Kedaung: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
k sedikit tambahan mengenai kedawung |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 24: | Baris 24: | ||
Penelitian Zuhud dkk. (2001) menunjukkan bahwa kulit batang memiliki aktivitas anti-bakteri terkuat terhadap empat jenis bakteri yang diuji<ref>http://www.iptek.net.id/ind/pustaka_pangan/index.php?ch=puspa&id=149&hal=1</ref> |
Penelitian Zuhud dkk. (2001) menunjukkan bahwa kulit batang memiliki aktivitas anti-bakteri terkuat terhadap empat jenis bakteri yang diuji<ref>http://www.iptek.net.id/ind/pustaka_pangan/index.php?ch=puspa&id=149&hal=1</ref> |
||
Kedawung ini menjadi salah satu camilan khas warga desa karena asanya yang enak dan kaya akan khasiat. |
Kedawung ini menjadi salah satu camilan khas warga desa karena asanya yang enak dan kaya akan khasiat. |
||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 21 Januari 2017 17.42
Kedaung | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Divisi: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Genus: | |
Spesies: | P. roxburghii
|
Nama binomial | |
Parkia roxburghii G.Don. |
Kedaung atau kedawung (Parkia roxburghii G.Don., suku polong-polongan atau Fabaceae) dikenal sebagai tumbuhan obat penting dalam industri jamu, diambil terutama bijinya. Selain biji bagian lain yang berkhasiat obat adalah kulit kayu, daun, dan akar.
Khasiatnya yang paling terlihat adalah sebagai anti-bakteria, dan digunakan dalam pengobatan tradisional untuk infeksi dan gangguan perut.
Penelitian Zuhud dkk. (2001) menunjukkan bahwa kulit batang memiliki aktivitas anti-bakteri terkuat terhadap empat jenis bakteri yang diuji[1]
Kedawung ini menjadi salah satu camilan khas warga desa karena asanya yang enak dan kaya akan khasiat.