Iskandar Widjaja: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
Baris 14: | Baris 14: | ||
| occupation = Musisi |
| occupation = Musisi |
||
}} |
}} |
||
'''Iskandar Widjaja''' ({{lahirmati|[[Berlin]]|6|6|1986}}) adalah seorang pemain biola asal [[Jerman]] dan pemenang berbagai kompetisi internasional. Dia adalah cucu musisi Indonesia Udin Widjaja yang sangat terkenal di era Presiden Soekarno karena lagu-lagu gubahannya. Dia memiliki darah |
'''Iskandar Widjaja''' ({{lahirmati|[[Berlin]]|6|6|1986}}) adalah seorang pemain biola asal [[Jerman]] dan pemenang berbagai kompetisi internasional. Dia adalah cucu musisi Indonesia Udin Widjaja yang sangat terkenal di era Presiden Soekarno karena lagu-lagu gubahannya. Dia memiliki darah Tionghoa |
||
Medan dari Ibunya (Chin Widjaja) dan Belanda-Arab-Maluku dari Ayahnya (Ivan Hadar). Dia memulai berlatih piano sejak berusia tiga tahun setelah ia dan ibunya menyaksikan sebuah konser musik klasik anak-anak di Jerman. |
|||
== Biografi == |
== Biografi == |
Revisi per 14 Januari 2016 20.13
Iskandar Widjaja | |
---|---|
Lahir | 6 Juni 1986 |
Pekerjaan | Musisi |
Dikenal atas | Pemain Biola |
Iskandar Widjaja (lahir 6 Juni 1986) adalah seorang pemain biola asal Jerman dan pemenang berbagai kompetisi internasional. Dia adalah cucu musisi Indonesia Udin Widjaja yang sangat terkenal di era Presiden Soekarno karena lagu-lagu gubahannya. Dia memiliki darah Tionghoa Medan dari Ibunya (Chin Widjaja) dan Belanda-Arab-Maluku dari Ayahnya (Ivan Hadar). Dia memulai berlatih piano sejak berusia tiga tahun setelah ia dan ibunya menyaksikan sebuah konser musik klasik anak-anak di Jerman.
Biografi
Iskandar Widjaja adalah musisi kelahiran Berlin, Jerman pada 6 Juni 1986. Iskandar Widjaja mulai bermain biola sejak usia 3 tahun setelah ia dan ibunya melihat konser musik. Usai mendapatkan biolanya, Iskandar Widjaja belajar bermain biola dengan teknik Suzuki di bawah ajaran Susan Mann. Teknik Suzuki adalah metode belajar instrumen musik yang mengacu pada pengajaran Dr Shinichi Suzuki, pebiola dan pendidik musik, Yaitu belajar seperti mempelajari bahasa ibu. Beranjak remaja, Iskandar Widjaja diterima sebagai siswa termuda di Collage if Music, Berlin. Setelah lulus, Iskandar Widjaja melanjutkan ke University of the Arts di Berlin.
Teknik Suzuki yang dipelajarinya membuat Iskandar semakin mudah berlatih biola. Kepiawainnya bermain biola membuatnya meraih banyak penghargaan bergengsi. Sebut saja medali emas dalam First International Hindemith Violin Competition, dan First Prize dalam the German National Competition "Jugend musiziert". Dia juga meraih "Best Bach" dan "Best Beethoven" sonatas di the XXI Concorso Violinistico Internazionale Andrea Postacchini dan masih banyak lagi.
Di usia yang masih muda, prestasi pria kelahiran Jerman, 6 Juni 1986 ini sudah mendunia. Prestasi itu pulalah yang mengantarnya tampil di pergelaran di seluruh dunia. Seperti tampil di the Sydney Symphony Orchestra, the Dubrovnik Symphony Orchestra, the Sinfonieorchester Berlin, the Orchestre de la Suisse Romande. Belum lagi festival-festival kelas atas seperti "Kissinger Summer", "Valdres Sommersymfoni", "Festival de St. Prex", "Music Festival Phnom Penh" dan "Keshet Eiolon".
Penghargaan
- Gold Medal pada 1st International Hindemith Violin Competition
- The First Federal Prize di Jugend Competition (Youth Making Music)
- Best Bach dan Best Beethoven Sonata pada The 21st Concorso Violinistico Internazionale Andre Postacchini
- Award dari The LOTTO Promotional Prize 2013 pada The Rheingau Music festival
- Award dari Gubernur Berlin pada ajang Julius Junior Kategori Young Talent
Publikasi
- 2011 Bach 'N' Blues (Oehms Classics Musikproduktion GmbH, ASIN B0056DHCV6)
- 2014 Precious Refuge (Oehms Classics Musikproduktion GmbH, ASIN B00HS7C0MO)
- 2014 Tango Fuego (Oehms Classics Musikproduktion GmbH, ASIN B00MZJPU7W)
Kutipan
"Sebagai seorang pemain biola Iskandar Widjaja lima tahun yang lalu untuk pertama kalinya ke Indonesia, memainkan musik dan penonton mengabaikan etika musik klasik, bertepuk tangan setelah setiap lagu ... Dia tidak bisa merasa cukup."[1]
Referensi
- ^ nach The Jakarta Post vom 18. Oktober 2010: "Iskandar Widjaja - Fliegende Finger"
Pranala luar
- (Jerman) Iskandar Widjaja dalam katalog Perpustakaan Nasional Jerman
- Situs resmi Iskandar Widjaja
- Filmporträt bei brainworkers.de
- Iskandar Widjaja bei YOUTUBE