Lompat ke isi

Erotisisme: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 45 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q181001
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1: Baris 1:
{{Expert}}
{{Expert}}
{{refimprove}}
{{refimprove}}
'''Erotisisme''' ([[bahasa Inggris]]: ''eroticism'') adalah suatu bentuk [[estetika]] yang menjadikan [[dorongan seksual]] sebagai kajiannya. Dorongan seksual yang dimaksud adalah perasaan yang timbul yang membuat orang siap beraktivitas [[seksualitas manusia|seksual]]. Ini bukanlah sekadar menggambarkan keadaan terangsang dan/atau antisipasi (melayani rangsangan), melainkan mencakup pula segala bentuk upaya atau bentuk representasi untuk membangkitkan perasaan-perasaan tersebut.
'''Erotisisme''' ([[bahasa Inggris]]: ''eroticism'') adalah suatu bentuk [[estetika]] yang menjadikan [[dorongan seksual]] sebagai kajiannya. Dorongan seksual yang dimaksud adalah perasaan yang timbul yang membuat orang siap beraktivitas [[seksualitas manusia|seksual]]. Ini bukanlah sekadar menggambarkan keadaan terangsang dan/atau antisipasi (melayani rangsangan), melainkan mencakup pula segala bentuk upaya atau bentuk representasi untuk membangkitkan perasaan-perasaan tersebut.


Kata ini berasal dari nama dewa cinta [[mitologi Yunani]] yaitu [[Eros]]. Perasaan ini dipahami sebagai cinta sensual atau dorongan seksual manusia ([[libido]]). Para filsuf dan teolog membeda-bedakan tiga jenis cinta kasih: [[eros]], [[filia]], dan [[agape]]. Dari ketiganya, eros dianggap yang paling egosentrik, yang terpusat pada pementingan diri pribadi.
Kata ini berasal dari nama dewa cinta [[mitologi Yunani]] yaitu [[Eros]]. Perasaan ini dipahami sebagai cinta sensual atau dorongan seksual manusia ([[libido]]). Para filsuf dan teolog membeda-bedakan tiga jenis cinta kasih: [[eros]], [[filia]], dan [[agape]]. Dari ketiganya, eros dianggap yang paling egosentrik, yang terpusat pada pementingan diri pribadi.


Erotik adalah bentuk ajektiva dari ekspresi erotisisme. Ekspresi dari erotisisme diistilahkan sebagai [[erotika]] ("sesuatu yang erotik"), yang dapat berupa mimik, gerak, sikap tubuh, suara, kalimat, benda-benda, aroma, sentuhan, dan sebagainya; serta kombinasinya. Dengan erotika orang diharapkan mencapai dua hal sekaligus: apresiasi terhadap keindahan dan kemampuan "bermain" dengan (mengendalikan) dorongan seksual secara sehat. Vulgarisasi (terang-terangan, tanpa cita rasa) serta industrialisasi erotika mengembangkan [[pornografi]].
Erotik adalah bentuk ajektiva dari ekspresi erotisisme. Ekspresi dari erotisisme diistilahkan sebagai [[erotika]] ("sesuatu yang erotik"), yang dapat berupa mimik, gerak, sikap tubuh, suara, kalimat, benda-benda, aroma, sentuhan, dan sebagainya; serta kombinasinya. Dengan erotika orang diharapkan mencapai dua hal sekaligus: apresiasi terhadap keindahan dan kemampuan "bermain" dengan (mengendalikan) dorongan seksual secara sehat. Vulgarisasi (terang-terangan, tanpa cita rasa) serta industrialisasi erotika mengembangkan [[pornografi]].


Dalam masyarakat banyak orang kesulitan membedakan erotisisme dari pornografi terutama karena erotisisme berpotensi memunculkan hubungan subjek-objek, dengan objek menjadi sasaran dorongan seksual subjek (bentuk yang ekstrem adalah [[pemerkosaan]]). Akibat hal ini, banyak orang yang menentang segala ekspresi erotisisme atas dasar perlindungan terhadap objek atau karena latar belakang budaya menganggap bahwa memiliki dorongan seksual bukanlah tindakan yang layak disetujui (ber[[dosa]]). Pembela ekspresi erotisisme, sebaliknya, beranggapan bahwa potensi bukanlah kenyataan dan tidak seharusnya dianggap sebagai kenyataan, karena fokus apresiasi seharusnya pada aspek estetika, bukan pada dorongan seksualnya (sebagaimana pada pornografi).
Dalam masyarakat banyak orang kesulitan membedakan erotisisme dari pornografi terutama karena erotisisme berpotensi memunculkan hubungan subjek-objek, dengan objek menjadi sasaran dorongan seksual subjek (bentuk yang ekstrem adalah [[pemerkosaan]]). Akibat hal ini, banyak orang yang menentang segala ekspresi erotisisme atas dasar perlindungan terhadap objek atau karena latar belakang budaya menganggap bahwa memiliki dorongan seksual bukanlah tindakan yang layak disetujui (ber[[dosa]]). Pembela ekspresi erotisisme, sebaliknya, beranggapan bahwa potensi bukanlah kenyataan dan tidak seharusnya dianggap sebagai kenyataan, karena fokus apresiasi seharusnya pada aspek estetika, bukan pada dorongan seksualnya (sebagaimana pada pornografi).


== Homoerotisisme ==
== Homoerotisisme ==
Homoerotisisme merupakan bentuk erotisisme yang diarahkan pada selera [[homoseksualitas]]. Tidak ada yang berbeda dengan erotisisme, namun homoerotisisme menunjukkan perbedaan persepsi subjek terhadap suatu representasi tertentu. Sebagai misal, terhadap suatu [[dildo]], seorang pria homoseksual akan memiliki apresiasi yang berbeda dari pria heteroseksual. Akan terdapat perbedaan "bentuk ideal" dari kedua pihak.
Homoerotisisme merupakan bentuk erotisisme yang diarahkan pada selera [[homoseksualitas]]. Tidak ada yang berbeda dengan erotisisme, namun homoerotisisme menunjukkan perbedaan persepsi subjek terhadap suatu representasi tertentu. Sebagai misal, terhadap suatu [[dildo]], seorang pria homoseksual akan memiliki apresiasi yang berbeda dari pria heteroseksual. Akan terdapat perbedaan "bentuk ideal" dari kedua pihak.


<!--Ancient Greek philosophy’s overturning of mythology defines in many ways our understanding of the heightened aesthetic sense in eroticism and the question of sexuality. [[Eros]] was after all the primordial god of unhinged sexual desire in addition to homoeroticism. In the Platonic ordered system of ideal forms, eros corresponds to the subject's yearning for ideal beauty and finality. It is the harmonious unification not only between bodies, but between knowledge and pleasure. Eros takes an almost transcendent manifestation when the subject seeks to go beyond itself and form a communion with the objectival other. This corresponds to attaining orgasm in erotic love-making.
<!--Ancient Greek philosophy’s overturning of mythology defines in many ways our understanding of the heightened aesthetic sense in eroticism and the question of sexuality. [[Eros]] was after all the primordial god of unhinged sexual desire in addition to homoeroticism. In the Platonic ordered system of ideal forms, eros corresponds to the subject's yearning for ideal beauty and finality. It is the harmonious unification not only between bodies, but between knowledge and pleasure. Eros takes an almost transcendent manifestation when the subject seeks to go beyond itself and form a communion with the objectival other. This corresponds to attaining orgasm in erotic love-making.
Baris 19: Baris 19:
* [[Seksualitas manusia]]
* [[Seksualitas manusia]]
* [[Percumbuan]] (''foreplay'')
* [[Percumbuan]] (''foreplay'')
* [[Parafilia]]
* [[Parafilia]]
* [[Cinta romantik|Romans]]
* [[Cinta romantik|Romans]]
* [[Sensualitas]]
* [[Sensualitas]]

Revisi per 23 Januari 2017 23.57

Erotisisme (bahasa Inggris: eroticism) adalah suatu bentuk estetika yang menjadikan dorongan seksual sebagai kajiannya. Dorongan seksual yang dimaksud adalah perasaan yang timbul yang membuat orang siap beraktivitas seksual. Ini bukanlah sekadar menggambarkan keadaan terangsang dan/atau antisipasi (melayani rangsangan), melainkan mencakup pula segala bentuk upaya atau bentuk representasi untuk membangkitkan perasaan-perasaan tersebut.

Kata ini berasal dari nama dewa cinta mitologi Yunani yaitu Eros. Perasaan ini dipahami sebagai cinta sensual atau dorongan seksual manusia (libido). Para filsuf dan teolog membeda-bedakan tiga jenis cinta kasih: eros, filia, dan agape. Dari ketiganya, eros dianggap yang paling egosentrik, yang terpusat pada pementingan diri pribadi.

Erotik adalah bentuk ajektiva dari ekspresi erotisisme. Ekspresi dari erotisisme diistilahkan sebagai erotika ("sesuatu yang erotik"), yang dapat berupa mimik, gerak, sikap tubuh, suara, kalimat, benda-benda, aroma, sentuhan, dan sebagainya; serta kombinasinya. Dengan erotika orang diharapkan mencapai dua hal sekaligus: apresiasi terhadap keindahan dan kemampuan "bermain" dengan (mengendalikan) dorongan seksual secara sehat. Vulgarisasi (terang-terangan, tanpa cita rasa) serta industrialisasi erotika mengembangkan pornografi.

Dalam masyarakat banyak orang kesulitan membedakan erotisisme dari pornografi terutama karena erotisisme berpotensi memunculkan hubungan subjek-objek, dengan objek menjadi sasaran dorongan seksual subjek (bentuk yang ekstrem adalah pemerkosaan). Akibat hal ini, banyak orang yang menentang segala ekspresi erotisisme atas dasar perlindungan terhadap objek atau karena latar belakang budaya menganggap bahwa memiliki dorongan seksual bukanlah tindakan yang layak disetujui (berdosa). Pembela ekspresi erotisisme, sebaliknya, beranggapan bahwa potensi bukanlah kenyataan dan tidak seharusnya dianggap sebagai kenyataan, karena fokus apresiasi seharusnya pada aspek estetika, bukan pada dorongan seksualnya (sebagaimana pada pornografi).

Homoerotisisme

Homoerotisisme merupakan bentuk erotisisme yang diarahkan pada selera homoseksualitas. Tidak ada yang berbeda dengan erotisisme, namun homoerotisisme menunjukkan perbedaan persepsi subjek terhadap suatu representasi tertentu. Sebagai misal, terhadap suatu dildo, seorang pria homoseksual akan memiliki apresiasi yang berbeda dari pria heteroseksual. Akan terdapat perbedaan "bentuk ideal" dari kedua pihak.


Lihat pula