Lompat ke isi

Ketoprak Mataram: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Feri istanto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Feri istanto (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 43: Baris 43:


Hal lain yang menarik dari pementasan grup ini adalah penggunaan Tonil. Tonil adalah lukisan realis yang menjadi latar belakang pementasan ketoprak sesuai adegan. Lukisan pada tonil menumbuhkan ingatan orang akan candi, kraton, hutan dan sebagainya. Tonil berupa lukisan besar yang dapat digulung dan digelar dengan sistem roda (roll) dapat disusun urut-urutannya sesuai dengan pengadeganan yang direncanakan sutradara ketoprak.<ref>http://kabarinews.com/ketoprak-tobong-yang-kian-tersisih/65999</ref>
Hal lain yang menarik dari pementasan grup ini adalah penggunaan Tonil. Tonil adalah lukisan realis yang menjadi latar belakang pementasan ketoprak sesuai adegan. Lukisan pada tonil menumbuhkan ingatan orang akan candi, kraton, hutan dan sebagainya. Tonil berupa lukisan besar yang dapat digulung dan digelar dengan sistem roda (roll) dapat disusun urut-urutannya sesuai dengan pengadeganan yang direncanakan sutradara ketoprak.<ref>http://kabarinews.com/ketoprak-tobong-yang-kian-tersisih/65999</ref>

==Tokoh Ketoprak Mataram==
* [[Handung Kussudyarsana]], penulis naskah
* [[Widayat]], pemain
* [[Marsidah]]
* [[Bondang Nusantara]], sutradara dan penulis naskah


==Referensi==
==Referensi==

Revisi per 1 Februari 2016 05.15

Adegan Ketoprak Mataram dengan latar belakang menggunakan tonil

Ketoprak Mataram (bahasa Jawa: Kethoprak Mataram) adalah sejenis seni pentas drama tradisional yang menggunakan iringan gamelan jawa yang berkembang di wilayah Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sebagian Jawa Timur. Ketoprak ini diyakini merupakan pengembangan dari Ketoprak Lesung, yang dianggap sebagai awal mula terbentuknya kesenian ketoprak. [1]

Salah satu ciri khas dari seni pertunjukan ini adalah penggunaan keprak. Keprak dalam pertunjukan kethoprak adalah semacam kentongan dari kayu yang dipukul oleh sutradara/penata adegan dalam setiap pergantian adegan. Ritme cepat dan lambatnya suara keprak akan disesuaikan dengan adegan yang dimainkan, misal untuk adegan perang maka suara keprak akan dipukul lebih cepat dan keras.

Ciri khas lainnya adalah penggunaan tembang macapat atau nyanyian yang menyatu dengan kelangsungan adegan. Nyanyian tersebut biasanya dilakukan pada beberapa adegan, antara lain: bage-binage atau saling salam antara raja dan bawahannya, gandrung, adegan roman, tantang-tantangan atau saling menantang saat akan dimulainya perang, atau adegan pembacaan surat.

Pembagian Adegan

Dalam pertunjukan ketoprak biasanya terdapat beberapa jenis adegan, yakni;

  • Jejer/Pasewakan, biasanya sebagai adegan pembuka, menggambarkan pertemuan raja/pemimpin dengan para bawahannya. Penjelasan tentang permasalahan dalam cerita biasanya disampaikan di adegan ini.
  • Lawak/Humor (bahasa Jawa: Dagelan), merupakan adegan selingan, yang biasanya diperankan oleh abdi/pengasuh putra/putri raja yang bercengkrama di taman. Bisa juga dilakukan di suatu rumah di pedesaan.
  • Perang
  • Roman (bahasa Jawa: Gandrung), biasanya dilakukan pemeran utama putra dan putri, terdapat dua jenis, yakni adegan saling mencinta atau adegan pemaksaan.

Cerita

Cerita ketoprak mataram dapat bersumber dari apa saja, baik fiksi, maupun kisah sejarah, cerita panji, dongeng dan lainnya, yang bisa berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri. Beberapa kisah terkenal antara lain;

Ketoprak Tobong

Ketoprak Tobong atau Ketoprak Tonil merupakan pementasan ketoprak mataram secara keliling atau berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat dalam kurun waktu tertentu. Perpindahan tersebut bukan hanya dari sisi pemain, tapi juga dengan membawa seluruh perlengkapan pentas, semisal kostum, dekorasi panggung, kursi, gamelan, sound system, diesel, juga tobong, yaitu bangunan untuk pentas sekaligus menjadi tempat tempat tinggal para pemainnya. [2]

Menurut sejarah, pada tahun 1924, grup ketoprak keliling muncul di Jogjakarta yaitu Langen Budi Wanodya. Dan sejak saat itulah bermunculan grup-grup ketoprak keliling di berbagai wilayah. Ketoprak keliling inilah yang kemudian menginspirasikan pembuatan tobong ketoprak. [3]

Hal lain yang menarik dari pementasan grup ini adalah penggunaan Tonil. Tonil adalah lukisan realis yang menjadi latar belakang pementasan ketoprak sesuai adegan. Lukisan pada tonil menumbuhkan ingatan orang akan candi, kraton, hutan dan sebagainya. Tonil berupa lukisan besar yang dapat digulung dan digelar dengan sistem roda (roll) dapat disusun urut-urutannya sesuai dengan pengadeganan yang direncanakan sutradara ketoprak.[4]

Tokoh Ketoprak Mataram

Referensi