Lompat ke isi

Simpang Teritip, Bangka Barat: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gunadi helmi (bicara | kontrib)
dan lain lain
Gunadi helmi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 14: Baris 14:
Suku ''Melayu Jerieng'' yang beragama [[islam]] adalah penduduk asli wilayah kecamatan '''Simpang Teritip'''.
Suku ''Melayu Jerieng'' yang beragama [[islam]] adalah penduduk asli wilayah kecamatan '''Simpang Teritip'''.


Pada masa penjajahan Jepang daerah ini menjadi ladang berburu rusa , monyet , babi hutan dan pelanduk bagi perwira tentara pendudukan Jepang , Dengan di bantu kepala kampung dan penduduk desa Peradong daerah ini menjadi ladang berburu yang baik sampai masa tahun 1960an.
Pada masa penjajahan Jepang daerah ini menjadi ladang berburu rusa , monyet , babi hutan dan pelanduk bagi perwira tentara pendudukan Jepang , Dengan di bantu kepala kampung dan penduduk desa Peradong daerah ini menjadi ladang berburu yang baik hingga selepas perang dunia ke 2 , daerah ini terus menjadi ladang berburu penduduk kota sampai masa tahun 1970an.


Pada masa itu hubungan penduduk asli dengan warga keturunan sangat baik,Bila ada penduduk yang sakit , karena belum ada dokter atau perawat.mereka mencari pertolongan kepada kepala kampung setempat untuk mencari obat.
Pada masa itu hubungan penduduk asli dengan warga keturunan sangat baik,Bila ada penduduk yang sakit , karena belum ada dokter atau perawat.mereka mencari pertolongan kepada kepala kampung setempat untuk mencari obat.

Revisi per 25 Juni 2016 10.26

Simpang Teritip
Negara Indonesia
ProvinsiKepulauan Bangka Belitung
KabupatenBangka Barat
Pemerintahan
 • CamatSumardi
Populasi
 • Total- jiwa
Kode Kemendagri19.05.02 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1903040 Edit nilai pada Wikidata
Luas- km²
Kepadatan- jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 1°55′13.89832″S 105°22′41.18668″E / 1.9205273111°S 105.3781074111°E / -1.9205273111; 105.3781074111

Simpang Teritip adalah nama sebuah kecamatan di Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia.

Suku Melayu Jerieng yang beragama islam adalah penduduk asli wilayah kecamatan Simpang Teritip.

Pada masa penjajahan Jepang daerah ini menjadi ladang berburu rusa , monyet , babi hutan dan pelanduk bagi perwira tentara pendudukan Jepang , Dengan di bantu kepala kampung dan penduduk desa Peradong daerah ini menjadi ladang berburu yang baik hingga selepas perang dunia ke 2 , daerah ini terus menjadi ladang berburu penduduk kota sampai masa tahun 1970an.

Pada masa itu hubungan penduduk asli dengan warga keturunan sangat baik,Bila ada penduduk yang sakit , karena belum ada dokter atau perawat.mereka mencari pertolongan kepada kepala kampung setempat untuk mencari obat.

Kegiatan ekonomi masyarakat juga berputar , masyarakat desa membeli bahan makanan pokok dengan menjual hasil bumi seperti karet , lada , madu dan lain lain pada warung setempat yang juga menjadi pusat pengepul hasil bumi di daerah tersebut.

Hasil alam kecamatan Simpang Teritip adalah Tin Ore di desa Mayang,Ikan laut di desa Air nyatoh dan Kundi, Durian di desa Sp.Tiga,Pelangas,Pangek,Peradong,Air Nyatoh,Berang dan Ibul, dan Madu Pahit yang berasal dari bunga pohon pelawan yang jarang di Indonesia,di Desa Sp.Tiga dan Air Nyatoh.

Juga terdapat pakaian yang terbuat dari kulit kayu Kepur sebagai traditional handycraft di dusun Mandong, Desa Kundi.