Suku Buton: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
Baris 11: | Baris 11: | ||
}} |
}} |
||
Seperti suku-suku di [[Sulawesi]] kebanyakan, suku [[Buton]] juga merupakan suku pelaut. Orang-orang [[Buton]] sejak lama merantau ke seluruh pelosok dunia [[Melayu]] dengan menggunakan perahu berukuran kecil yang hanya dapat menampung lima orang, hingga perahu besar yang dapat memuat barang sekitar 150 ton. Secara umum, orang [[Buton]] adalah masyarakat yang mendiami wilayah kekuasaan [[Kesultanan Buton]]. Daerah-daerah itu kini telah menjadi beberapa kabupaten dan kota di [[Sulawesi Tenggara]] diantaranya [[Kota Baubau]], [[Kabupaten Buton]], [[Kabupaten Buton Selatan]], [[Kabupaten Buton Tengah]], [[Kabupaten Buton Utara]], [[Kabupaten Wakatobi]], [[Kabupaten Bombana]], kabupaten muna, kabupaten muna barat. |
Suku Buton adalah suku bangsa yang menempati wilayah [[Sulawesi Tenggara]]. Seperti suku-suku di [[Sulawesi]] kebanyakan, suku [[Buton]] juga merupakan suku pelaut. Orang-orang [[Buton]] sejak lama merantau ke seluruh pelosok dunia [[Melayu]] dengan menggunakan perahu berukuran kecil yang hanya dapat menampung lima orang, hingga perahu besar yang dapat memuat barang sekitar 150 ton. Secara umum, orang [[Buton]] adalah masyarakat yang mendiami wilayah kekuasaan [[Kesultanan Buton]]. Daerah-daerah itu kini telah menjadi beberapa kabupaten dan kota di [[Sulawesi Tenggara]] diantaranya [[Kota Baubau]], [[Kabupaten Buton]], [[Kabupaten Buton Selatan]], [[Kabupaten Buton Tengah]], [[Kabupaten Buton Utara]], [[Kabupaten Wakatobi]], [[Kabupaten Bombana]], kabupaten muna, kabupaten muna barat. |
||
Selain merupakan masyarakat pelaut, masyarakat [[Buton]] juga sejak zaman dulu sudah mengenal pertanian. Komoditas yang ditanam antara lain padi ladang, jagung, singkong, ubi jalar, kapas, kelapa, sirih, nanas, pisang, dan segala kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Orang [[Buton]] terkenal pula dengan peradabannya yang tinggi dan hingga saat ini peninggalannya masih dapat dilihat di wilayah-wilayah [[Kesultanan Buton]], diantaranya [[Benteng Keraton Buton]] yang merupakan benteng terbesar di dunia, [[Istana Malige]] yang merupakan rumah adat tradisional [[Buton]] yang berdiri kokoh setinggi empat tingkat tanpa menggunakan sebatang paku pun, mata uang [[Kesultanan Buton]] yang bernama Kampua, dan banyak lagi. |
Selain merupakan masyarakat pelaut, masyarakat [[Buton]] juga sejak zaman dulu sudah mengenal pertanian. Komoditas yang ditanam antara lain padi ladang, jagung, singkong, ubi jalar, kapas, kelapa, sirih, nanas, pisang, dan segala kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Orang [[Buton]] terkenal pula dengan peradabannya yang tinggi dan hingga saat ini peninggalannya masih dapat dilihat di wilayah-wilayah [[Kesultanan Buton]], diantaranya [[Benteng Keraton Buton]] yang merupakan benteng terbesar di dunia, [[Istana Malige]] yang merupakan rumah adat tradisional [[Buton]] yang berdiri kokoh setinggi empat tingkat tanpa menggunakan sebatang paku pun, mata uang [[Kesultanan Buton]] yang bernama Kampua, dan banyak lagi. |
Revisi per 20 Januari 2017 03.42
Daerah dengan populasi signifikan | |
---|---|
Sulawesi Tenggara: 650.000 | |
Bahasa | |
Buton, dan Indonesia. | |
Agama | |
Islam | |
Kelompok etnik terkait | |
Tolaki, Muna |
Suku Buton adalah suku bangsa yang menempati wilayah Sulawesi Tenggara. Seperti suku-suku di Sulawesi kebanyakan, suku Buton juga merupakan suku pelaut. Orang-orang Buton sejak lama merantau ke seluruh pelosok dunia Melayu dengan menggunakan perahu berukuran kecil yang hanya dapat menampung lima orang, hingga perahu besar yang dapat memuat barang sekitar 150 ton. Secara umum, orang Buton adalah masyarakat yang mendiami wilayah kekuasaan Kesultanan Buton. Daerah-daerah itu kini telah menjadi beberapa kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara diantaranya Kota Baubau, Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten Buton Tengah, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Bombana, kabupaten muna, kabupaten muna barat.
Selain merupakan masyarakat pelaut, masyarakat Buton juga sejak zaman dulu sudah mengenal pertanian. Komoditas yang ditanam antara lain padi ladang, jagung, singkong, ubi jalar, kapas, kelapa, sirih, nanas, pisang, dan segala kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Orang Buton terkenal pula dengan peradabannya yang tinggi dan hingga saat ini peninggalannya masih dapat dilihat di wilayah-wilayah Kesultanan Buton, diantaranya Benteng Keraton Buton yang merupakan benteng terbesar di dunia, Istana Malige yang merupakan rumah adat tradisional Buton yang berdiri kokoh setinggi empat tingkat tanpa menggunakan sebatang paku pun, mata uang Kesultanan Buton yang bernama Kampua, dan banyak lagi.