Ketapang, Kalipuro, Banyuwangi: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 20: Baris 20:


== Bentang Alam dan Budaya ==
== Bentang Alam dan Budaya ==
[[Berkas:SUMBER PENAWAR 1.jpg|thumb|Sumber Penawar]]
Desa Ketapang mencakup wilayah yang cukup luas di mana pesisir pantainya berupa pelabuhan dan kawasan industri, sedangkan semakin ke barat adalah wilayah hutan dengan gugusan bukit kapur. Desa ini dilewati saat melintasi [[Jalur Nasional Rute 1|Jalur Pantura]] [[Banyuwangi]]-[[Situbondo]].
Desa Ketapang mencakup wilayah yang cukup luas di mana pesisir pantainya berupa pelabuhan dan kawasan industri, sedangkan semakin ke barat adalah wilayah hutan dengan gugusan bukit kapur. Desa ini dilewati saat melintasi [[Jalur Nasional Rute 1|Jalur Pantura]] [[Banyuwangi]]-[[Situbondo]].



Revisi per 22 Maret 2016 08.35

Ketapang

Kantor Desa Ketapang
Peta lokasi Desa Ketapang
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenBanyuwangi
KecamatanKalipuro
Kode pos
68455
Kode Kemendagri35.10.21.2003
Luas23,73 km2
Jumlah penduduk16.550 jiwa
Kepadatan697 jiwa/km2
Pelabuhan Ketapang

Ketapang adalah sebuah desa di Kalipuro, Banyuwangi, Jawa Timur. Dinamakan "Ketapang" karena di daerah tersebut banyak tumbuh pohon ketapang (Terminallia catappa). Desa ini dikenal karena pelabuhan penyeberangan dengan ferinya yang ramai dilalui yang terhubung ke Pelabuhan Gilimanuk di Melaya, Jembrana, Bali.

Pembagian wilayah

Desa Ketapang terdiri dari 5 Dusun, 33 Rukun Warga (RW) dan 85 Rukun Tetangga (RT)

Bentang Alam dan Budaya

Sumber Penawar

Desa Ketapang mencakup wilayah yang cukup luas di mana pesisir pantainya berupa pelabuhan dan kawasan industri, sedangkan semakin ke barat adalah wilayah hutan dengan gugusan bukit kapur. Desa ini dilewati saat melintasi Jalur Pantura Banyuwangi-Situbondo.

Wilayah pelabuhan ini mulai dibangun pada dekade 1980-an saat otoritas pelabuhan Indonesia, Pelindo III menemukan lokasi yang akhirnya disebut Tanjung Wangi ini lebih cocok untuk didirikan pelabuhan besar dibandingkan dengan area Pelabuhan Boom yang sangat dekat dengan dengan Kota Banyuwangi. Selain Pelabuhan Tanjung Wangi (Pelabuhan Meneng), ada juga Pelabuhan Ketapang yang menjadi penghubung Pulau Jawa dan Bali dengan moda transportasi kapal feri. Karena ada pelabuhan ini, di bagian pesisir Desa Ketapang mulai berdiri beberapa pabrik-pabrik maupun gudang industri (seperti halnya di Bulusan dan Klatak), seperti misalnya Terminal Aspal Curah, Bulog Pergudangan Ketapang I dan II, Semen Gresik, dan Djakarta Lloyd. Selain itu di area ini juga berdiri Pangkalan TNI AL (Lanal) Banyuwangi. Untuk mendukung keberadaan pelabuhan juga dibangun fasilitas transportasi lain seperti Stasiun Banyuwangi Baru dan Terminal Sritanjung. Sedangkan bagian barat desa diisi dengan perkampungan warga dan hutan dengan gugusan bukit kapur. Di area ini banyak dibangun perumahan-perumahan, sekolah-sekolah seperti SMP Negeri 1 Kalipuro dan SMK Negeri 1 Kalipuro.

Beberapa destinasi wisata yang bisa dikunjungi di desa ini seperti Gua Jepang, Pemandian Penawar dan Sunrise Villa di mana di tempat tersebut cocok untuk melihat matahari terbit di pagi hari, dan Pantai Watu Dodol. Karena adanya destinasi wisata ini, selain alasan lain berhubungan dengan Pulau Bali, maka di desa ini juga banyak berdiri hotel-hotel seperti Hotel Manyar, Hotel Banyuwangi Beach, Hotel Watudodol dan beberapa hotel lainnya. Selain hotel juga terdapat restoran dan cafe, seperti Restoran Grafika, Restoran Watudodol, Ikan Bakar, Laggallus dan Green Diamond Cafe.

Desa ini dilewati oleh Jalan Gatot Subroto, di mana jalan ini menjadi jalan poros areal pelabuhan dan lintas Banyuwangi-Situbondo. Selain itu ada juga Jalan Lingkar Ketapang (Ketapang Ringroad) yang berguna saat terjadi kemacetan di Jalan Gatot Subroto, sehingga dilakukan pengalihan arus kendaran antara Banyuwangi-Situbondo atau sebaliknya dan Jalan Gatot Subroto hanya digunakan sebagai akses menuju ke Pelabuhan Ketapang. Di ujung timur Jalur Pantura ini juga terdapat Pantai Watu Dodol yang ditandai dengan patung Gandrung dan batu besar menjulang tinggi di tengah-tengah jalan dan membagi jalan menjadi dua. Lalu, tidak jauh dari Pantai Watu Dodol terdapat Jembatan Timbang Watudodol.

Penduduk

Penduduk Desa Ketapang beragam, terbagi atas Suku Madura, Suku Osing, Suku Jawa, Suku Bali dan lainnya. Adanya Penduduk dari Suku Madura ini dikarenakan letak Desa Ketapang yang berdekatan dengan Kecamatan Wongsorejo yang mayoritas penduduknya dari Suku Madura dan karena terhubung langsung dengan gerbang Pulau Bali maka banyak warga Bali yang mendiami desa ini sebagai pemiliki usaha hotel dan restoran maupun tinggal biasa.

Berdasarkan data tahun 2015, desa yang luas wilayahnya sebesar 24,51 % dari luas keseluruhan kecamatan ini, berpenduduk sejumlah 16.550 jiwa, yang terdiri dari 8.202 laki-laki dan 8.348 perempuan. Artinya desa ini memiliki rasio jenis kelamin sebesar 98,26. Jumlah penduduk ini terdiri dari komposisi 4.106 jiwa usia 0-14 tahun, 3.988 jiwa 15-29 tahun, 4.134 jiwa 30-44 tahun, 2.918 jiwa 45-59 tahun dan 1.396 jiwa 60 tahun ke atas. Pekerjaan warga juga beragam, seperti karyawan industri, pegawai yang bekerja di Kota Banyuwangi, operator pelabuhan, PNS dan nelayan dengan angka di bidang pertanian sebanyak 1.150 jiwa, perkebunan sebanyak 338 jiwa, kehutanan (372 jiwa), perikanan (101 jiwa), peternakan (1633 jiwa), pertambangan (23 jiwa), industri (883 jiwa), perdagangan (912 jiwa) dan sektor jasa sebanyak 451 jiwa.

Pendidikan

Desa ini memiliki 7 SD Negeri, 1 MI Swasta, 2 SMP (1 SMP Negeri, 1 SMP Swasta), 1 MTs Swasta, 1 MA Swasta.

  • SD Negeri 1 Ketapang
  • SD Negeri 2 Ketapang
  • SD Negeri 3 Ketapang
  • SD Negeri 4 Ketapang
  • SD Negeri 5 Ketapang
  • SD Negeri 6 Ketapang
  • SD Negeri 7 Ketapang
  • MI Bustanul Mubtadiin
  • SMP Negeri 1 Kalipuro
  • SMP Sunan Giri 2
  • MTs As'adiyah
  • MA As'adiyah

Data mengenai jumlah murid, guru dan sekolah masing-masing jenjang, baik negeri maupun swasta (2015) adalah sebagai berikut :

Jenjang Jumlah Gedung Jumlah Murid Jumlah Guru Rasio Murid dan Guru Rasio Murid dan Gedung
SD 7 1.748 65 1:26,9 1:249,7
MI 1 211 11 1:19,2 1:211
SMP 2 578 30 1:19,3 1:289
MTs 1 97 12 1:8,1 1:97
MA 1 72 16 1:45 1:72

Kesehatan

Desa Ketapang memiliki 2 Puskesmas, 1 Pustu, 3 Praktek Bidan/Mantri, 20 Posyandu dan 1 Apotek. Terdiri dari tenaga 2 mantri dan 3 bidan. Tenaga non medis yang ada terdiri dari 9 dukun bayi dan 23 tukang pijat.

Jumlah pasangan usia subur sebesar 3.597 pasangan dan 2.704 pasangan yang mengikuti program KB dengan rincian sebagai berikut

Jenis KB Jumlah Pengguna
(Pasangan)
2014 2015
IUD 253 -
MOW 35 -
MOP 4 -
Kondom 110 -
Implan 229 -
Suntikan 1.064 -
Pil 1.009 -

Pertanian dan peternakan

Pada komoditas padi luas lahan panen sebesar 269 ha dan produksi sejumlah 1.219 ton. Sedangkan komoditas lainnya adalah sebagai berikut.

Komoditas Luas Lahan
(ha)
Produksi
(ton)
2014 2015
Jagung 1.085 4.765 -
Kacang Tanah 31,2 114,1 -
Ubi Kayu 37,4 567,2 -

Sedangkan populasi ternak di Desa Ketapang adalah sebagai berikut :

Komoditas Jumlah
2014 2015
Sapi Perah 3 -
Sapi Potong 2.019 -
Kuda 4 -
Kambing 271 -
Domba 31 -
Ayam Kampung 1.255 -
Ayam Petelor 3.000 -
Itik 218 -

Tempat Ibadah

Desa Ketapang memiliki 23 Masjid dan 64 Musala.

Industri dan perdagangan

Desa Ketapang memiliki industri berupa makanan dan minuman (118 buah), perkayuan dan furnitur (55 buah) dan tambang non-logam (41 buah). Memiliki 1 pasar umum, 218 toko, 29 warung obat, 8 warung dan 4 minimarket. Selain itu juga memiliki 7 hotel, 2 penginapan dan 11 rumah makan/restoran/kafe.

Galeri

Panorama Ketapang pada saat matahari terbit

Referensi

Koordinat: 8°9′0″S 114°23′0″E / 8.15000°S 114.38333°E / -8.15000; 114.38333