Lompat ke isi

PID: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Masgatotkaca (bicara | kontrib)
+berkas
SieBot (bicara | kontrib)
k bot Mengubah: de:Regler#PID-Regler
Baris 31: Baris 31:
[[Kategori:Teknologi]]
[[Kategori:Teknologi]]


[[de:PID-Regler]]
[[de:Regler#PID-Regler]]
[[en:PID controller]]
[[en:PID controller]]
[[es:Proporcional integral derivativo]]
[[es:Proporcional integral derivativo]]
[[fi:PID-säädin]]
[[fr:Régulateur PID]]
[[fr:Régulateur PID]]
[[it:Controllori PID]]
[[it:Controllori PID]]
[[ja:PID制御]]
[[lt:PID reguliatorius]]
[[lt:PID reguliatorius]]
[[nl:PID-regelaar]]
[[nl:PID-regelaar]]
[[ja:PID制御]]
[[no:PID-regulator]]
[[no:PID-regulator]]
[[pl:Regulator PID]]
[[pl:Regulator PID]]
[[ru:ПИД-регулятор]]
[[ru:ПИД-регулятор]]
[[fi:PID-säädin]]
[[sv:PID-regulator]]
[[sv:PID-regulator]]
[[zh:PID控制器]]
[[zh:PID控制器]]

Revisi per 4 Februari 2008 01.51

Blok diagram dari kontroler PID

PID (dari singkatan bahasa Inggris: Proportional–Integral–Derivative controller) merupakan kontroler untuk menentukan presisi suatu sistem instrumentasi dengan karakteristik adanya umpan balik pada sistem tesebut.

Komponen kontrol PID ini terdiri dari tiga jenis yaitu Proportional, Integratif dan Derivatif. Ketiganya dapat dipakai bersamaan maupun sendiri-sendiri tergantung dari respon yang kita inginkan terhadap suatu plant.

1.Kontrol Proporsional

Kontrol P jika G(s) = kp, dengan k adalah konstanta. Jika u = G(s) • e maka u = Kp • e dengan Kp adalah Konstanta Proporsional. Kp berlaku sebagai Gain (penguat) saja tanpa memberikan efek dinamik kepada kinerja kontroler. Penggunaan kontrol P memiliki berbagai keterbatasan karena sifat kontrol yang tidak dinamik ini. Walaupun demikian dalam aplikasi-aplikasi dasar yang sederhana kontrol P ini cukup mampu untuk memperbaiki respon transien khususnya rise time dan settling time.

2.Kontrol Integratif

Jika G(s) adalah kontrol I maka u dapat dinyatakan sebagai dengan Ki adalah konstanta Integral, dan dari persamaan diatas, G(s) dapat dinyatakan sebagai Jika e(T) mendekati konstan (bukan nol) maka u(t) akan menjadi sangat besar sehingga diharapkan dapat memperbaiki error. Jika e(T) mendekati nol maka efek kontrol I ini semakin kecil. Kontrol I dapat memperbaiki sekaligus menghilangkan respon steady-state, namun pemilihan Ki yang tidak tepat dapat menyebabkan respon transien yang tinggi sehingga dapat menyebabkan ketidakstabilan sistem. Pemilihan Ki yang sangat tinggi justru dapat menyebabkan output berosilasi karena menambah orde sistem

3.Kontrol Derivatif

Sinyal kontrol u yang dihasilkan oleh kontrol D dapat dinyatakan sebagai Dari persamaan di atas, nampak bahwa sifat dari kontrol D ini dalam konteks "kecepatan" atau rate dari error. Dengan sifat ini ia dapat digunakan untuk memperbaiki respon transien dengan memprediksi error yang akan terjadi. Kontrol Derivative hanya berubah saat ada perubahan error sehingga saat error statis kontrol ini tidak akan bereaksi, hal ini pula yang menyebabkan kontroler Derivative tidak dapat dipakai sendiri