Lompat ke isi

Dharmacakra: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Dharmacakra_flag_(Thailand).svg|right|180px|thumb|Dharmacakra]]
[[Berkas:Dharmacakra_flag_(Thailand).svg|right|180px|thumb|Dharmacakra]]


'''Dharmacakra''' ([[Pali]] ''dhammacakka''; "Roda [[Dharma]]") merupakan salah satu ajaran [[Buddha]].<ref name="hasan"> {{cite book|title=Ensiklopedi Indonesia|author=Hassan Sadhily|publisher=Ichtiar Baru-Van Hoeve|location=Jakarta|page=807}} </ref> Dharmacakra mengajarkan bahwa kebenaran itu seperti lingkaran atau roda dari sebab dan akibat.<ref name="hasan"/> Artinya, sebab yang satu timbul dari sebab yang lainnya.<ref name="hasan"/> Dharmacakra disebut juga Catur Arya dan [[Bhawa Cakra]].<ref name="hasan"/> Ini merupakan ajaran pokok Buddha.<ref name="hasan"/> Memutarkan roda dharmacaraka berarti memutarkan roda sebab-akibat.<ref name="hasan"/> Ajaran ini termasuk dalam ajaran pertama Buddha ketika menyebarkan dharmanya. [[Catur Arya]] mengandung empat ajaran luhur : Hidup adalah [[penderitaan]], penderitaan berasal dari suatu sebab, sebab penderitaan dapat dimusnahkan, ada jalan untuk melenyapkan sebab-sebab penderitaan.<ref name="hasan"/> Hukum roda kebenaran ini disebut hukum Pratica Samuppada.<ref name="hasan"/> Hidup saat ini adalah akibat dari masa lalu.<ref name="hasan"/> Sementara hidup sekarang ini akan menjadi sebab bagi kehidupan yang akan datang.<ref name="hasan"/> Munculnya ajaran ini dihubungkan dengan peristiwa pemutaran Roda Dharma yang dilakukan oleh Buddha.<ref name="ensiklopedi"> {{cite book|title=Ensiklopedi Nasional Indonesia|publisher=Cipta Adi Pusaka|author=Anonym|location=Jakarta|year=1989}} </ref> Paling tidak 3 kali Buddha memutar Roda Dharma, yaitu ketika ajaran Buddha dijadikan dasar untuk aliran Hinayana, saat ajaran Mahayana mulai dikembangkan, dan sewaktu ajaran Tantrayana mulai disebarluaskan.<ref name="ensiklopedi"/>
'''Dharmacakra''' ([[Pali]] ''dhammacakka''; "Roda [[Dharma]]") adalah salah satu dari [[Astamangala]] dalam agama [[Buddha]]. Dharmacakra mengajarkan bahwa kebenaran itu seperti lingkaran atau roda dari sebab dan akibat.<ref name="hasan"> {{cite book|title=Ensiklopedi Indonesia|author=Hassan Sadhily|publisher=Ichtiar Baru-Van Hoeve|location=Jakarta|page=807}}</ref> Artinya, sebab yang satu timbul dari sebab yang lainnya.<ref name="hasan"/> Dharmacakra disebut juga Catur Arya dan [[Bhawa Cakra]].<ref name="hasan"/> Ini merupakan ajaran pokok Buddha.<ref name="hasan"/> Memutarkan roda dharmacaraka berarti memutarkan roda sebab-akibat.<ref name="hasan"/> Ajaran ini termasuk dalam ajaran pertama Buddha ketika menyebarkan dharmanya. [[Catur Arya]] mengandung empat ajaran luhur : Hidup adalah [[penderitaan]], penderitaan berasal dari suatu sebab, sebab penderitaan dapat dimusnahkan, ada jalan untuk melenyapkan sebab-sebab penderitaan.<ref name="hasan"/> Hukum roda kebenaran ini disebut hukum Pratica Samuppada.<ref name="hasan"/> Hidup saat ini adalah akibat dari masa lalu.<ref name="hasan"/> Sementara hidup sekarang ini akan menjadi sebab bagi kehidupan yang akan datang.<ref name="hasan"/> Munculnya ajaran ini dihubungkan dengan peristiwa pemutaran Roda Dharma yang dilakukan oleh Buddha.<ref name="ensiklopedi"> {{cite book|title=Ensiklopedi Nasional Indonesia|publisher=Cipta Adi Pusaka|author=Anonym|location=Jakarta|year=1989}} </ref> Paling tidak 3 kali Buddha memutar Roda Dharma, yaitu ketika ajaran Buddha dijadikan dasar untuk aliran Hinayana, saat ajaran Mahayana mulai dikembangkan, dan sewaktu ajaran Tantrayana mulai disebarluaskan.<ref name="ensiklopedi"/>


==Rujukan==
==Rujukan==

Revisi per 6 Desember 2015 14.01

Dharmacakra

Dharmacakra (Pali dhammacakka; "Roda Dharma") adalah salah satu dari Astamangala dalam agama Buddha. Dharmacakra mengajarkan bahwa kebenaran itu seperti lingkaran atau roda dari sebab dan akibat.[1] Artinya, sebab yang satu timbul dari sebab yang lainnya.[1] Dharmacakra disebut juga Catur Arya dan Bhawa Cakra.[1] Ini merupakan ajaran pokok Buddha.[1] Memutarkan roda dharmacaraka berarti memutarkan roda sebab-akibat.[1] Ajaran ini termasuk dalam ajaran pertama Buddha ketika menyebarkan dharmanya. Catur Arya mengandung empat ajaran luhur : Hidup adalah penderitaan, penderitaan berasal dari suatu sebab, sebab penderitaan dapat dimusnahkan, ada jalan untuk melenyapkan sebab-sebab penderitaan.[1] Hukum roda kebenaran ini disebut hukum Pratica Samuppada.[1] Hidup saat ini adalah akibat dari masa lalu.[1] Sementara hidup sekarang ini akan menjadi sebab bagi kehidupan yang akan datang.[1] Munculnya ajaran ini dihubungkan dengan peristiwa pemutaran Roda Dharma yang dilakukan oleh Buddha.[2] Paling tidak 3 kali Buddha memutar Roda Dharma, yaitu ketika ajaran Buddha dijadikan dasar untuk aliran Hinayana, saat ajaran Mahayana mulai dikembangkan, dan sewaktu ajaran Tantrayana mulai disebarluaskan.[2]

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g h i Hassan Sadhily. Ensiklopedi Indonesia. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve. hlm. 807. 
  2. ^ a b Anonym (1989). Ensiklopedi Nasional Indonesia. Jakarta: Cipta Adi Pusaka.