Lompat ke isi

Suku Buton: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 4: Baris 4:
|image=
|image=
|image_caption=
|image_caption=
|poptime='''1 Juta jiwa''' <small>''di [[Indonesia]]''</small> (2015)
|poptime='''900.000 jiwa''' <small>''di [[Indonesia]]''</small> (2015)
|popplace=[[Sulawesi Tenggara]]: '''650.000'''
|popplace=[[Sulawesi Tenggara]]: '''650.000''' [[Kalimantan Timur]]: '''57.000''' [[Maluku]]: '''25.000''' [[Maluku Utara]]: '''15.000''' [[Papua Barat]]: '''53.000'''
|langs=[[Buton]], dan [[Indonesia]].
|langs=[[Buton]], dan [[Indonesia]].
|rels=[[Islam]]
|rels=[[Islam]]

Revisi per 20 Januari 2017 04.25

Suku Buton
Daerah dengan populasi signifikan
Sulawesi Tenggara: 650.000 Kalimantan Timur: 57.000 Maluku: 25.000 Maluku Utara: 15.000 Papua Barat: 53.000
Bahasa
Buton, dan Indonesia.
Agama
Islam
Kelompok etnik terkait
Tolaki, Muna

Suku Buton adalah suku bangsa yang menempati wilayah Sulawesi Tenggara. Suku Buton juga dapat di temui dengan Jumlah yang Signifikan di Luar Sulawesi Tenggara Seperti di Kalimantan Timur, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat.

Seperti suku-suku di Sulawesi kebanyakan, suku Buton juga merupakan suku pelaut. Orang-orang Buton sejak lama merantau ke seluruh pelosok Nusantara dengan menggunakan perahu berukuran kecil yang hanya dapat menampung lima orang, hingga perahu besar yang dapat memuat barang sekitar 150 ton.

Secara umum, orang Buton adalah masyarakat yang mendiami wilayah kekuasaan Kesultanan Buton. Daerah-daerah itu kini telah menjadi beberapa kabupaten dan kota di Sulawesi Tenggara diantaranya Kota Baubau, Kabupaten Buton, Kabupaten Buton Selatan, Kabupaten Buton Tengah, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Wakatobi, Kabupaten Bombana, Kabupaten Muna, dan Kabupaten Muna Barat.

Selain merupakan masyarakat pelaut, masyarakat Buton juga sejak zaman dulu sudah mengenal pertanian. Komoditas yang ditanam antara lain padi ladang, jagung, singkong, ubi jalar, kapas, kelapa, sirih, nanas, pisang, dan segala kebutuhan hidup mereka sehari-hari.

Orang Buton terkenal pula dengan peradabannya yang tinggi dan hingga saat ini peninggalannya masih dapat dilihat di wilayah-wilayah Kesultanan Buton, diantaranya Benteng Keraton Buton yang merupakan benteng terbesar di dunia, Istana Malige yang merupakan rumah adat tradisional Buton yang berdiri kokoh setinggi empat tingkat tanpa menggunakan sebatang paku pun, mata uang Kesultanan Buton yang bernama Kampua, dan banyak lagi.