Lompat ke isi

Surah Al-Ma’arij: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18: Baris 18:
'''Surah Al-Ma'arij''' ([[bahasa Arab|Arab]]: '''المعارج''' , "Tempat-Tempat Naik") adalah [[surah]] ke-70 dalam [[al-Qur'an]]. Surah ini tergolong surah [[Makkiyah]] yang terdiri atas 44 ayat. Dinamakan Al Ma’aarij yang berarti ''tempat naik'' diambil dari perkataan Al Ma’aarij yang terdapat pada ayat ke 3 surat ini. Para ahli tafsir memberikan beberapa penafsiran mengenai hal ini di antaranya langit, nikmat karunia dan derajat atau tingkatan yang diberikan [[Allah]] s.w.t kepada ahli [[surga]].
'''Surah Al-Ma'arij''' ([[bahasa Arab|Arab]]: '''المعارج''' , "Tempat-Tempat Naik") adalah [[surah]] ke-70 dalam [[al-Qur'an]]. Surah ini tergolong surah [[Makkiyah]] yang terdiri atas 44 ayat. Dinamakan Al Ma’aarij yang berarti ''tempat naik'' diambil dari perkataan Al Ma’aarij yang terdapat pada ayat ke 3 surat ini. Para ahli tafsir memberikan beberapa penafsiran mengenai hal ini di antaranya langit, nikmat karunia dan derajat atau tingkatan yang diberikan [[Allah]] s.w.t kepada ahli [[surga]].


== Pokok-Pokok terjemahan ==
== Pokok-pokok terjemahan ==
# Seseorang telah meminta kedatangan malapetaka yang akan menimpa orang-orang kafir; tiada seorangpun yang dapat menghindari hal demikian dari Allah, <br>Yang Mempunyai tempat-tempat naik; para malaikat dan Sang Ruh naik menuju Dia dalam sehari yang setara lima puluh ribu tahun. maka bersabarlah dengan kesabaran yang baik; sungguh mereka menganggap yang demikian sebagai sesuatu yang lama sedangkan Kami menganggap yang demikian sebagai sesuatu yang dekat. (Ayat: 1-7)
# Seseorang telah meminta kedatangan Azab yang akan menimpa orang-orang kafir; bahwa tiada seorangpun yang dapat meluputkan diri terhadap hal demikian dari sisi Allah, Yang Mempunyai tempat-tempat kemuliaan;<br> para malaikat beserta Sang Ruh naik kepada Dia dalam waktu sehari yang setara dengan lima puluh ribu tahun; maka bersabarlah dengan kesabaran yang baik, sungguh orang-orang itu menganggap hal demikian sebagai perkara yang masih lama sedangkan Kami menganggap hal demikian sebagai perkara yang dekat; pada sebuah Hari ketika langit menyerupai lelehan perak serta gunung-gunung menyerupai kain tebal, ketika tiada seorang pun yang mempedulikan sahabatnya, sekalipun saling melihat; <br>bahwa orang berdosa mengkhayal sekiranya dapat menebus diri terhadap Malapetaka pada Hari itu mempergunakan anak-anaknya, serta istri-istrinya, ataupun saudara-saudaranya, juga kaum kerabat yang melindunginya bahkan seluruh manusia di muka bumi; supaya tebusan-tebusan itu dapat meluputkan dirinya, Mustahil! sungguh hal demikian merupakan Nyala membakar yang mengelupas hingga tulang serta menyeret orang yang membelakang maupun orang yang berpaling seraya menumpuk harta benda lalu menimbun harta benda itu. (Ayat: 1-18)
# Ketahuilah bahwa manusia diciptakan bersifat rapuh; apabila manusia ditimpa musibah, manusia itu menggerutu, sedang apabila manusia mendapat keberuntungan, manusia itu bersuka cita, terkecuali orang yang mengerjakan shalat yakni orang-orang yang tulus mengerjakan shalatnya, <br>demikian pula orang-orang yang menyisihkan harta benda yang bermanfaat untuk golongan peminta-minta juga untuk orang cacat; <br>serta orang-orang yang mempercayai adanya Penghakiman, <br>serta orang-orang yang gentar terhadap Hukuman Tuhannya sebab Hukuman Tuhan merupakan kebalikan dari Keselamatan; <br>serta orang-orang yang mengkhususkan kemaluan hanya untuk istri-istri atau budak-budak yang mereka miliki bahwasanya hal demikian merupakan wajar tetapi barangsiapa yang mengingini selain hal demikian ini, orang-orang itu merupakan golongan yang melampaui batas; <br>serta orang-orang yang memenuhi kepercayaan beserta sumpah mereka; <br>serta orang-orang yang setia menjaga ikrar mereka; <br>serta orang-orang yang memelihara shalat mereka. Demikian ini merupakan ciri-ciri penghuni Surga yang dimuliakan. (Ayat: 19-35)
# Pada hari ketika langit menyerupai lelehan perak dan gunung-gunung menyerupai kain tebal dan tiada seorang sahabat pun yang mempedulikan temannya, sekalipun mereka saling memandang. <br>orang berdosa mengkhayal seandainya dapat menebus diri menghadapi malapetaka pada hari itu dengan anak-anaknya serta istri-istrinya juga saudara-saudaranya kaum kerabat yang melindunginya bahkan seluruh manusia di muka bumi supaya tebusan-tebusan itu dapat meluputkan dirinya. Mustahil !, sungguh yang demikian adalah Nyala membakar, yang mengelupas hingga tulang, <br>yang memanggil orang yang membelakang dan orang yang berpaling, serta mengumpulkan lalu mengurungnya. (Ayat: 8-18)
# Mengapakah golongan kafir itu bersegera datang kepada dirimu dari arah kanan maupun arah kiri secara berkelompok-kelompok, adakah setiap orang dari golongan itu hendak masuk ke dalam Surga yang penuh kebaikan? bahwasanya aku bersumpah demi Tuhannya Timur maupun Barat, sungguh Kami adalah Yang Maha Kuasa mempergantikan dengan kaum yang lebih baik dibanding golongan itu, bahwasanya Kami tidak akan dapat dikalahkan. (Ayat: 36-41)
# Sungguh manusia diciptakan bersifat rapuh. apabila ia ditimpa musibah ia menggerutu dan apabila ia mendapat keberuntungan, ia bersuka cita, <br>terkecuali orang yang shalat, yang tulus mengerjakan shalatnya <br>dan orang yang menyisihkan harta yang bermanfaat bagi pengemis dan orang cacat, <br>juga orang-orang yang mempercayai Penghakiman <br>dan orang yang gentar terhadap Hukuman Tuhannya, sebab Hukuman Tuhan adalah kebalikan dari Keselamatan. <br>dan orang-orang yang mengkhususkan kemaluan hanya bagi istri-istri atau yang mereka miliki, karena sesungguhnya hal tersebut adalah wajar namun barangsiapa yang mengingini selain yang demikian itu, mereka itu orang-orang yang melampaui batas. <br>dan orang-orang yang memenuhi kepercayaan beserta sumpah mereka serta orang-orang yang setia menjaga ikrar mereka. <br>dan orang-orang yang memelihara shalat mereka. <br>Demikian itulah ciri-ciri penghuni Surga yang dimuliakan. (Ayat: 19-35)
# Maka biarkan orang-orang itu menyibukkan diri serta bersenda gurau sampai ketika orang-orang itu menghadapi sebuah Hari yang telah diancamkan kepada orang-orang itu. (Ayat: 42)
# Mengapakah orang-orang kafir itu bersegera datang ke arahmu dari arah kanan dan dari arah kiri secara berkelompok-kelompok, Adakah setiap orang dari mereka itu ingin masuk ke dalam Surga yang penuh kebaikan?, <br>Maka aku bersumpah demi Tuhannya Timur serta Barat, sungguh Kami benar-benar Maha Kuasa untuk mempergantikan dengan kaum yang lebih baik dibanding mereka, dan Kami takkan dapat dikalahkan. (Ayat: 36-41)
# Maka biarkanlah orang-orang itu menyibukkan diri dan bermain-main sampai mereka menghadapi hari yang diancamkan kepada mereka, (Ayat: 42)


== Pranala luar ==
{{wikisource|Al-Qur'an/Al-Ma'arij|Surah Al-Ma'arij}}
{{wikisource|Al-Qur'an/Al-Ma'arij|Surah Al-Ma'arij}}



Revisi per 1 Juli 2016 13.40

Surah ke-70
al-Ma'arij

Tempat-Tempat Naik
KlasifikasiMakkiyah
Nama lainSa'ala sailun[1]
JuzJuz 29
Jumlah ruku2 ruku'
Jumlah ayat44 ayat

Surah Al-Ma'arij (Arab: المعارج , "Tempat-Tempat Naik") adalah surah ke-70 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah yang terdiri atas 44 ayat. Dinamakan Al Ma’aarij yang berarti tempat naik diambil dari perkataan Al Ma’aarij yang terdapat pada ayat ke 3 surat ini. Para ahli tafsir memberikan beberapa penafsiran mengenai hal ini di antaranya langit, nikmat karunia dan derajat atau tingkatan yang diberikan Allah s.w.t kepada ahli surga.

Pokok-pokok terjemahan

  1. Seseorang telah meminta kedatangan Azab yang akan menimpa orang-orang kafir; bahwa tiada seorangpun yang dapat meluputkan diri terhadap hal demikian dari sisi Allah, Yang Mempunyai tempat-tempat kemuliaan;
    para malaikat beserta Sang Ruh naik kepada Dia dalam waktu sehari yang setara dengan lima puluh ribu tahun; maka bersabarlah dengan kesabaran yang baik, sungguh orang-orang itu menganggap hal demikian sebagai perkara yang masih lama sedangkan Kami menganggap hal demikian sebagai perkara yang dekat; pada sebuah Hari ketika langit menyerupai lelehan perak serta gunung-gunung menyerupai kain tebal, ketika tiada seorang pun yang mempedulikan sahabatnya, sekalipun saling melihat;
    bahwa orang berdosa mengkhayal sekiranya dapat menebus diri terhadap Malapetaka pada Hari itu mempergunakan anak-anaknya, serta istri-istrinya, ataupun saudara-saudaranya, juga kaum kerabat yang melindunginya bahkan seluruh manusia di muka bumi; supaya tebusan-tebusan itu dapat meluputkan dirinya, Mustahil! sungguh hal demikian merupakan Nyala membakar yang mengelupas hingga tulang serta menyeret orang yang membelakang maupun orang yang berpaling seraya menumpuk harta benda lalu menimbun harta benda itu. (Ayat: 1-18)
  2. Ketahuilah bahwa manusia diciptakan bersifat rapuh; apabila manusia ditimpa musibah, manusia itu menggerutu, sedang apabila manusia mendapat keberuntungan, manusia itu bersuka cita, terkecuali orang yang mengerjakan shalat yakni orang-orang yang tulus mengerjakan shalatnya,
    demikian pula orang-orang yang menyisihkan harta benda yang bermanfaat untuk golongan peminta-minta juga untuk orang cacat;
    serta orang-orang yang mempercayai adanya Penghakiman,
    serta orang-orang yang gentar terhadap Hukuman Tuhannya sebab Hukuman Tuhan merupakan kebalikan dari Keselamatan;
    serta orang-orang yang mengkhususkan kemaluan hanya untuk istri-istri atau budak-budak yang mereka miliki bahwasanya hal demikian merupakan wajar tetapi barangsiapa yang mengingini selain hal demikian ini, orang-orang itu merupakan golongan yang melampaui batas;
    serta orang-orang yang memenuhi kepercayaan beserta sumpah mereka;
    serta orang-orang yang setia menjaga ikrar mereka;
    serta orang-orang yang memelihara shalat mereka. Demikian ini merupakan ciri-ciri penghuni Surga yang dimuliakan. (Ayat: 19-35)
  3. Mengapakah golongan kafir itu bersegera datang kepada dirimu dari arah kanan maupun arah kiri secara berkelompok-kelompok, adakah setiap orang dari golongan itu hendak masuk ke dalam Surga yang penuh kebaikan? bahwasanya aku bersumpah demi Tuhannya Timur maupun Barat, sungguh Kami adalah Yang Maha Kuasa mempergantikan dengan kaum yang lebih baik dibanding golongan itu, bahwasanya Kami tidak akan dapat dikalahkan. (Ayat: 36-41)
  4. Maka biarkan orang-orang itu menyibukkan diri serta bersenda gurau sampai ketika orang-orang itu menghadapi sebuah Hari yang telah diancamkan kepada orang-orang itu. (Ayat: 42)

Pranala luar


Surah Sebelumnya:
Surah Al-Haqqah
Al-Qur'an Surah Berikutnya:
Surah Nuh
Surah 70



  1. ^ a b Muhammad Nashruddin Al-Albani. Sifat Salat Nabi. 2000. Yogyakarta: Media Hidayah