Kios: Perbedaan antara revisi
kembalikan ke versi sebelum divandal |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Kios''' yang berasal dari [[bahasa Belanda|bahasa Belanda.]] Kiosrame.com merupakan rintisan marketplace yang didirikan di Fort De Kock yang saat ini dikenal dengan nama Bukittinggi. Dengan keberadaan Bukittinggi sebagai kota perdagangan sudah saatnya kota Bukittingi meningkatkan eksistensinya sebagai kota perdagangan dengan mengikuti kemajuan teknologi, salah satunya dengan menggunakan fasilitas internet yang berpotensi memunculkan startup-startup yang dapat mendukung sektor perdagangan di dunia virtual. |
|||
{{kembangkan}} |
|||
'''Kios''' yang berasal dari [[bahasa Belanda]]; ''kiosk'' yang diambil dari [[bahasa Perancis]]; ''kiosque'' konon dari [[bahasa Arab]], adalah [[nama]] [[alternatif]] untuk sebuah [[toko]] kecil atau [[warung]]. |
|||
'''Kota Bukittinggi''' adalah [[Kota (wilayah administratif)|kota]] terbesar kedua di Provinsi [[Sumatera Barat]], [[Indonesia]].<sup>[[Kota Bukittinggi#cite note-2|[2]]]</sup> Kota ini pernah menjadi [[ibu kota]] Indonesia pada masa [[Pemerintahan Darurat Republik Indonesia]].<sup>[[Kota Bukittinggi#cite note-3|[3]]]</sup> Kota ini juga pernah menjadi ibu kota Provinsi Sumatera dan Provinsi [[Sumatera Tengah]].<sup>[[Kota Bukittinggi#cite note-4|[4]]]</sup> Bukittinggi pada zaman kolonial Belanda disebut dengan ''Fort de Kock'' dan dahulunya dijuluki sebagai ''Parijs van Sumatra''. |
|||
Dalam sebuah [[kios]] biasanya dijual [[buku]], [[majalah]], dan [[koran]]. |
|||
Luas Bukittinggi secara ''[[de jure]]'' adalah 145,29 km², mengacu pada [[Peraturan Pemerintah]] nomor 84 tahun 1999.<sup>[[Kota Bukittinggi#cite note-5|[5]]]</sup> Namun secara ''[[de facto]]'' saat ini, Bukittinggi masih seluas 25,24 km² karena sebagian masyarakat[[Kabupaten Agam]] menolak perluasan wilayah tersebut. Kota Bukittinggi merupakan salah satu pusat perdagangan grosir terbesar di Pulau Sumatera. |
|||
Kota ini merupakan tempat kelahiran beberapa tokoh pendiri Republik Indonesia, di antaranya adalah [[Mohammad Hatta]] dan [[Assaat]] yang masing-masing merupakan proklamator dan [[Daftar Presiden Indonesia|pejabat presiden Republik Indonesia]]. Selain sebagai kota perjuangan, Bukittinggi juga terkenal sebagai kota wisata yang berhawa sejuk, dan bersaudara (''sister city'') dengan [[Seremban]] di [[Negeri Sembilan]], [[Malaysia]]. Tempat wisata yang ramai dikunjungi adalah [[Jam Gadang]], yaitu sebuah [[menara jam]] yang terletak di jantung kota sekaligus menjadi simbol bagi kota yang berada di tepi [[Ngarai Sianok]]. |
|||
{{bangunan-stub}} |
{{bangunan-stub}} |
Revisi per 3 September 2016 02.14
Kios yang berasal dari bahasa Belanda. Kiosrame.com merupakan rintisan marketplace yang didirikan di Fort De Kock yang saat ini dikenal dengan nama Bukittinggi. Dengan keberadaan Bukittinggi sebagai kota perdagangan sudah saatnya kota Bukittingi meningkatkan eksistensinya sebagai kota perdagangan dengan mengikuti kemajuan teknologi, salah satunya dengan menggunakan fasilitas internet yang berpotensi memunculkan startup-startup yang dapat mendukung sektor perdagangan di dunia virtual.
Kota Bukittinggi adalah kota terbesar kedua di Provinsi Sumatera Barat, Indonesia.[2] Kota ini pernah menjadi ibu kota Indonesia pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia.[3] Kota ini juga pernah menjadi ibu kota Provinsi Sumatera dan Provinsi Sumatera Tengah.[4] Bukittinggi pada zaman kolonial Belanda disebut dengan Fort de Kock dan dahulunya dijuluki sebagai Parijs van Sumatra.
Luas Bukittinggi secara de jure adalah 145,29 km², mengacu pada Peraturan Pemerintah nomor 84 tahun 1999.[5] Namun secara de facto saat ini, Bukittinggi masih seluas 25,24 km² karena sebagian masyarakatKabupaten Agam menolak perluasan wilayah tersebut. Kota Bukittinggi merupakan salah satu pusat perdagangan grosir terbesar di Pulau Sumatera.
Kota ini merupakan tempat kelahiran beberapa tokoh pendiri Republik Indonesia, di antaranya adalah Mohammad Hatta dan Assaat yang masing-masing merupakan proklamator dan pejabat presiden Republik Indonesia. Selain sebagai kota perjuangan, Bukittinggi juga terkenal sebagai kota wisata yang berhawa sejuk, dan bersaudara (sister city) dengan Seremban di Negeri Sembilan, Malaysia. Tempat wisata yang ramai dikunjungi adalah Jam Gadang, yaitu sebuah menara jam yang terletak di jantung kota sekaligus menjadi simbol bagi kota yang berada di tepi Ngarai Sianok.