Yi Sang-jae: Perbedaan antara revisi
←Membuat halaman berisi ''''Yi Sang-jae''' (1850-1927), ''Nama pena'': '''Wol-Nam''', adalah seorang diplomat, politikus, sekaligus tokoh pejuang kemerdekaan Korea. Perjuangan Yi S...' Tag: |
|||
Baris 11: | Baris 11: | ||
==Peran dalam jurnalisme dan pendidikan== |
==Peran dalam jurnalisme dan pendidikan== |
||
Pada era 1920-an, lahir tiga kantor surat kabar berbahasa Korea antara lain [[Chosun Ilbo]], [[Donga Ilbo]] dan [[Sisa Sinmun]]. Pada tahun 1924, Yi Sang-jae menjadi pemimpin Chosun Ilbo yang menggunakannya sebagai sarana mengkritik kolonialisme Jepang. Pada tahun 1922, ia bersama tokoh lain menghimpun dana untuk mendirikan universitas swasta namun tidak pernah tercapai karena dihalangi pihak jepang. Beberapa tahun kemudian barulah muncul sekolah-sekolah yang diprakarsai oleh para misionaris Amerika. |
Pada era 1920-an, lahir tiga kantor surat kabar berbahasa Korea antara lain [[Chosun Ilbo]], [[Donga Ilbo]] dan [[Sisa Sinmun]]. Pada tahun 1924, Yi Sang-jae menjadi pemimpin Chosun Ilbo yang menggunakannya sebagai sarana mengkritik kolonialisme Jepang. Pada tahun 1922, ia bersama tokoh lain menghimpun dana untuk mendirikan universitas swasta namun tidak pernah tercapai karena dihalangi pihak jepang. Beberapa tahun kemudian barulah muncul sekolah-sekolah yang diprakarsai oleh para misionaris Amerika. |
||
[[Kategori:Kelahiran 1850]] |
|||
[[Kategori:Kematian 1927]] |
|||
[[Kategori:Pejuang kemerdekaan Korea]] |
|||
[[Kategori:Diplomat Korea]] |
Revisi per 21 November 2016 01.35
Yi Sang-jae (1850-1927), Nama pena: Wol-Nam, adalah seorang diplomat, politikus, sekaligus tokoh pejuang kemerdekaan Korea. Perjuangan Yi Sang-jae tercatat dari perannya sebagai anggota Asosiasi Kemerdekaan serta partisipasinya dalam Pergerakan Satu Maret 1919. Ia juga dikenal akan upayanya dalam memperjuangkan pendidikan dan pengetahuan bagi rakyat Korea pada masa-masa awal proses moderenisasi negara itu.
Yi lahir di Socheon, Provinsi Chungcheong. Sejak kecil ia telah menerima ajaran-ajaran Konfusianisme. Masa kecilnya bertepatan dengan periode kekuasaan Heungseon Daewongun yang sedang memerintah Korea. Pada usia 20-an, Yi mengalami periode pembukaan Korea dan secara antusias mengikuti progres moderenisasinya. Pada tahun 1881, ia pergi ke Jepang bersama rekan-rekan senegaranya untuk mempelajari berbagai kemajuan yang telah dicapai Jepang. Ia juga mempelajari teknologi-teknologi barat dan membantu mengaplikasikannya di Korea.
Sekitar tahun 1884, ia bertugas di sebuah kantor perusahaan komunikasi di Incheon. Tiga tahun berikutnya ia diangkat menjadi sekretaris duta besar Korea yang pertama kalinya di Amerika Serikat. Setelah kembali dari Amerika, ia telah mendalami ide-ide baru dari barat dan ingin menyebarkannya kepada masyarakat Korea. Pada saat itu ia berteman dengan tokoh-tokoh yang juga berniat memoderenisasi korea seperti Philip Jaisohn dan Syngman Rhee. Philip Jaisohn mendirikan Asosiasi Kemerdekaan pada tahun 1896 sebagai tempat pendidikan bagi masyarakat, mendorong moderensisasi dan pembaharuan dalam pemerintahan. Yi Sang-jae ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan asosiasi itu.
Asosiasi ini menjadi sangat populer dan telah membangun sebuah gerbang bernama Gerbang Kemerdekaan di ibukota. Namun demikian, pemerintah agak merasa terancam dengan tujuan-tujuan asosiasi itu yang menyuarakan kebebasan berpendapat, hubungan netral dengan bangsa asing serta menolak campur tangan asing dalam urusan dalam negeri. Pemerintah akhirnya membubarkan Asosiasi Kemerdekaan. Yi dan beberapa tokoh dipenjarakan namun akhirnya atas permintaan massa mereka dibebaskan.
Setelah insiden penangkapan itu, Yi mencari cara baru untuk menyebarkan ide-ide progresif. Bersama-sama Syngman rhee dan para misionaris Amerika, ia mendirikan organisasi pemuda berbasis Kristiani, YMCA di Seoul pada tahun 1903. organisasi ini merancang penyebaran ide-ide nasionalisme dan program-program sosial. Yi ikut serta dalam Pergerakan Satu Maret menentang penjajahan Jepang walau upaya ini akhirnya ditekan oleh pihak kolonial.
Peran dalam jurnalisme dan pendidikan
Pada era 1920-an, lahir tiga kantor surat kabar berbahasa Korea antara lain Chosun Ilbo, Donga Ilbo dan Sisa Sinmun. Pada tahun 1924, Yi Sang-jae menjadi pemimpin Chosun Ilbo yang menggunakannya sebagai sarana mengkritik kolonialisme Jepang. Pada tahun 1922, ia bersama tokoh lain menghimpun dana untuk mendirikan universitas swasta namun tidak pernah tercapai karena dihalangi pihak jepang. Beberapa tahun kemudian barulah muncul sekolah-sekolah yang diprakarsai oleh para misionaris Amerika.