Lompat ke isi

Masjid Raya Teluk Bayur: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 0°59′44″S 100°22′11″E / 0.995672°S 100.369707°E / -0.995672; 100.369707
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Addbot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 1 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:q11018766
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Hindia-Belanda +Hindia Belanda)
Baris 33: Baris 33:
Menurut Abdul Baqir Zein dalam bukunya yang berjudul ''Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia'', masjid ini telah berdiri sejak abad ke-17 namun masih berupa surau yang letaknya tidak di lokasi masjid ini berdiri sekarang.{{sfn|Zein|1999|pp=67}} Surau tersebut didirikan oleh seorang saudagar asal [[Arab]] bernama Abdullah, yang diketahui tewas akibat dibunuh setelah terlibat dalam perlawanan terhadap [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Kompeni]] yang hendak menguasai kawasan Teluk Bayur pada tahun 1696.{{sfn|Zein|1999|pp=68}}{{sfn|Zein|1999|pp=69}}
Menurut Abdul Baqir Zein dalam bukunya yang berjudul ''Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia'', masjid ini telah berdiri sejak abad ke-17 namun masih berupa surau yang letaknya tidak di lokasi masjid ini berdiri sekarang.{{sfn|Zein|1999|pp=67}} Surau tersebut didirikan oleh seorang saudagar asal [[Arab]] bernama Abdullah, yang diketahui tewas akibat dibunuh setelah terlibat dalam perlawanan terhadap [[Vereenigde Oostindische Compagnie|Kompeni]] yang hendak menguasai kawasan Teluk Bayur pada tahun 1696.{{sfn|Zein|1999|pp=68}}{{sfn|Zein|1999|pp=69}}


Masjid yang berdiri saat ini dibangun menyusul dilakukannya perluasan kawasan [[Teluk Bayur, Padang Selatan, Padang|Teluk Bayur]] menjadi [[Pelabuhan Teluk Bayur|pelabuhan]] oleh [[Hindia-Belanda|pemerintah Hindia-Belanda]] pada tahun 1888.{{sfn|Zein|1999|pp=67}} Saat itu, seluruh aktivitas perdagangan dan transportasi laut berlangsung di pelabuhan tersebut, termasuk pemberangkatan para calon haji yang akan menunaikan [[ibadah haji]] setelah sebelumnya mengikuti kegiatan manasik di [[Masjid Raya Ganting]].{{sfn|Zein|1999|pp=71}} Karena letaknya yang berdekatan dengan pelabuhan Teluk Bayur, masjid ini, yang saat itu juga masih berupa surau, menjadi lebih ramai dari biasa ketika musim haji karena dipadati banyak orang yang hendak melepaskan para calon haji.{{sfn|Zein|1999|pp=68}}
Masjid yang berdiri saat ini dibangun menyusul dilakukannya perluasan kawasan [[Teluk Bayur, Padang Selatan, Padang|Teluk Bayur]] menjadi [[Pelabuhan Teluk Bayur|pelabuhan]] oleh [[Hindia Belanda|pemerintah Hindia Belanda]] pada tahun 1888.{{sfn|Zein|1999|pp=67}} Saat itu, seluruh aktivitas perdagangan dan transportasi laut berlangsung di pelabuhan tersebut, termasuk pemberangkatan para calon haji yang akan menunaikan [[ibadah haji]] setelah sebelumnya mengikuti kegiatan manasik di [[Masjid Raya Ganting]].{{sfn|Zein|1999|pp=71}} Karena letaknya yang berdekatan dengan pelabuhan Teluk Bayur, masjid ini, yang saat itu juga masih berupa surau, menjadi lebih ramai dari biasa ketika musim haji karena dipadati banyak orang yang hendak melepaskan para calon haji.{{sfn|Zein|1999|pp=68}}


Pada awalnya, bentuk masjid ini dibuat sederhana, dengan dinding berbahan kayu beratapkan daun pua.{{sfn|Zein|1999|pp=67}} Pada tahun 1911, untuk pertama kalinya dilakukan pemugaran, salah satunya penggantian [[dinding]] dengan [[batu karang]] menggunakan [[semen]] yang didatangkan dari [[Semen Padang (perusahaan)|pabrik semen]] di kawasan [[Indarung, Lubuk Kilangan, Padang|Indarung]].{{sfn|Zein|1999|pp=67}}
Pada awalnya, bentuk masjid ini dibuat sederhana, dengan dinding berbahan kayu beratapkan daun pua.{{sfn|Zein|1999|pp=67}} Pada tahun 1911, untuk pertama kalinya dilakukan pemugaran, salah satunya penggantian [[dinding]] dengan [[batu karang]] menggunakan [[semen]] yang didatangkan dari [[Semen Padang (perusahaan)|pabrik semen]] di kawasan [[Indarung, Lubuk Kilangan, Padang|Indarung]].{{sfn|Zein|1999|pp=67}}

Revisi per 17 Juni 2016 11.11

0°59′44″S 100°22′11″E / 0.995672°S 100.369707°E / -0.995672; 100.369707

Masjid Raya Teluk Bayur
Agama
AfiliasiIslam
Lokasi
LokasiKecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat, Indonesia
Arsitektur
TipeMasjid
Peletakan batu pertama1600
Kubah1

Masjid Raya Teluk Bayur atau juga dikenal sebagai Surau Ateh adalah salah satu masjid tertua di Indonesia yang terletak di kawasan pelabuhan Teluk Bayur, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat. Meski masjid yang sebelumnya hanya berupa surau ini tercatat telah berdiri sejak abad ke-17, namun bangunan yang berdiri di lokasi sekarang baru dibangun pada masa penjajahan Belanda sekitar abad ke-19.

Saat ini, selain digunakan untuk aktivitas ibadah umat Islam, masjid satu lantai ini juga digunakan sebagai sarana pendidikan agama dan pesantren kilat bagi pelajar.

Sejarah

Menurut Abdul Baqir Zein dalam bukunya yang berjudul Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia, masjid ini telah berdiri sejak abad ke-17 namun masih berupa surau yang letaknya tidak di lokasi masjid ini berdiri sekarang.[1] Surau tersebut didirikan oleh seorang saudagar asal Arab bernama Abdullah, yang diketahui tewas akibat dibunuh setelah terlibat dalam perlawanan terhadap Kompeni yang hendak menguasai kawasan Teluk Bayur pada tahun 1696.[2][3]

Masjid yang berdiri saat ini dibangun menyusul dilakukannya perluasan kawasan Teluk Bayur menjadi pelabuhan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1888.[1] Saat itu, seluruh aktivitas perdagangan dan transportasi laut berlangsung di pelabuhan tersebut, termasuk pemberangkatan para calon haji yang akan menunaikan ibadah haji setelah sebelumnya mengikuti kegiatan manasik di Masjid Raya Ganting.[4] Karena letaknya yang berdekatan dengan pelabuhan Teluk Bayur, masjid ini, yang saat itu juga masih berupa surau, menjadi lebih ramai dari biasa ketika musim haji karena dipadati banyak orang yang hendak melepaskan para calon haji.[2]

Pada awalnya, bentuk masjid ini dibuat sederhana, dengan dinding berbahan kayu beratapkan daun pua.[1] Pada tahun 1911, untuk pertama kalinya dilakukan pemugaran, salah satunya penggantian dinding dengan batu karang menggunakan semen yang didatangkan dari pabrik semen di kawasan Indarung.[1]

Rujukan

Catatan kaki
  1. ^ a b c d Zein 1999, hlm. 67.
  2. ^ a b Zein 1999, hlm. 68.
  3. ^ Zein 1999, hlm. 69.
  4. ^ Zein 1999, hlm. 71.
Daftar pustaka

Lihat pula