Lompat ke isi

Parakan, Karangrayung, Grobogan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k fix edit
Endar aji (bicara | kontrib)
penambahan sejarah
Baris 1: Baris 1:
{{desa
{{desa
|peta =
|nama =Parakan
|nama =Parakan
|provinsi =Jawa Tengah
|provinsi =Jawa Tengah
Baris 11: Baris 10:
|kepadatan =... jiwa/km²
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
}}
'''Parakan''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Karangrayung, Grobogan|Karangrayung]], [[Kabupaten Grobogan|Grobogan]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
'''Parakan''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Karangrayung, Grobogan|Karangrayung]], [[Kabupaten Grobogan|Grobogan]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].
[[Berkas:Desa Parakan.jpg|thumb]]

Sejarah Desa Parakan identik dengan kehidupan seorang tokoh bernama Simbah Kyai Gorang Gareng, beliau hidup terlunta-lunta, mengembara (Bahasa Jawa Narak-narak) mencari kehidupan yang lebih layak. Suatu ketika beliau berhenti disebuah hutan, dan beliau hidup sementara di hutan dan membina sebuah rumah tangga, dalam benaknya beliau berfikir, apabila beliau bisa hidup tenang di hutan ini, wilayah ini akan dinamakan Padusunan Parakan, dengan harapan masyarakatnya mampu hidup sejahtera, ‘biso urip kesegeran, biso mangan, tentrem, ayem lan ora narak-narak’ (dapat hidup sejahtera, dapat makan, tenang tentram, tidak terlunta-lunta).{{Karangrayung, Grobogan}}
{{Karangrayung, Grobogan}}


{{kelurahan-stub}}
{{kelurahan-stub}}

Revisi per 4 April 2016 03.43

Parakan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenGrobogan
KecamatanKarangrayung
Kode Kemendagri33.15.02.2004 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°10′58″S 110°46′34″E / 7.18278°S 110.77611°E / -7.18278; 110.77611

Parakan adalah desa di kecamatan Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah, Indonesia.

Sejarah Desa Parakan identik dengan kehidupan seorang tokoh bernama Simbah Kyai Gorang Gareng, beliau hidup terlunta-lunta, mengembara (Bahasa Jawa Narak-narak) mencari kehidupan yang lebih layak. Suatu ketika beliau berhenti disebuah hutan, dan beliau hidup sementara di hutan dan membina sebuah rumah tangga, dalam benaknya beliau berfikir, apabila beliau bisa hidup tenang di hutan ini, wilayah ini akan dinamakan Padusunan Parakan, dengan harapan masyarakatnya mampu hidup sejahtera, ‘biso urip kesegeran, biso mangan, tentrem, ayem lan ora narak-narak’ (dapat hidup sejahtera, dapat makan, tenang tentram, tidak terlunta-lunta).