Bur Rasuanto: Perbedaan antara revisi
BP86Johanes (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan Tag: BP2014 |
k Robot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Bur Rasuanto''' adalah salah satu [[sastrawan]] [[Indonesia]] yang dikenal sebagai [[cerpenis]]. Bur Rasuanto lahir di [[Palembang]], [[Sumatera Selatan]] pada tanggal 6 April 1937.<ref name="a"> {{cite book|author=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|title=Ensiklopedia Sasatra Indonesia Modern|publisher=Rosdakarya|place=Bandung|year=2003}}</ref> Bur Rasuanto memulai kesastrawanannya sebagai cerpenis dengan mempublikasikan [[cerita pendek]]nya melalui [[majalah Sastra]] tahun 1960. Di bawah asuhan [[H. B. Jassin]], Bur Rasuanto berusaha menjadi cerpenis yang baik. Tiga [[cerpen]] Bur Rasuanto yaitu ''Discharge'', ''Ethyl Plant'', dan ''Pertunjukan'' memperoleh hadiah tahunan majalah Sastra sebagai cerita pendek terbaik. Dengan terbitnya dua [[buku]] kumpulan cerpen yang berjudul ''Bumi yang Berpeluh'' dan ''Mereka yang Bangkit'', Bur Rasuanto terkenal sebagi penulis cerita pendek. Ciri khas cerita pendeknya berlatar kehidupan kaum buruh industri perminyakan. H. B. Jassin menyatakan bahwa cerita pendek yang berlatar belakang lingkungan perkilangan minyak merupakan daerah baru bagi pengarang Indonesia dan Bur Rasuantolah pertama kali yang mengungkapkan soal itu dalam [[sastra]] dengan pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya selama bekerja di [[kilang minyak]] PT. Stanvac. |
'''Bur Rasuanto''' adalah salah satu [[sastrawan]] [[Indonesia]] yang dikenal sebagai [[cerpenis]]. Bur Rasuanto lahir di [[Palembang]], [[Sumatera Selatan]] pada tanggal 6 April 1937.<ref name="a"> {{cite book|author=Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional|title=Ensiklopedia Sasatra Indonesia Modern|publisher=Rosdakarya|place=Bandung|year=2003}}</ref> Bur Rasuanto memulai kesastrawanannya sebagai cerpenis dengan mempublikasikan [[cerita pendek]]nya melalui [[majalah Sastra]] tahun 1960. Di bawah asuhan [[H. B. Jassin]], Bur Rasuanto berusaha menjadi cerpenis yang baik. Tiga [[cerpen]] Bur Rasuanto yaitu ''Discharge'', ''Ethyl Plant'', dan ''Pertunjukan'' memperoleh hadiah tahunan majalah Sastra sebagai cerita pendek terbaik. Dengan terbitnya dua [[buku]] kumpulan cerpen yang berjudul ''Bumi yang Berpeluh'' dan ''Mereka yang Bangkit'', Bur Rasuanto terkenal sebagi penulis cerita pendek. Ciri khas cerita pendeknya berlatar kehidupan kaum buruh industri perminyakan. H. B. Jassin menyatakan bahwa cerita pendek yang berlatar belakang lingkungan perkilangan minyak merupakan daerah baru bagi pengarang Indonesia dan Bur Rasuantolah pertama kali yang mengungkapkan soal itu dalam [[sastra]] dengan pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya selama bekerja di [[kilang minyak]] PT. Stanvac. |
||
==Rujukan== |
== Rujukan == |
||
{{reflist}} |
{{reflist}} |
||
[[ |
[[Kategori:Tokoh]] |
||
[[ |
[[Kategori:Sastra Indonesia]] |
Revisi per 10 Oktober 2016 04.07
Bur Rasuanto adalah salah satu sastrawan Indonesia yang dikenal sebagai cerpenis. Bur Rasuanto lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada tanggal 6 April 1937.[1] Bur Rasuanto memulai kesastrawanannya sebagai cerpenis dengan mempublikasikan cerita pendeknya melalui majalah Sastra tahun 1960. Di bawah asuhan H. B. Jassin, Bur Rasuanto berusaha menjadi cerpenis yang baik. Tiga cerpen Bur Rasuanto yaitu Discharge, Ethyl Plant, dan Pertunjukan memperoleh hadiah tahunan majalah Sastra sebagai cerita pendek terbaik. Dengan terbitnya dua buku kumpulan cerpen yang berjudul Bumi yang Berpeluh dan Mereka yang Bangkit, Bur Rasuanto terkenal sebagi penulis cerita pendek. Ciri khas cerita pendeknya berlatar kehidupan kaum buruh industri perminyakan. H. B. Jassin menyatakan bahwa cerita pendek yang berlatar belakang lingkungan perkilangan minyak merupakan daerah baru bagi pengarang Indonesia dan Bur Rasuantolah pertama kali yang mengungkapkan soal itu dalam sastra dengan pengetahuan dan pengalaman yang diperolehnya selama bekerja di kilang minyak PT. Stanvac.
Rujukan
- ^ Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2003). Ensiklopedia Sasatra Indonesia Modern. Bandung: Rosdakarya.