Lompat ke isi

Konstans: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Jameslibra07 (bicara | kontrib)
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Constans"
Jameslibra07 (bicara | kontrib)
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Constans"
Baris 1: Baris 1:
'''Konstans''' ({{Templat:Lang-la|Flavius Iulius Constans Augustus}};<ref name="Jones, pg. 220">Jones, p. 220</ref> c. 323<ref name="Jones, pg. 220">Jones, p. 220</ref><ref>Victor, 41:23</ref> – 350) adalah kaisar Romawi dari 337 hingga 350. Ia mengalahkan saudaranya, Konstaninus II pada 340. Karena kemarahan pasukan kekaisaran terhadap cara hidupnya, Magnentius, jenderal pasukan Romawi memberontak yang berujung pada pembunuhan Konstans pada 350.
'''Konstans''' ([[Bahasa Latin|Latin]]&#x3A;<span contenteditable="false"> </span><span contenteditable="false" lang="la">''Flavius Iulius Constans Augustus''</span>;<ref name="Jones, pg. 220">Jones, p. 220</ref> c. 323<ref name="Jones, pg. 220">Jones, p. 220</ref><ref>Victor, 41:23</ref> – 350) adalah kaisar Romawi mulai tahun 337 hingga 350. Ia mengalahkan kakaknya Konstantinus II pada 340. Akan tetapi, salah satu jenderalnya, Magnentius memberontak lalu membunuhnya pada 350.



== Karir ==
== Karir ==
<span class="cx-segment" data-segmentid="91"></span>Konstans adalah anak termuda dari Konstantinus Agung dan Fausta, istri kedua ayahnya. Ia belajar di pengadilan ayahnya di Konstantinopel dalam bimbingan penyair dan ahli hukum Aemilius Magnus Arborius.
Konstans adalah anak ketiga dan termuda dari [[Konstantinus I|Konstantinus Agung]] dan Fausta, istri kedua ayahnya.<ref name="ReferenceA">DiMaio, ''Constans I (337–350 A.D.''</ref> Ia dididik di pengadilan ayahnya di Konstantinopel under the tutelage of the poet Aemilius Magnus Arborius.<ref name="Jones, pg. 220">Jones, p. 220</ref>

Pada 25 Desember 333, Konstantinus I mengangkat Konstans pada tingkat ''Caesar'' di Konstantinopel.<ref name="Jones, pg. 220">Jones, p. 220</ref> Konstans kemudian ditunangkan dengan Olympias, putri dari Prefektus Pretorian Ablabius, tetapi tidak pernah terjadi pernikahan.<ref name="ReferenceA">DiMaio, ''Constans I (337–350 A.D.''</ref> Setelah kematian Konstantinus I pada 337, Konstans dan kedua saudaranya, Konstantinus II dan Konstantius I membagi kekaisaran untuk masing-masing mereka<ref name="Eutropius, 10:9">Eutropius, 10:9</ref> dan membasmi kerabat-kerabat yang berpotensi mengklaim Tahta Romawi.<ref name="Victor, 41:20">Victor, 41:20</ref> Para pasukan lalu mengakui mereka sebagai ''Augusti''.<ref name="Jones, pg. 220">Jones, p. 220</ref> Hampir bersamaan, Konstans berhadapan dengan invasi kaum Sarmatia pada akhir tahun 337, yang mana ia memperoleh kemenangan gemilang.<ref name="ReferenceA">DiMaio, ''Constans I (337–350 A.D.''</ref>
[[Berkas:Impero_Romano_da_maggio_a_settembre_337.png|left|thumb|Pembagian Kekaisaran Romawi dari kiri ke kanan, wilayah Konstantinus II, Konstans, Dalmatius, dan Konstantius II. Setelah kematian ayah mereka (Mei 337), ini adalah tatanan resmi kekaisaran hingga Dalmatius dibunuh dan wilayahnya dibagi antara Konstans dan Konstantius.]]
Konstans sebenarnya berada di bawah perwalian dari Konstantinus II.<ref name="Canduci, pg. 130">Canduci, pg. 130</ref> Konstans lalu ditempatkan sebagai kepala prefektur Italia dan Afrika.<ref name="Canduci, pg. 130">Canduci, pg. 130</ref> Konstans tidak senang akan pembagian ini, sehingga ia mengadakan pertemuan dengan saudara-saudaranya di Viminacium pada 338 untuk menyelesaikan masalah ini.<ref name="Canduci, pg. 130">Canduci, pg. 130</ref> Konstans berhasil memperoleh Prefektur Illyricum dan Keuskupan Thracia, provinsi yang seharusnya dipimpin Dalmatius seperti wasiat Konstantinus I.<ref name="Victor, 41:20">Victor, 41:20</ref> Konstantinus II kemudian memprotes akan hal ini karena ia tidak menerima luas wilayah yang merupakan haknya sebagai anak tertua.<ref name="Gibbon, Ch. 18">Gibbon, Ch. 18</ref>

Kecewa bahwa Konstans menguasai Thracia dan Makedonia setelah kematian Dalmatius, Konstantinus II meminta Konstans memberikan wilayah Afrika, yang mana ia setuju untuk memberikannya untuk menjaga perdamaian sementara.<ref name="Gibbon, Ch. 18">Gibbon, Ch. 18</ref><ref name="Victor, 41:21">Victor, 41:21</ref> Meskipun begitu, dengan segera, mereka berdua mulai berdebat mengenai wilayah mana yang masuk Kartago (Konstantinus) dan Italia (Konstans).<ref>Zosimus, 2:41-42</ref> Hal ini menciptakan ketegangan di antara mereka, yang mana Konstans telah dewasa, tetapi Konstantinus menolak untuk melepas perwaliannya.<ref name="Victor, 41:21">Victor, 41:21</ref> Konstans, yang pada waktu itu berada di Dacia, merekrut pasukannya dari kaum Illyria untuk bergabung bersamanya.<ref name="Gibbon, Ch. 18">Gibbon, Ch. 18</ref> Konstantinus kemudian terjebak di Aquileia, di mana ia gugur, mewariskan Konstans semua wilayah miliknya yaitu Hispania (Spanyol), Britania (Inggris), dan Gaul (Perancis).<ref name="Eutropius, 10:9">Eutropius, 10:9</ref>
[[Berkas:146_Constans.jpg|left|thumb|Sekeping koin perunggu bergambar Konstans]]
Konstans memulai masa jabatannya dengan bersemangat.<ref name="Eutropius, 10:9">Eutropius, 10:9</ref> Pada tahun 341-342, ia berhasil mengalahkan kaum Frank (Perancis), dan pada awal tahun 343, ia mengunjungi Britania.<ref name="ReferenceA">DiMaio, ''Constans I (337–350 A.D.''</ref> Juru bicara dari kunjungan ini, Julius Firmicus Maternus, tidak menunjukkan alasan, tetapi bergerak cepat dalam menghadapi bahaya melintasi Selat Inggris pada saat musim dingin, sebagai respons terhadap darurat militer menghadapi kaum Pikts dan Skots.<ref name="ReferenceA">DiMaio, ''Constans I (337–350 A.D.''</ref>

Mengenai keagamaan, Konstans sangat toleran terhadap umat Yahudi, mengesahkan ediktus (undang-undang) yang melarang persembahan Paganisme pada tahun 341.<ref name="ReferenceA">DiMaio, ''Constans I (337–350 A.D.''</ref> Ia menekan Donatisme di Afrika dan mendukung kaum ortodoks Nicaea melawan Arianisme, seperti yang dilakukan saudaranya, Konstantius,<ref>Socrates Scholasticus, ''Church History'', book 2, chapter 20.</ref> yang sebelumnya gagal,<ref>Catholic Encyclopedia, 1930, Patrick J. Healy, Sardica</ref> dan pada tahun 346, kedua kaisar berada pada titik untuk berseteru tentang masalah ini.<ref name="Canduci, pg. 131">Canduci, pg. 131</ref> Konflik ini terselesaikan setelah ada persetujuan interim yang mengizinkan setiap kaisar untuk mendukung gereja yang berada dalam lingkup pengaruhnya.<ref name="Canduci, pg. 131">Canduci, pg. 131</ref>

Penulis Sejarah, Eutropius, mengatakan bahwa ia "dalam masalah besar" karena ia homoseksual; dan Aurelius Victor mengatakan bahwa ia terjebak dalam skandal dengan "tawanan barbar yang tampan". <ref name="ReferenceA">DiMaio, ''Constans I (337–350 A.D.''</ref><ref name="Canduci, pg. 131">Canduci, pg. 131</ref> Selain itu, Konstans juga mendukung dekret bersama Konstantius II yang mengatur bahwa pernikahan berdasarkan jenis kelamin buatan seharusnya dihukum berat. <ref>Boswell, ''Christianity, Social Tolerance and Homosexualit'', 1980</ref> Mungkin Konstans tidak mengesahkan peraturan ini atas dasar keinginannya, tetapi lebih untuk menutupi perbuatannya yang tidak senonoh dari hadapan umum.

== Kematian ==
Pada tahun-tahun akhir pemerintahannya, Konstans berkembang menjadi pemimpin yang kejam dan semena-mena.<ref>Zosimus, 2:42</ref> Dipengaruhi oleh orang kepercayaannya, dan terlalu memihak pada pengawal-pengawal pribadinya, ia kehilangan dukungan legiun.<ref name="Gibbon, Ch. 18">Gibbon, Ch. 18</ref> Pada tahun 350, Jenderal Magnentius mengumumkan dirinya sebagai kaisar di Augustodunum dengan dukungan pasukan di Rhine, kemudian provinsi-provinsi di barat kekaisaran.<ref>Eutropius, 10:9:4</ref> Konstans sedang bersenang-senang ketika mengetahui tentang diangkatnya Magnentius.<ref name="Gibbon, Ch. 18">Gibbon, Ch. 18</ref> Karena kehilangan dukungan kaum bangsawan,<ref name="Gibbon, Ch. 18">Gibbon, Ch. 18</ref> ia diasingkan dari kekaisaran. Ketika ia sedang menuju Spanyol dan Italia, pendukung Magnentius mengepungnya di markas di Vicus Helena (sekarang Elne) di Pegunungan Pirenia, barat daya dari Gaul,<ref>Victor, 41:21:23</ref> di mana ia dibunuh setelah bersemadi di kuil.<ref name="Canduci, pg. 131">Canduci, pg. 131</ref>

== Lihat juga ==
* Itineraries of the Roman emperors, 337–361

== Sumber ==

=== Sumber Utama ===
* Zosimus, ''Historia Nova'', Book 2 [http://www.tertullian.org/fathers/zosimus02_book2.htm Historia Nova]
* Aurelius Victor, [http://www.roman-emperors.org/epitome.htm Epitome de Caesaribus]
* Eutropius, [http://www.forumromanum.org/literature/eutropius/trans10 Breviarium ab urbe condita]


=== Sumber Lain ===
<span class="cx-segment" data-segmentid="98"></span>Pada 25 Desember 333, Konstantinus I mengangkat Konstans menjadi ''caesar'' di Konstantinopel. Konstans lalu ditunangkan dengan Olympias, anak perempuan dari Ablabius, Prefek Praetoria. Sayangya, pernikahan keduanya tidak pernah terjadi. Setelah kematian Konstantinus pada 337, Konstans dan kedua saudaranya, Konstantinus II dan Konstantius II membagi Romawi untuk masing-masing. Mereka menyingkirkan semua kerabat yang berpotensi merebut tahta Romawi. Pasukan Romawi lalu mengangkat mereka sebagai Augusti pada 9 September 337. Tak lama kemudian, Konstans harus berhadapan dengan invasi Sarmatia pada akhir 337, dimana ia memperoleh kemenangan yang gemilang.
* DiMaio, Michael; Frakes, Robert, [http://www.roman-emperors.org/consi.htm ''Constans I (337–350 A.D.)''], in ''De Imperatoribus Romanis'' (D.I.R.), An Online Encyclopedia of Roman Emperors
[[Berkas:Impero_Romano_da_maggio_a_settembre_337.png|left|thumb|Pembagian Kekaisaran Romawi. Dari kiri ke kanan, teritori Konstantinus II, Konstans, Dalmatius, dan Konstantius II. Setelah kematian Konstantinus Agung (337), ini adalah pembagian resmi kekaisaran, hingga Dalmatius dibunuh dan daerahnya dilebur dalam teritori Konstans dan Konstantius.]]
* Jones, A.H.M., Martindale, J.R. ''The Prosopography of the Later Roman Empire, Vol. I: AD260-395'', Cambridge University Press, 1971
* {{Templat:Citation|last = Canduci|first = Alexander|title = Triumph & Tragedy: The Rise and Fall of Rome's Immortal Emperors|publisher = Pier 9|year = 2010|isbn = 978-1-74196-598-8}}
* Gibbon. Edward ''Decline & Fall of the Roman Empire'' (1888)


== References ==
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{Reflist}}
[[Kategori:Kelahiran 320]]
[[Kategori:Kelahiran 320]]

Revisi per 16 Desember 2015 11.12

Konstans (Latin: Flavius Iulius Constans Augustus;[1] c. 323[1][2] – 350) adalah kaisar Romawi mulai tahun 337 hingga 350. Ia mengalahkan kakaknya Konstantinus II pada 340. Akan tetapi, salah satu jenderalnya, Magnentius memberontak lalu membunuhnya pada 350.


Karir

Konstans adalah anak ketiga dan termuda dari Konstantinus Agung dan Fausta, istri kedua ayahnya.[3] Ia dididik di pengadilan ayahnya di Konstantinopel under the tutelage of the poet Aemilius Magnus Arborius.[1]

Pada 25 Desember 333, Konstantinus I mengangkat Konstans pada tingkat Caesar di Konstantinopel.[1] Konstans kemudian ditunangkan dengan Olympias, putri dari Prefektus Pretorian Ablabius, tetapi tidak pernah terjadi pernikahan.[3] Setelah kematian Konstantinus I pada 337, Konstans dan kedua saudaranya, Konstantinus II dan Konstantius I membagi kekaisaran untuk masing-masing mereka[4] dan membasmi kerabat-kerabat yang berpotensi mengklaim Tahta Romawi.[5] Para pasukan lalu mengakui mereka sebagai Augusti.[1] Hampir bersamaan, Konstans berhadapan dengan invasi kaum Sarmatia pada akhir tahun 337, yang mana ia memperoleh kemenangan gemilang.[3]

Pembagian Kekaisaran Romawi dari kiri ke kanan, wilayah Konstantinus II, Konstans, Dalmatius, dan Konstantius II. Setelah kematian ayah mereka (Mei 337), ini adalah tatanan resmi kekaisaran hingga Dalmatius dibunuh dan wilayahnya dibagi antara Konstans dan Konstantius.

Konstans sebenarnya berada di bawah perwalian dari Konstantinus II.[6] Konstans lalu ditempatkan sebagai kepala prefektur Italia dan Afrika.[6] Konstans tidak senang akan pembagian ini, sehingga ia mengadakan pertemuan dengan saudara-saudaranya di Viminacium pada 338 untuk menyelesaikan masalah ini.[6] Konstans berhasil memperoleh Prefektur Illyricum dan Keuskupan Thracia, provinsi yang seharusnya dipimpin Dalmatius seperti wasiat Konstantinus I.[5] Konstantinus II kemudian memprotes akan hal ini karena ia tidak menerima luas wilayah yang merupakan haknya sebagai anak tertua.[7]

Kecewa bahwa Konstans menguasai Thracia dan Makedonia setelah kematian Dalmatius, Konstantinus II meminta Konstans memberikan wilayah Afrika, yang mana ia setuju untuk memberikannya untuk menjaga perdamaian sementara.[7][8] Meskipun begitu, dengan segera, mereka berdua mulai berdebat mengenai wilayah mana yang masuk Kartago (Konstantinus) dan Italia (Konstans).[9] Hal ini menciptakan ketegangan di antara mereka, yang mana Konstans telah dewasa, tetapi Konstantinus menolak untuk melepas perwaliannya.[8] Konstans, yang pada waktu itu berada di Dacia, merekrut pasukannya dari kaum Illyria untuk bergabung bersamanya.[7] Konstantinus kemudian terjebak di Aquileia, di mana ia gugur, mewariskan Konstans semua wilayah miliknya yaitu Hispania (Spanyol), Britania (Inggris), dan Gaul (Perancis).[4]

Berkas:146 Constans.jpg
Sekeping koin perunggu bergambar Konstans

Konstans memulai masa jabatannya dengan bersemangat.[4] Pada tahun 341-342, ia berhasil mengalahkan kaum Frank (Perancis), dan pada awal tahun 343, ia mengunjungi Britania.[3] Juru bicara dari kunjungan ini, Julius Firmicus Maternus, tidak menunjukkan alasan, tetapi bergerak cepat dalam menghadapi bahaya melintasi Selat Inggris pada saat musim dingin, sebagai respons terhadap darurat militer menghadapi kaum Pikts dan Skots.[3]

Mengenai keagamaan, Konstans sangat toleran terhadap umat Yahudi, mengesahkan ediktus (undang-undang) yang melarang persembahan Paganisme pada tahun 341.[3] Ia menekan Donatisme di Afrika dan mendukung kaum ortodoks Nicaea melawan Arianisme, seperti yang dilakukan saudaranya, Konstantius,[10] yang sebelumnya gagal,[11] dan pada tahun 346, kedua kaisar berada pada titik untuk berseteru tentang masalah ini.[12] Konflik ini terselesaikan setelah ada persetujuan interim yang mengizinkan setiap kaisar untuk mendukung gereja yang berada dalam lingkup pengaruhnya.[12]

Penulis Sejarah, Eutropius, mengatakan bahwa ia "dalam masalah besar" karena ia homoseksual; dan Aurelius Victor mengatakan bahwa ia terjebak dalam skandal dengan "tawanan barbar yang tampan". [3][12] Selain itu, Konstans juga mendukung dekret bersama Konstantius II yang mengatur bahwa pernikahan berdasarkan jenis kelamin buatan seharusnya dihukum berat. [13] Mungkin Konstans tidak mengesahkan peraturan ini atas dasar keinginannya, tetapi lebih untuk menutupi perbuatannya yang tidak senonoh dari hadapan umum.

Kematian

Pada tahun-tahun akhir pemerintahannya, Konstans berkembang menjadi pemimpin yang kejam dan semena-mena.[14] Dipengaruhi oleh orang kepercayaannya, dan terlalu memihak pada pengawal-pengawal pribadinya, ia kehilangan dukungan legiun.[7] Pada tahun 350, Jenderal Magnentius mengumumkan dirinya sebagai kaisar di Augustodunum dengan dukungan pasukan di Rhine, kemudian provinsi-provinsi di barat kekaisaran.[15] Konstans sedang bersenang-senang ketika mengetahui tentang diangkatnya Magnentius.[7] Karena kehilangan dukungan kaum bangsawan,[7] ia diasingkan dari kekaisaran. Ketika ia sedang menuju Spanyol dan Italia, pendukung Magnentius mengepungnya di markas di Vicus Helena (sekarang Elne) di Pegunungan Pirenia, barat daya dari Gaul,[16] di mana ia dibunuh setelah bersemadi di kuil.[12]

Lihat juga

  • Itineraries of the Roman emperors, 337–361

Sumber

Sumber Utama

Sumber Lain

  • DiMaio, Michael; Frakes, Robert, Constans I (337–350 A.D.), in De Imperatoribus Romanis (D.I.R.), An Online Encyclopedia of Roman Emperors
  • Jones, A.H.M., Martindale, J.R. The Prosopography of the Later Roman Empire, Vol. I: AD260-395, Cambridge University Press, 1971
  • Canduci, Alexander (2010), Triumph & Tragedy: The Rise and Fall of Rome's Immortal Emperors, Pier 9, ISBN 978-1-74196-598-8 
  • Gibbon. Edward Decline & Fall of the Roman Empire (1888)

Referensi

  1. ^ a b c d e Jones, p. 220
  2. ^ Victor, 41:23
  3. ^ a b c d e f g DiMaio, Constans I (337–350 A.D.
  4. ^ a b c Eutropius, 10:9
  5. ^ a b Victor, 41:20
  6. ^ a b c Canduci, pg. 130
  7. ^ a b c d e f Gibbon, Ch. 18
  8. ^ a b Victor, 41:21
  9. ^ Zosimus, 2:41-42
  10. ^ Socrates Scholasticus, Church History, book 2, chapter 20.
  11. ^ Catholic Encyclopedia, 1930, Patrick J. Healy, Sardica
  12. ^ a b c d Canduci, pg. 131
  13. ^ Boswell, Christianity, Social Tolerance and Homosexualit, 1980
  14. ^ Zosimus, 2:42
  15. ^ Eutropius, 10:9:4
  16. ^ Victor, 41:21:23