Lompat ke isi

Tabuik: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: minor cosmetic change
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: minor cosmetic change
Baris 4: Baris 4:
[[Berkas:Tabuik festival.jpg|thumb|170px|Tabuik diturunkan ke laut di Pantai [[Pariaman]], [[Sumatera Barat]], Indonesia]]
[[Berkas:Tabuik festival.jpg|thumb|170px|Tabuik diturunkan ke laut di Pantai [[Pariaman]], [[Sumatera Barat]], Indonesia]]
Upacara melabuhkan ''tabuik'' ke laut dilakukan setiap tahun di [[Pariaman]] pada [[Hari Asyura|10 Muharram]] sejak [[1831]].<ref name="jpost">{{cite news
Upacara melabuhkan ''tabuik'' ke laut dilakukan setiap tahun di [[Pariaman]] pada [[Hari Asyura|10 Muharram]] sejak [[1831]].<ref name="jpost">{{cite news
|last = Bachyul Jb
|last = Bachyul Jb
|first = Syofiardi
|first = Syofiardi
|title = 'Tabuik' festival: From a religious event to tourism
|title = 'Tabuik' festival: From a religious event to tourism
|publisher = [[The Jakarta Post]]
|publisher = [[The Jakarta Post]]
|date = [[2006-03-01]]
|date = [[2006-03-01]]
|url = http://www.tmcnet.com/usubmit/2006/03/01/1422473.htm
|url = http://www.tmcnet.com/usubmit/2006/03/01/1422473.htm
|accessdate = 2007-01-27 }}</ref> Upacara ini diperkenalkan di daerah ini oleh Pasukan Tamil Muslim [[Syi'ah]] dari India, yang ditempatkan di sini dan kemudian bermukim pada masa kekuasaan [[Inggris]] di Sumatera bagian barat.<ref name="jpost" />.
|accessdate = 2007-01-27 }}</ref> Upacara ini diperkenalkan di daerah ini oleh Pasukan Tamil Muslim [[Syi'ah]] dari India, yang ditempatkan di sini dan kemudian bermukim pada masa kekuasaan [[Inggris]] di Sumatera bagian barat.<ref name="jpost" />.
<!--
<!--
''Tabuik'' is made from [[bamboo]], [[rattan]] and paper. During the week of ''Tabuik'' many activities are held including kite races, traditional plays such as ''Tari Piring'' and traditional plays. THe remembrance draws a large crowd including dignitaries such as the provincial governor, to see ''Tabuik'' in the morning before it is slowly taken to the beach. At noon, before it is thrown into the sea, there is a lot of activity with ''Tabuik''. After they are thrown into the sea many people go swimming looking for 'memories' of the ''Tabuik'' to keep.
''Tabuik'' is made from [[bamboo]], [[rattan]] and paper. During the week of ''Tabuik'' many activities are held including kite races, traditional plays such as ''Tari Piring'' and traditional plays. THe remembrance draws a large crowd including dignitaries such as the provincial governor, to see ''Tabuik'' in the morning before it is slowly taken to the beach. At noon, before it is thrown into the sea, there is a lot of activity with ''Tabuik''. After they are thrown into the sea many people go swimming looking for 'memories' of the ''Tabuik'' to keep.

Revisi per 19 Maret 2016 12.49

Tabuik di kota Solok (tahun 1910-1920)
Tabuik di Pekanbaru pada tahun 2011

Tabuik (Indonesia: Tabut) adalah perayaan lokal dalam rangka memperingati Asyura, gugurnya Imam Husain, cucu Muhammad, yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau di daerah pantai Sumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman. Festival ini termasuk menampilkan kembali Pertempuran Karbala, dan memainkan drum tassa dan dhol. Tabuik merupakan istilah untuk usungan jenazah yang dibawa selama prosesi upacara tersebut. Walaupun awal mulanya merupakan upacara Syi'ah, akan tetapi penduduk terbanyak di Pariaman dan daerah lain yang melakukan upacara serupa, kebanyakan penganut Sunni. Di Bengkulu dikenal pula dengan nama Tabot.

Tabuik diturunkan ke laut di Pantai Pariaman, Sumatera Barat, Indonesia

Upacara melabuhkan tabuik ke laut dilakukan setiap tahun di Pariaman pada 10 Muharram sejak 1831.[1] Upacara ini diperkenalkan di daerah ini oleh Pasukan Tamil Muslim Syi'ah dari India, yang ditempatkan di sini dan kemudian bermukim pada masa kekuasaan Inggris di Sumatera bagian barat.[1].

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b Bachyul Jb, Syofiardi (2006-03-01). "'Tabuik' festival: From a religious event to tourism". The Jakarta Post. Diakses tanggal 2007-01-27. 

Pranala luar