molenvliet, yang nantinya akan menjadi Kedutaan Besar RRT. Setelah dewasa, ia bertempat tinggal di Jalan Pintu Besi.

Keluarga Khouw adalah tuan tanah besar yang memiliki tanah partikelir Tamboen, sekarang dibagi menjadi Tambun Utara dan Tambun Selatan di Bekasi, serta Lubang Buaya di Jakarta Timur. Pusat tanah partikelir mereka adalah Landhuis Tamboen, yang kini menjadi Gedung Juang Tambun. Pengurusan tanah partikelir paling banyak dilakukan oleh adik O. G. Khouw, yaitu Khouw Oen Hoei Sia.

Mulai dari akhir abad ke-19, O. G. Khouw lebih banyak menghabiskan waktunya antara Amsterdam, daerah Riviera di Perancis dan Switzerland. Keberhasilannya di tahun 1908 untuk mendapatkan kewarganegaraan Belanda sempat membuat heboh masyarakat Eropa dan Tionghoa di Hindia Belanda. Sewaktu Perang Dunia Pertama, ia menyokong dana untuk Sekutu. Khouw juga sempat diterima oleh Ratu Wilhelmina sebagai wakil masyarakat Tionghoa di Hindia Belanda.

Khouw wafat di Ragaz, Switzerland pada tahun 1927, dan meninggalkan jandanya, Lim Sha Nio. Isterinya membangun mausoleum batu granit hitam, kristal marmer menggunakan jasa arsitek Italia G.Racina bangunan setinggi 15 meter , dengan tulisan di batu nisan dipersembahkan untuk suaminya O. G. Khouw di Jati Petamburan dengan menghabiskan biaya menurut koran Utrechtsch Nieuwsblad 24 September 1932 yaitu biaya sebesar f. 500.000. (kira-kira US$250.000) Menurut surat kabar Sin Po, ini lebih mewah dan mahal dari makam milyader Amerika saat itu yaitu John D. Rockefeller.

Narasumber

  • Erkelens, Monique., The decline of the Chinese Council of Batavia: the Loss of Prestige and Authority of the Traditional Elite amongst the Chinese Community from the End of the Nineteenth Century until 1942., Leiden University., 2013
  • Rahzen, Taufik., Kronik kebangkitan Indonesia: 1908-1912., I:boekoe., 2008 (ISBN: 9791436096)
  • Setyautama, Sam., Tokoh-tokoh etnis Tionghoa di Indonesia., Kepustakaan Populer Gramedia., 2008 (ISBN: 9799101255)
  • Sugiastuti, Natasya Yunita., Tradisi hukum Cina: negara dan masyarakat: studi mengenai peristiwa-peristiwa hukum di Pulau Jawa zaman kolonial, 1870-1942., Universitas Indonesia., 2003 (ISBN: 9793115114)
  • Wright, Arnold., Twentieth Century Impressions of Netherlands India: Its History, People, Commerce, Industries and Resources., Lloyd's Greater Britain Pub. Co., 1909