Lompat ke isi

Filsafat manusia: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 1: Baris 1:
'''Filsafat manusia''' adalah cabang ilmu [[filsafat]] yang membahas mengenai makna menjadi [[manusia]].<ref name="leahy"> {{cite book|title=Manusia sebuah Misteri|author=Louis Leahy|publisher=Gramedia|location=Jakarta|year=1984|page=1}} </ref> Filsafat manusia menjadikan manusia sebagai [[objek]] studinya. <ref name="salam"> {{cite book|title=Filsafat Manusia|author=Baharrudin Salam|publisher=Bina Aksara|location=Jakarta|year=1988|page=13}} </ref> Dalam cabang ilmu filsafat ini manusia akan mengajukan pertanyaan mengenai diri mereka sebagai manusia. <ref name="juraid"> {{cite book|title=Manusia, Filsafat, dan Sejarah|author=Juraid Abdul Latief|publisher=Bumi Aksara|location=Jakarta|year=2012|ISBN=979-526-260-2|page=15}} </ref> Filsafat manusia terus berkembang karena manusia adalah objek yang penuh dengan [[misteri]].<ref name="juraid"/> Titik tolak filsafat manusia adalah pengetahuan dan [[pengalaman]] manusia, serta dunia yang melingkupinya. <ref name="suraji"> {{cite book|title=Ilmu Filsafat, Suatu Pengantar|author=Surajio|publisher=Bumi Aksara|year=2005|location=Jakarta|ISBN=979-526-904-6}} </ref> Dalam sejarah ada beberapa istilah yang mendahului filsafat manusia, yaitu [[psikologi filsafat]], [[psikologi rasional]], [[eksperimental]] dan [[empiris]]. <ref name="leahy"/>
'''Filsafat manusia''' adalah cabang ilmu [[filsafat]] yang membahas mengenai makna menjadi [[manusia]].<ref name="leahy"> {{cite book|title=Manusia sebuah Misteri|author=Louis Leahy|publisher=Gramedia|location=Jakarta|year=1984|page=1}} </ref> Filsafat manusia menjadikan manusia sebagai [[objek]] studinya. <ref name="salam"> {{cite book|title=Filsafat Manusia|author=Baharrudin Salam|publisher=Bina Aksara|location=Jakarta|year=1988|page=13}} </ref> Dalam cabang ilmu filsafat ini manusia akan mengajukan pertanyaan mengenai diri mereka sebagai manusia. <ref name="juraid"> {{cite book|title=Manusia, Filsafat, dan Sejarah|author=Juraid Abdul Latief|publisher=Bumi Aksara|location=Jakarta|year=2012|ISBN=979-526-260-2|page=15}} </ref> Filsafat manusia terus berkembang karena manusia adalah objek yang penuh dengan [[misteri]].<ref name="juraid"/> Titik tolak filsafat manusia adalah pengetahuan dan [[pengalaman]] manusia, serta dunia yang melingkupinya. <ref name="suraji"> {{cite book|title=Ilmu Filsafat, Suatu Pengantar|author=Surajio|publisher=Bumi Aksara|year=2005|location=Jakarta|ISBN=979-526-904-6}} </ref> Dalam sejarah ada beberapa istilah yang mendahului filsafat manusia, yaitu [[psikologi filsafat]], [[psikologi rasional]], [[eksperimental]] dan [[empiris]]. <ref name="leahy"/>


[[Berkas:God2-Sistine Chapel.png|thumb|right|200px|Manusia adalah misteri bagi dirinya sendiri]]
[[Berkas:God2-Sistine Chapel.png|thumb|right|200px|Manusia adalah misteri bagi dirinya sendiri]]
==Alasan Mempelajari Filsafat Manusia==
== Alasan Mempelajari Filsafat Manusia ==
Filsafat manusia perlu dipelajari karena manusia mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk menyelidiki dan menganalisis sesuatu secara mendalam. <ref name="leahy"/> Manusia [[pikir|berpikir]] dan menganalisa banyak hal.<ref name="leahy"/> Pada suatu titik manusia akan sampai kepada saat di mana dia akan bertanya mengenai arti keberadaannya sendiri sebagai manusia.<ref name="leahy"/>Dengan demikian filsafat manusia mengantar manusia untuk menyelami kehidupannya sendiri, dan sangat mungkin mendapat pencerahan mengenai menjadi manusia yang lebih utuh.<ref name="theo"> {{cite book|title=Manusia Merenungkan Dirinya|author=Theo Huijbers|publisher=Kanisius|year=1987||location=Yogyakarta|page=15-20}} </ref> Dalam sejarah, manusia selalu berusaha memecahkan permasalahan pokok tentang makna dan eksistensinya yang selalu sulit memperoleh jawaban.<ref name="Soerjanto"> {{cite book|title=Sekitar Manusia(Menuju Manusia Seutuhnya), kump. karangan|author=Soerjanto Poepowardojo|year=1982|publisher=Gramedia|location=Jakarta|page=1-5}} </ref> Filsafat manusia ada untuk mendorong manusia mencari [[hakikatnya]].<ref name="leahy"/>
Filsafat manusia perlu dipelajari karena manusia mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk menyelidiki dan menganalisis sesuatu secara mendalam. <ref name="leahy"/> Manusia [[pikir|berpikir]] dan menganalisa banyak hal.<ref name="leahy"/> Pada suatu titik manusia akan sampai kepada saat di mana dia akan bertanya mengenai arti keberadaannya sendiri sebagai manusia.<ref name="leahy"/>Dengan demikian filsafat manusia mengantar manusia untuk menyelami kehidupannya sendiri, dan sangat mungkin mendapat pencerahan mengenai menjadi manusia yang lebih utuh.<ref name="theo"> {{cite book|title=Manusia Merenungkan Dirinya|author=Theo Huijbers|publisher=Kanisius|year=1987||location=Yogyakarta|page=15-20}} </ref> Dalam sejarah, manusia selalu berusaha memecahkan permasalahan pokok tentang makna dan eksistensinya yang selalu sulit memperoleh jawaban.<ref name="Soerjanto"> {{cite book|title=Sekitar Manusia(Menuju Manusia Seutuhnya), kump. karangan|author=Soerjanto Poepowardojo|year=1982|publisher=Gramedia|location=Jakarta|page=1-5}} </ref> Filsafat manusia ada untuk mendorong manusia mencari [[hakikatnya]].<ref name="leahy"/>


==Model Esensi dan Model Eksistensi==
== Model Esensi dan Model Eksistensi ==
Model [[esensi]] adalah pendekatan dalam filsafat kepada suatu objek dengan cara yang abstrak.<ref name="theo"/> Model ini memandang manusia terlepas dari situasi dan perkembangannya.<ref name="theo"/> Model esensi hanya memperhatikan kodrat yang menentukan manusia sebagai manusia.<ref name="theo"/> Sementara itu model [[eksistensi]] adalah pendekatan dalam filsafat kepada suatu objek dengan memandangnya secara menyeluruh.<ref name="theo"/> Manusia dipandang secara konkret secara utuh dalam keberadaannya. Model eksistensi tidak percaya akan kodrat yang menentukan manusia.<ref name="theo"/> Orang yang memperlajari filsafat manusia dengan pendekatan eksistensial akan lebih menyeluruh pandangannya dibandingkan pendekatan esensialis.<ref name="theo"/>
Model [[esensi]] adalah pendekatan dalam filsafat kepada suatu objek dengan cara yang abstrak.<ref name="theo"/> Model ini memandang manusia terlepas dari situasi dan perkembangannya.<ref name="theo"/> Model esensi hanya memperhatikan kodrat yang menentukan manusia sebagai manusia.<ref name="theo"/> Sementara itu model [[eksistensi]] adalah pendekatan dalam filsafat kepada suatu objek dengan memandangnya secara menyeluruh.<ref name="theo"/> Manusia dipandang secara konkret secara utuh dalam keberadaannya. Model eksistensi tidak percaya akan kodrat yang menentukan manusia.<ref name="theo"/> Orang yang memperlajari filsafat manusia dengan pendekatan eksistensial akan lebih menyeluruh pandangannya dibandingkan pendekatan esensialis.<ref name="theo"/>
==Manusia tanpa Tuhan==
== Manusia tanpa Tuhan ==
Filsafat manusia sangat dekat hubungannya dengan [[eksistensialisme]].<ref name="rujukan"> {{cite book|title=Manusia Multi Dimensional|author=A.Sudiarja(ed:Sastraprateja)|publisher=Gramedia|page=15|year=1982|location=Jakarta}} </ref> Nietzcsche berpandangan bahwa kebebasan manusia akan hadir jika hidup manusia tanpa [[Tuhan]].<ref name="rujukan"/> Hidup itu sendiri merupakan "kehendak untuk berkuasa".<ref name="rujukan"/> Kelemahan manusia sering muncul karena manusia sering menyerah dengan kenyataan bahwa ada kekuasaan di luar dirinya yang lebih kuat.<ref name="rujukan"/> Salah satu yang mutlak terjadi dalam hidup manusia adalah kenyataan kesepian.<ref name="rujukan"/>
Filsafat manusia sangat dekat hubungannya dengan [[eksistensialisme]].<ref name="rujukan"> {{cite book|title=Manusia Multi Dimensional|author=A.Sudiarja(ed:Sastraprateja)|publisher=Gramedia|page=15|year=1982|location=Jakarta}} </ref> Nietzcsche berpandangan bahwa kebebasan manusia akan hadir jika hidup manusia tanpa [[Tuhan]].<ref name="rujukan"/> Hidup itu sendiri merupakan "kehendak untuk berkuasa".<ref name="rujukan"/> Kelemahan manusia sering muncul karena manusia sering menyerah dengan kenyataan bahwa ada kekuasaan di luar dirinya yang lebih kuat.<ref name="rujukan"/> Salah satu yang mutlak terjadi dalam hidup manusia adalah kenyataan kesepian.<ref name="rujukan"/>


==Tujuan Filsafat Manusia==
== Tujuan Filsafat Manusia ==
Filsafat manusia muncul berawal dari pertanyaan akan manusia.<ref name="leahy"/> Pertanyaan-pertanyaan dalam filsafat manusia yang dapat menunjukkan tujuan filsafat manusia adalah:<ref name="salam"/>
Filsafat manusia muncul berawal dari pertanyaan akan manusia.<ref name="leahy"/> Pertanyaan-pertanyaan dalam filsafat manusia yang dapat menunjukkan tujuan filsafat manusia adalah:<ref name="salam"/>
# Apakah dan siapakah manusia pada hakikatnya?<ref name="salam"/>
# Apakah dan siapakah manusia pada hakikatnya?<ref name="salam"/>
# Bagaimanakah kodrat manusia itu?<ref name="salam"/>
# Bagaimanakah kodrat manusia itu?<ref name="salam"/>
# Apakah sifat-sifat manusia yang unik yang membedakannya dari makhluk-mahluk yang lain?<ref name="salam"/>
# Apakah sifat-sifat manusia yang unik yang membedakannya dari makhluk-mahluk yang lain?<ref name="salam"/>
Baris 18: Baris 18:
# Bagaimana mungkin manusia dapat bebas dan merdeka untuk melakukan segala yang dia inginkan?<ref name="salam"/>
# Bagaimana mungkin manusia dapat bebas dan merdeka untuk melakukan segala yang dia inginkan?<ref name="salam"/>
# Apakah arti kepribadian seorang manusia?<ref name="salam"/>
# Apakah arti kepribadian seorang manusia?<ref name="salam"/>
==Rujukan==
== Rujukan ==
{{reflist}}
{{reflist}}



Revisi per 3 November 2016 07.52

Filsafat manusia adalah cabang ilmu filsafat yang membahas mengenai makna menjadi manusia.[1] Filsafat manusia menjadikan manusia sebagai objek studinya. [2] Dalam cabang ilmu filsafat ini manusia akan mengajukan pertanyaan mengenai diri mereka sebagai manusia. [3] Filsafat manusia terus berkembang karena manusia adalah objek yang penuh dengan misteri.[3] Titik tolak filsafat manusia adalah pengetahuan dan pengalaman manusia, serta dunia yang melingkupinya. [4] Dalam sejarah ada beberapa istilah yang mendahului filsafat manusia, yaitu psikologi filsafat, psikologi rasional, eksperimental dan empiris. [1]

Manusia adalah misteri bagi dirinya sendiri

Alasan Mempelajari Filsafat Manusia

Filsafat manusia perlu dipelajari karena manusia mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk menyelidiki dan menganalisis sesuatu secara mendalam. [1] Manusia berpikir dan menganalisa banyak hal.[1] Pada suatu titik manusia akan sampai kepada saat di mana dia akan bertanya mengenai arti keberadaannya sendiri sebagai manusia.[1]Dengan demikian filsafat manusia mengantar manusia untuk menyelami kehidupannya sendiri, dan sangat mungkin mendapat pencerahan mengenai menjadi manusia yang lebih utuh.[5] Dalam sejarah, manusia selalu berusaha memecahkan permasalahan pokok tentang makna dan eksistensinya yang selalu sulit memperoleh jawaban.[6] Filsafat manusia ada untuk mendorong manusia mencari hakikatnya.[1]

Model Esensi dan Model Eksistensi

Model esensi adalah pendekatan dalam filsafat kepada suatu objek dengan cara yang abstrak.[5] Model ini memandang manusia terlepas dari situasi dan perkembangannya.[5] Model esensi hanya memperhatikan kodrat yang menentukan manusia sebagai manusia.[5] Sementara itu model eksistensi adalah pendekatan dalam filsafat kepada suatu objek dengan memandangnya secara menyeluruh.[5] Manusia dipandang secara konkret secara utuh dalam keberadaannya. Model eksistensi tidak percaya akan kodrat yang menentukan manusia.[5] Orang yang memperlajari filsafat manusia dengan pendekatan eksistensial akan lebih menyeluruh pandangannya dibandingkan pendekatan esensialis.[5]

Manusia tanpa Tuhan

Filsafat manusia sangat dekat hubungannya dengan eksistensialisme.[7] Nietzcsche berpandangan bahwa kebebasan manusia akan hadir jika hidup manusia tanpa Tuhan.[7] Hidup itu sendiri merupakan "kehendak untuk berkuasa".[7] Kelemahan manusia sering muncul karena manusia sering menyerah dengan kenyataan bahwa ada kekuasaan di luar dirinya yang lebih kuat.[7] Salah satu yang mutlak terjadi dalam hidup manusia adalah kenyataan kesepian.[7]

Tujuan Filsafat Manusia

Filsafat manusia muncul berawal dari pertanyaan akan manusia.[1] Pertanyaan-pertanyaan dalam filsafat manusia yang dapat menunjukkan tujuan filsafat manusia adalah:[2]

  1. Apakah dan siapakah manusia pada hakikatnya?[2]
  2. Bagaimanakah kodrat manusia itu?[2]
  3. Apakah sifat-sifat manusia yang unik yang membedakannya dari makhluk-mahluk yang lain?[2]
  4. Bagaimanakah hubungan antara badan atau raga dengan jiwa manusia?[2]
  5. Bagaimana mungkin manusia dapat bebas dan merdeka untuk melakukan segala yang dia inginkan?[2]
  6. Apakah arti kepribadian seorang manusia?[2]

Rujukan

  1. ^ a b c d e f g Louis Leahy (1984). Manusia sebuah Misteri. Jakarta: Gramedia. hlm. 1. 
  2. ^ a b c d e f g h Baharrudin Salam (1988). Filsafat Manusia. Jakarta: Bina Aksara. hlm. 13. 
  3. ^ a b Juraid Abdul Latief (2012). Manusia, Filsafat, dan Sejarah. Jakarta: Bumi Aksara. hlm. 15. ISBN 979-526-260-2. 
  4. ^ Surajio (2005). Ilmu Filsafat, Suatu Pengantar. Jakarta: Bumi Aksara. ISBN 979-526-904-6. 
  5. ^ a b c d e f g Theo Huijbers (1987). Manusia Merenungkan Dirinya. Yogyakarta: Kanisius. hlm. 15-20. 
  6. ^ Soerjanto Poepowardojo (1982). Sekitar Manusia(Menuju Manusia Seutuhnya), kump. karangan. Jakarta: Gramedia. hlm. 1-5. 
  7. ^ a b c d e A.Sudiarja(ed:Sastraprateja) (1982). Manusia Multi Dimensional. Jakarta: Gramedia. hlm. 15.