Lompat ke isi

Maetdol: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
TjBot (bicara | kontrib)
k bot kosmetik perubahan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: minor cosmetic change
Baris 1: Baris 1:
[[Berkas:Korean.Folk.Village-Minsokchon-10.jpg|thumb|right|Jenis maetdol yang digerakkan oleh sapi, Kampung Rakyat Korea, Yongin.]]
[[Berkas:Korean.Folk.Village-Minsokchon-10.jpg|thumb|right|Jenis maetdol yang digerakkan oleh sapi, Kampung Rakyat Korea, Yongin.]]
'''Maetdol''' (맷돌) atau '''Mangdol''' (망돌) adalah jenis [[batu]] [[penggiling]] yang digunakan untuk menggiling atau menghaluskan [[palawija]] dan [[kacang-kacangan]] seperti [[kedelai]], [[kacang merah]], [[kacang tanah]], dan [[gandum]] buckwheat.<ref name="maetdol">{{cite book | last= | first= | coauthors=| year=2002 | month= | title=An Illustrated Guide to Korean Culture - 233 traditional key words| publisher=Hakgojae Publishing Co| location=Seoul | isbn= 89-8546-98-1 | pages=204}}</ref><ref name="budaya korea">{{en}}{{cite book
'''Maetdol''' (맷돌) atau '''Mangdol''' (망돌) adalah jenis [[batu]] [[penggiling]] yang digunakan untuk menggiling atau menghaluskan [[palawija]] dan [[kacang-kacangan]] seperti [[kedelai]], [[kacang merah]], [[kacang tanah]], dan [[gandum]] buckwheat.<ref name="maetdol">{{cite book |last= |first= |coauthors=|year=2002 |month= |title=An Illustrated Guide to Korean Culture - 233 traditional key words|publisher=Hakgojae Publishing Co|location=Seoul |isbn= 89-8546-98-1 |pages=204}}</ref><ref name="budaya korea">{{en}}{{cite book
| last =
|last =
| first =
|first =
| authorlink =
|authorlink =
| title = Passport to Korean Culture
|title = Passport to Korean Culture
| publisher = Korean Culture and Information Service - Ministry of Culture, Sports and Tourism
|publisher = Korean Culture and Information Service - Ministry of Culture, Sports and Tourism
, Seoul, Republic of Korea
, Seoul, Republic of Korea
| year =2010
|year =2010
| doi =
|doi =
| id =ISBN 978-89-7375-153-2 03910
|id =ISBN 978-89-7375-153-2 03910
| pages =36}}</ref> Bahan-bahan yang digiling tersebut akan menghasilkan [[tepung]] yang digunakan dalam membuat [[makanan]].<ref name="maetdol"/>
|pages =36}}</ref> Bahan-bahan yang digiling tersebut akan menghasilkan [[tepung]] yang digunakan dalam membuat [[makanan]].<ref name="maetdol"/>


Maetdol diperkirakan telah digunakan oleh [[rakyat]] [[Korea]] sejak [[zaman purba]] dan mencerminkan aspek peralatan [[dapur]] yang primitif.<ref name="maetdol"/> Artefak batu penggiling dan [[lesung]] tertua yang ditemukan diperkirakan berasal dari abad ke-8 SM – 7 SM, yang menandakan bahwa masyarakat Korea pada saat itu telah mengusahakan lahan [[pertanian]].<ref name="budaya korea"/> Bentuk maetdol sangat sederhana, yakni dengan 2 buah batu penggiling saling ditumpuk, dan batu paling atas diputar untuk menggiling.<ref name="maetdol"/> Ukuran maetdol bervariasi, dari yang berdiameter 20 cm sampai 1 meter.<ref name="maetdol"/> Permukaan penggilingan dibuat kasar dan tidak rata agar bahan-bahan palawija mudah dihaluskan.<ref name="maetdol"/>
Maetdol diperkirakan telah digunakan oleh [[rakyat]] [[Korea]] sejak [[zaman purba]] dan mencerminkan aspek peralatan [[dapur]] yang primitif.<ref name="maetdol"/> Artefak batu penggiling dan [[lesung]] tertua yang ditemukan diperkirakan berasal dari abad ke-8 SM – 7 SM, yang menandakan bahwa masyarakat Korea pada saat itu telah mengusahakan lahan [[pertanian]].<ref name="budaya korea"/> Bentuk maetdol sangat sederhana, yakni dengan 2 buah batu penggiling saling ditumpuk, dan batu paling atas diputar untuk menggiling.<ref name="maetdol"/> Ukuran maetdol bervariasi, dari yang berdiameter 20 cm sampai 1 meter.<ref name="maetdol"/> Permukaan penggilingan dibuat kasar dan tidak rata agar bahan-bahan palawija mudah dihaluskan.<ref name="maetdol"/>

Revisi per 15 Maret 2016 17.46

Jenis maetdol yang digerakkan oleh sapi, Kampung Rakyat Korea, Yongin.

Maetdol (맷돌) atau Mangdol (망돌) adalah jenis batu penggiling yang digunakan untuk menggiling atau menghaluskan palawija dan kacang-kacangan seperti kedelai, kacang merah, kacang tanah, dan gandum buckwheat.[1][2] Bahan-bahan yang digiling tersebut akan menghasilkan tepung yang digunakan dalam membuat makanan.[1]

Maetdol diperkirakan telah digunakan oleh rakyat Korea sejak zaman purba dan mencerminkan aspek peralatan dapur yang primitif.[1] Artefak batu penggiling dan lesung tertua yang ditemukan diperkirakan berasal dari abad ke-8 SM – 7 SM, yang menandakan bahwa masyarakat Korea pada saat itu telah mengusahakan lahan pertanian.[2] Bentuk maetdol sangat sederhana, yakni dengan 2 buah batu penggiling saling ditumpuk, dan batu paling atas diputar untuk menggiling.[1] Ukuran maetdol bervariasi, dari yang berdiameter 20 cm sampai 1 meter.[1] Permukaan penggilingan dibuat kasar dan tidak rata agar bahan-bahan palawija mudah dihaluskan.[1]

Referensi

  1. ^ a b c d e f An Illustrated Guide to Korean Culture - 233 traditional key words. Seoul: Hakgojae Publishing Co. 2002. hlm. 204. ISBN 89-8546-98-1 Periksa nilai: length |isbn= (bantuan). 
  2. ^ a b (Inggris)Passport to Korean Culture. Korean Culture and Information Service - Ministry of Culture, Sports and Tourism , Seoul, Republic of Korea. 2010. hlm. 36. ISBN 978-89-7375-153-2 03910.  line feed character di |publisher= pada posisi 81 (bantuan)