Lompat ke isi

Diagram QAPF: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Pranala Luar +Pranala luar)
Baris 17: Baris 17:
* Le Maitre,R.W. 2002. Igneous Rocks: A Classification and Glossary of Terms : Recommendations of International Union of Geological Sciences Subcommission on the Systematics of Igneous Rocks. Cambridge University Press, 236pp.
* Le Maitre,R.W. 2002. Igneous Rocks: A Classification and Glossary of Terms : Recommendations of International Union of Geological Sciences Subcommission on the Systematics of Igneous Rocks. Cambridge University Press, 236pp.


== Pranala Luar ==
== Pranala luar ==
* {{Templat:Citation|url = http://geology.csupomona.edu/alert/igneous/igclass.htm|archiveurl = https://web.archive.org/web/20110930102012/http://geology.csupomona.edu/alert/igneous/igclass.htm|title = Classification of Igneous Rocks - IUGS Classification|archivedate = 30 Sep 2011|publisher = Geological Sciences Department - Cal Poly Pomona}}
* {{Templat:Citation|url = http://geology.csupomona.edu/alert/igneous/igclass.htm|archiveurl = https://web.archive.org/web/20110930102012/http://geology.csupomona.edu/alert/igneous/igclass.htm|title = Classification of Igneous Rocks - IUGS Classification|archivedate = 30 Sep 2011|publisher = Geological Sciences Department - Cal Poly Pomona}}



Revisi per 25 Oktober 2016 09.39

Diagram QAPF untuk klasifikasi Batuan Plutonik

Diagram QAPF adalah diagram segitiga bolak balik yang digunakan untuk mengklasifikasikan batuan beku berdasarkan komposisi mineralogi. Akronimnya, QAPF, merupakan kependekan dari " Kuarsa, Alkali Feldspar, Plagioklas, dan Feldspathoid (Foid) ", yang merupakan grup-grup mineral yang digunakan untuk klasifikasi dalam Diagram ini. Persentase  Q, A, P, dan F  dinormalisasi ( dihitung ulang agar totalnya 100%)

Sejarah

Diagram QAPF dibuat oleh International Union of Geological Sciences (IUGS): Subcommission on the Systematics of Igneous Rocks[1] ditemukan oleh  Albert Streckeisen (itulah sebabnya nama lain Diagram ini adalah: Diagram Streckeisen ). Ahli geologi seluruh dunia menerima diagram ini sebagai alat untuk klasifikasi batuan beku , terutama batuan plutonik.

Kegunaan

Diagram QAPF sebagian besar digunakan untuk klasifikasi batuan plutonik ( batuan faneritik), tapi juga digunakan untuk batuan vulkanik jika komposisi mineral modal telah diketahui. Diagram QAPF tidak digunakan untuk mengklasifikasi batuan piroklastik  atau batuan vulkanik jika komposisi mineral modal tidak diketahui, dan sebagai gantinya menggunakan klasifikasi TAS ( Total-Alkali-Silika). TAS juga digunakan jika batuan vulkanik mengandung gelas vulkanik ( seperti obsidian). Diagram QAPF juga tidak digunakan jika mineral mafik yang terkandung dalam komposisi batuan lebih dari 90% (contoh: peridotit dan piroxenit)

Nama batuan yang tepat bisa diberikan jika komposisi mineralogi diketahui, dimana dihitung menggunakan analisis petrografi.

Referensi

  • Streckeisen, A. L., 1974. Classification and Nomenclature of Plutonic Rocks. Recommendations of the IUGS Subcommission on the Systematics of Igneous Rocks. Geologische Rundschau. Internationale Zeitschrift für Geologie. Stuttgart. Vol.63, p. 773-785.
  • Streckeisen, A. L., 1978. IUGS Subcommission on the Systematics of Igneous Rocks. Classification and Nomenclature of Volcanic Rocks, Lamprophyres, Carbonatites and Melilite Rocks. Recommendations and Suggestions. Neues Jahrbuch für Mineralogie, Abhandlungen, Vol. 141, 1-14.
  • Le Maitre,R.W. 2002. Igneous Rocks: A Classification and Glossary of Terms : Recommendations of International Union of Geological Sciences Subcommission on the Systematics of Igneous Rocks. Cambridge University Press, 236pp.

Pranala luar

Footnotes

  1. ^ See for example the diagram as it appears in Streckeisen, Albert (July 1974). "Classification and nomenclature of plutonic rocks recommendations of the IUGS subcommission on the systematics of Igneous Rocks". Geologische Rundschau. 63 (2): 773–786. doi:10.1007/bf01820841.