Melangun: Perbedaan antara revisi
k Robot: Perubahan kosmetika |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 6: | Baris 6: | ||
Dahulu masyarakat Suku Anak Dalam meninggalkan tempat tinggal mereka dalam waktu yang cukup lama, biasanya 10-12 tahun.<ref name="Kementrian Sosial RI"> {{cite web|url= http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=55| title= ''Mengenal Lebih Dekat Suku Anak Dalam/Orang Kubu''| publisher= Kemsos.go.id| accessdate= 18 Mei 2014.15.30}} </ref> Namun, kini perpindahan tersebut hanya berkisar 4 [[bulan\\ hingga setahun, karena wilayah mereka sudah semakin sempit, sehingga wilayah Melangun mereka tidak sejauh dahulu.<ref name="Kementrian Sosial RI"/> Kini saat kematian anggota keluarga meninggal dunia, tidak semua anggota Suku Anak Dalam pergi Melangun.<ref name="Kementrian Sosial RI"/> Hanya anggota keluarga mendiang saja yang pergi Melangun.<ref name="Kementrian Sosial RI"/> |
Dahulu masyarakat Suku Anak Dalam meninggalkan tempat tinggal mereka dalam waktu yang cukup lama, biasanya 10-12 tahun.<ref name="Kementrian Sosial RI"> {{cite web|url= http://www.kemsos.go.id/modules.php?name=News&file=print&sid=55| title= ''Mengenal Lebih Dekat Suku Anak Dalam/Orang Kubu''| publisher= Kemsos.go.id| accessdate= 18 Mei 2014.15.30}} </ref> Namun, kini perpindahan tersebut hanya berkisar 4 [[bulan\\ hingga setahun, karena wilayah mereka sudah semakin sempit, sehingga wilayah Melangun mereka tidak sejauh dahulu.<ref name="Kementrian Sosial RI"/> Kini saat kematian anggota keluarga meninggal dunia, tidak semua anggota Suku Anak Dalam pergi Melangun.<ref name="Kementrian Sosial RI"/> Hanya anggota keluarga mendiang saja yang pergi Melangun.<ref name="Kementrian Sosial RI"/> |
||
Jika ada anggota Suku Anak Dalam meninggal, maka seluruh anggota merasa [[sedih]] yang mendalam, mereka menangis, dan meraung-raung selama satu [[minggu]].<ref name="Kementrian Sosial RI"/> Sebagian wanita menghempaskan [[tubuh]] mereka ke [[pohon]] besar dan [[tanah]].<ref name="Kementrian Sosial RI"/> Di antara mereka yang bersedih, ada yang berteriak, dan ada yang mengatakan ''laa illa hail'', yang artinya ya [[Tuhan]] kembalikan [[nyawa]] orang kami.<ref name="Kementrian Sosial RI"/> |
Jika ada anggota Suku Anak Dalam meninggal, maka seluruh anggota merasa [[sedih]] yang mendalam, mereka menangis, dan meraung-raung selama satu [[minggu]].<ref name="Kementrian Sosial RI"/> Sebagian wanita menghempaskan [[tubuh]] mereka ke [[pohon]] besar dan [[tanah]].<ref name="Kementrian Sosial RI"/> Di antara mereka yang bersedih, ada yang berteriak, dan ada yang mengatakan ''laa illa hail'', yang artinya ya [[Tuhan]] kembalikan [[nyawa]] orang kami.<ref name="Kementrian Sosial RI"/> |
||
[[Jenazah]] orang meninggal ditutup dengan [[kain]] dari mata [[kaki]] hingga menutupi kepala, kemudian diangkat oleh tiga orang dari rumah menuju pemakamannya.<ref name="Aman"/> Pemakamannya di sebuah pondok yang terletak 4 km di dalam [[hutan]].<ref name="Aman"/> Ukuran pondok jenazah berbeda tergantung pada [[umur]] jenazah.<ref name="Aman"/> Jika anak-anak tingginya 4 undukan/anak tangga dari tanah.<ref name="Aman"/> Jika orang [[dewasa]] tingginya 3-4 [[meter]] dari tanah.<ref name="Aman"/> |
[[Jenazah]] orang meninggal ditutup dengan [[kain]] dari mata [[kaki]] hingga menutupi kepala, kemudian diangkat oleh tiga orang dari rumah menuju pemakamannya.<ref name="Aman"/> Pemakamannya di sebuah pondok yang terletak 4 km di dalam [[hutan]].<ref name="Aman"/> Ukuran pondok jenazah berbeda tergantung pada [[umur]] jenazah.<ref name="Aman"/> Jika anak-anak tingginya 4 undukan/anak tangga dari tanah.<ref name="Aman"/> Jika orang [[dewasa]] tingginya 3-4 [[meter]] dari tanah.<ref name="Aman"/> |
Revisi per 22 Januari 2017 20.22
Melangun adalah tradisi berpindah-pindah tempat atau pergi jauh bagi masyarakat Suku Anak Dalam/Orang Rimba/Suku Kubu, Jambi dan Riau, Indonesia.[1] Jika anggota keluarga Suku Anak Dalam meninggal dunia, maka pihak keluarga dan kerabat terdekat akan pergi meninggalkan tempat tinggal mereka.[2] Selain keluarga dan kerabat, tetangga yang rumahnya dekat dengan orang meninggal juga meninggalkan rumah dan tempat mereka, karena mereka percaya tempat tersebut dapat menimbulkan kesialan.[3]
Pelaksanaan
Dahulu masyarakat Suku Anak Dalam meninggalkan tempat tinggal mereka dalam waktu yang cukup lama, biasanya 10-12 tahun.[4] Namun, kini perpindahan tersebut hanya berkisar 4 [[bulan\\ hingga setahun, karena wilayah mereka sudah semakin sempit, sehingga wilayah Melangun mereka tidak sejauh dahulu.[4] Kini saat kematian anggota keluarga meninggal dunia, tidak semua anggota Suku Anak Dalam pergi Melangun.[4] Hanya anggota keluarga mendiang saja yang pergi Melangun.[4] Jika ada anggota Suku Anak Dalam meninggal, maka seluruh anggota merasa sedih yang mendalam, mereka menangis, dan meraung-raung selama satu minggu.[4] Sebagian wanita menghempaskan tubuh mereka ke pohon besar dan tanah.[4] Di antara mereka yang bersedih, ada yang berteriak, dan ada yang mengatakan laa illa hail, yang artinya ya Tuhan kembalikan nyawa orang kami.[4]
Jenazah orang meninggal ditutup dengan kain dari mata kaki hingga menutupi kepala, kemudian diangkat oleh tiga orang dari rumah menuju pemakamannya.[2] Pemakamannya di sebuah pondok yang terletak 4 km di dalam hutan.[2] Ukuran pondok jenazah berbeda tergantung pada umur jenazah.[2] Jika anak-anak tingginya 4 undukan/anak tangga dari tanah.[2] Jika orang dewasa tingginya 3-4 meter dari tanah.[2]
Referensi
- ^ "Kehidupan Suku Rimba". Scribd.com. Diakses tanggal 18 Mei 2014.15.00.
- ^ a b c d e f "Karakteristik dan Kultur Orang Rimbo" (PDF). Aman.or.id. Diakses tanggal 18 Mei 2014.15.20.
- ^ "Asal Usul dan Tradisi Suku Anak Rimba". Koran-Jakarta.com. Diakses tanggal 18 Mei 2014.15.20.
- ^ a b c d e f g "Mengenal Lebih Dekat Suku Anak Dalam/Orang Kubu". Kemsos.go.id. Diakses tanggal 18 Mei 2014.15.30.