Lompat ke isi

Dasawarsa Nanjing: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 15: Baris 15:


Nanjing memiliki arti penting simbolis dan strategis. Dinasti Ming telah menjadikan Nanjing sebagai ibu kota, republik telah didirikan di sana pada tahun 1912, dan pemerintahan sementara [[Sun Yat-sen]] pernah berada di sana. Jenazah Sun dibawa dan ditempatkan di [[Monumen Sun Yat-sen|mausoleum agung]] untuk memperkuat legitimasi Chiang. Chiang lahir di provinsi tetangga dan wilayah keseluruhannya memiliki dukungan rakyat yang kuat baginya.
Nanjing memiliki arti penting simbolis dan strategis. Dinasti Ming telah menjadikan Nanjing sebagai ibu kota, republik telah didirikan di sana pada tahun 1912, dan pemerintahan sementara [[Sun Yat-sen]] pernah berada di sana. Jenazah Sun dibawa dan ditempatkan di [[Monumen Sun Yat-sen|mausoleum agung]] untuk memperkuat legitimasi Chiang. Chiang lahir di provinsi tetangga dan wilayah keseluruhannya memiliki dukungan rakyat yang kuat baginya.



Dekade Nanjing ditandai dengan kemajuan dan frustrasi. Periode itu jauh lebih stabil daripada era [[panglima perang]] sebelumnya. Terdapat stabilitas yang cukup untuk memungkinkan pertumbuhan ekonomi dan dimulainya proyek-proyek pemerintah yang ambisius, beberapa di antaranya diambil lagi oleh pemerintah baru Republik Rakyat Tiongkok setelah tahun 1949.
Dekade Nanjing ditandai dengan kemajuan dan frustrasi. Periode itu jauh lebih stabil daripada era [[panglima perang]] sebelumnya. Terdapat stabilitas yang cukup untuk memungkinkan pertumbuhan ekonomi dan dimulainya proyek-proyek pemerintah yang ambisius, beberapa di antaranya diambil lagi oleh pemerintah baru Republik Rakyat Tiongkok setelah tahun 1949.

Revisi per 27 November 2015 07.12

Dekade Nanjing (disebut juga Dekade Nanking, Hanzi: 南京十年; Pinyin: Nánjīng shí nián atau Dekade Keemasan, Hanzi: 黃金十年; Pinyin: Huángjīn shí nián) adalah nama informal untuk dekade dari tahun 1927 (atau 1928) sampai 1937 dalam sejarah Republik Tiongkok. Dekade ini dimulai ketika Generalissimo Chiang Kai-shek dari kelompok Nasionalis merebut Nanjing dari panglima perang Sun Chuanfang dari kelompok Zhili (Hanzi: 直(隸)系軍閥; Pinyin: Zhí (Lì) Xì Jūn Fá), dalam setengah perjalanan Ekspedisi Utara pada tahun 1927. Chiang medeklarasikan Nanjing sebagai ibu kota negara meskipun sayap kiri pemerintahan Nasionalis berada di Wuhan. Faksi Wuhan menyerah dan Ekspedisi Utara terus berlanjut sampai pemerintahan Beiyang di Beijing dikalahkan pada tahun 1928. Dekade ini berakhir dengan terjadinya invasi Jepang yakni pecahnya Perang Tiongkok-Jepang Kedua pada tahun 1937 dan mundurnya pemerintahan nasional dari Nanjing.[1]

Nanjing memiliki arti penting simbolis dan strategis. Dinasti Ming telah menjadikan Nanjing sebagai ibu kota, republik telah didirikan di sana pada tahun 1912, dan pemerintahan sementara Sun Yat-sen pernah berada di sana. Jenazah Sun dibawa dan ditempatkan di mausoleum agung untuk memperkuat legitimasi Chiang. Chiang lahir di provinsi tetangga dan wilayah keseluruhannya memiliki dukungan rakyat yang kuat baginya.

Dekade Nanjing ditandai dengan kemajuan dan frustrasi. Periode itu jauh lebih stabil daripada era panglima perang sebelumnya. Terdapat stabilitas yang cukup untuk memungkinkan pertumbuhan ekonomi dan dimulainya proyek-proyek pemerintah yang ambisius, beberapa di antaranya diambil lagi oleh pemerintah baru Republik Rakyat Tiongkok setelah tahun 1949.


Referensi

  1. ^ Zarrow, Peter (2005). China in War and Revolution, 1895-1949 (dalam bahasa Bahasa Inggris). Abingdon, Oxon: Routledge. hlm. 248. ISBN 0-415-36447-7.