Lompat ke isi

Luwijawa, Jatinegara, Tegal: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 18: Baris 18:
{{kelurahan-stub}}h
{{kelurahan-stub}}h


Desa Luwijawa memiliki potensi alam berupa perkebunan dan pertanian. Beberapa hasil perkebunan berupa : cengkeh, kelapa, pisang, kopi, dll. Sedangkan pertaniannya yang paling banyak ditanam adalah padi dan jagung.
Desa Luwijawa memiliki potensi alam berupa perkebunan dan pertanian. Beberapa hasil perkebunan berupa : cengkeh, kelapa, pisang, kopi, dll. Sedangkan pertaniannya yang paling banyak ditanam adalah padi dan jagung.
Desa luwijawa adalah desa yang penduduknya mayoritas perantauan. Kebanyakan dari mereka yang merantau yaitu ke DKI Jakarta dan sekitarnya. Maka tak heran jika pada hari hari biasa, situasi desa tergolong sepi karena warganya merantau. Namun pada saat hari raya Idul Fitri, mayoritas perantau akan kembali sehingga desa ini menjadi ramai.
Desa luwijawa adalah desa yang penduduknya mayoritas perantauan. Kebanyakan dari mereka yang merantau yaitu ke DKI Jakarta dan sekitarnya. Maka tak heran jika pada hari hari biasa, situasi desa tergolong sepi karena warganya merantau. Namun pada saat hari raya Idul Fitri, mayoritas perantau akan kembali sehingga desa ini menjadi ramai.

Revisi per 25 Januari 2017 05.05

Luwijawa, Jatinegara, Tegal

Luwijawa
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenTegal
KecamatanJatinegara
Kode pos
52473
Kode Kemendagri33.28.07.2014 Edit nilai pada Wikidata

Luwijawa merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Jatinegara, Kabupaten Tegal, provinsi Jawa Tengah, Indonesia

h

Desa Luwijawa memiliki potensi alam berupa perkebunan dan pertanian. Beberapa hasil perkebunan berupa : cengkeh, kelapa, pisang, kopi, dll. Sedangkan pertaniannya yang paling banyak ditanam adalah padi dan jagung. Desa luwijawa adalah desa yang penduduknya mayoritas perantauan. Kebanyakan dari mereka yang merantau yaitu ke DKI Jakarta dan sekitarnya. Maka tak heran jika pada hari hari biasa, situasi desa tergolong sepi karena warganya merantau. Namun pada saat hari raya Idul Fitri, mayoritas perantau akan kembali sehingga desa ini menjadi ramai.