Lompat ke isi

Pulau Bungin, Alas, Sumbawa: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Pranala luar: perbaikan isi kotak info
Baris 17: Baris 17:
== Rujukan ==
== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}
==Pranala luar==
== Pranala luar ==

*[http://www.pulausumbawa.com/bungin.html Pulau Bungin @Pulau Sumbawa]
*[http://www.pulausumbawa.com/bungin.html Pulau Bungin @Pulau Sumbawa]
*[http://organisasi.org/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodepos-di-kota-kabupaten-sumbawa-nusa-tenggara-barat Organisasi.org]
*[http://organisasi.org/daftar-nama-kecamatan-kelurahan-desa-kodepos-di-kota-kabupaten-sumbawa-nusa-tenggara-barat Organisasi.org]

Revisi per 5 Februari 2016 09.11

Pulau Bungin
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Barat
KabupatenSumbawa
KecamatanAlas
Kode pos
84353
Kode Kemendagri52.04.05.2007 Edit nilai pada Wikidata
Luas1.5 km²/sup> per 1994[1]
Jumlah penduduk5.025 jiwa per 2014[1]
Kepadatan4.500-an jiwa/km²/sup>
Pulau Bungin dilihat dari atas

Pulau Bungin merupakan sebuah pulau terpencil dan salah satu desa yang ada di kecamatan Alas, kabupaten Sumbawa, provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Desa ini merupakan satu dari 8 desa dan kelurahan yang berada di kecamatan Alas. Pulau ini berada 70 kilometer arah barat dari kota Sumbawa Besar. Dari daratan utama, Pulau Bungin dapat dijangkau menggunakan perahu motor maupun sebuah jalan buatan. Desa ini berada pada sebuah pulau kecil yang disebut-sebut sebagai pulau yang terpadat di dunia.[2] Pulau kecil ini dihuni oleh penduduk dari suku Bajo yang berasal dari Sulawesi Selatan. Hampir tidak dijumpai lahan yang kosong di sini. Setiap tahun pulau yang telah padat ini terus bertambah luasnya karena adanya upaya reklamasi untuk menampung penambahan keluarga yang baru menikah. Rata-rata, setiap tahunnya, bertambah 100 buah rumah baru di Pulau Bungin.[1] Asal mula Pulau Bungin dihuni oleh penduduk dari suku Bajo dirintis oleh Palema Mayu, salah seorang dari 6 orang anak raja Selayar. Menurut cerita yang berkembang Palema Mayo datang ke Sumbawa sebelum meletusnya gunung Tambora di daratan utama, pada 1812. Waktu itu, pulau Bungin yang berpasir putih ini masih kosong dan hanya ditumbuhi pohon Bakau saja.[1]

Rujukan

Pranala luar