Kedaung: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
Okkisafire (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 17: | Baris 17: | ||
| binomial = ''Parkia roxburghii'' G.Don. |
| binomial = ''Parkia roxburghii'' G.Don. |
||
}} |
}} |
||
[[ |
[[Berkas:Kedaung seeds.jpg|thumb|Biji kedaung disangrai sebagai makanan ringan]] |
||
'''Kedaung''' atau '''kedawung''' (''Parkia roxburghii'' G.Don., suku polong-polongan atau [[Fabaceae]]) dikenal sebagai tumbuhan obat penting dalam industri [[jamu]], diambil terutama [[biji]]nya. Selain biji bagian lain yang berkhasiat obat adalah [[kulit kayu]], [[daun]], dan [[akar]]. |
'''Kedaung''' atau '''kedawung''' (''Parkia roxburghii'' G.Don., suku polong-polongan atau [[Fabaceae]]) dikenal sebagai tumbuhan obat penting dalam industri [[jamu]], diambil terutama [[biji]]nya. Selain biji bagian lain yang berkhasiat obat adalah [[kulit kayu]], [[daun]], dan [[akar]]. |
||
Khasiatnya yang paling terlihat adalah sebagai anti-[[bakteria]], dan digunakan dalam pengobatan tradisional untuk [[infeksi]] dan gangguan [[perut]]. |
Khasiatnya yang paling terlihat adalah sebagai anti-[[bakteria]], dan digunakan dalam pengobatan tradisional untuk [[infeksi]] dan gangguan [[perut]]. |
||
Penelitian Zuhud dkk. (2001) menunjukkan bahwa kulit batang memiliki aktivitas anti-bakteri terkuat terhadap empat jenis bakteri yang diuji<ref>http://www.iptek.net.id/ind/pustaka_pangan/index.php?ch=puspa&id=149&hal=1</ref> |
Penelitian Zuhud dkk. (2001) menunjukkan bahwa kulit batang memiliki aktivitas anti-bakteri terkuat terhadap empat jenis bakteri yang diuji<ref>http://www.iptek.net.id/ind/pustaka_pangan/index.php?ch=puspa&id=149&hal=1</ref> |
Revisi per 19 Februari 2016 07.57
Kedaung | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Genus: | |
Spesies: | P. roxburghii
|
Nama binomial | |
Parkia roxburghii G.Don. |
Kedaung atau kedawung (Parkia roxburghii G.Don., suku polong-polongan atau Fabaceae) dikenal sebagai tumbuhan obat penting dalam industri jamu, diambil terutama bijinya. Selain biji bagian lain yang berkhasiat obat adalah kulit kayu, daun, dan akar.
Khasiatnya yang paling terlihat adalah sebagai anti-bakteria, dan digunakan dalam pengobatan tradisional untuk infeksi dan gangguan perut.
Penelitian Zuhud dkk. (2001) menunjukkan bahwa kulit batang memiliki aktivitas anti-bakteri terkuat terhadap empat jenis bakteri yang diuji[1]