Lompat ke isi

PSPS Pekanbaru: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Saya merubah struktur organisasi terbaru PSPS seperti manajemen dan staf kepelatihan sesuai dengan yang terbaru (2017). Dan saya menambahkan beberapa informasi yang sebelumnya belum ada dan menyunting yang sebelumnya kurang tepat.
Baris 1: Baris 1:
{{Infobox Football club
{{Infobox Football club
|clubname = PSPS Pekanbaru
|clubname = PSPS Pekanbaru - Riau
|image = [[Berkas:Logo PSPS Pekanbaru.png|140px|Logo PSPS]]
|image = [[Berkas:Logo PSPS Pekanbaru.png|140px|Logo PSPS]]
|fullname = Persatuan Sepak bola Pekanbaru dan Sekitarnya
|fullname = Persatuan Sepak bola Pekanbaru dan Sekitarnya
|nickname = ''Asykar Bertuah'' <br /> ''Tapir Sumatra''
|nickname = ''Askar Bertuah'' <br /> ''Tapir Sumatra''
|founded = 1 Januari 1955
|founded = 1 Januari 1955
|ground = [[Stadion Kaharuddin Nasution]] (Stadion Rumbai), Rumbai [[Pekanbaru]], [[Indonesia]]
|ground = [[Stadion Utama Riau]] [[Pekanbaru]], [[Indonesia]]
|capacity = 25.000
|capacity = 44000
|chairman = [[Herman Abdullah]]
|chairman = [[Arsadianto Rahman]]
|manager = [[Zulkifli Nasution]]
|manager = [[Arsadianto Rahman]]
|coach = [[Philep Hansen Maramis]]
|coach = [[Philep Hansen Maramis]]
|asisten pelatih = Dian Eka Putra
|asisten pelatih = Sipendri
|dokter tim = dr. Miftah
|dokter tim = dr. Miftah
|league = [[Indonesia Soccer Championship B]]
|league = [[Liga 2]]
|season =
|season =
|supporter = [[Asykar Theking dan Curvanord 1955]]
|supporter = [[Asykar Theking dan Curvanord 1955]]
Baris 18: Baris 18:
}}
}}


'''PSPS Pekanbaru''' (Persatuan Sepak Bola Pekanbaru dan Sekitarnya) atau yang saat ini dikenal sebagai PSPS Riau adalah klub sepak bola kebanggaan kota [[Pekanbaru]], [[Riau]]. Di musim kompetisi 2017, tim ini akan bermain di Liga 2, kasta kedua Liga Indonesia. Kandang PSPS adalah Stadion Utama Riau. Kursi pelatih PSPS sejak musim 2014 dipegang oleh [[Philep Hansen Maramis]]. Tim ini memiliki julukan ''Askar Bertuah dan Tapir Sumatera.''


'''PSPS Pekanbaru''' (Persatuan Sepak Bola Pekanbaru dan Sekitarnya) adalah klub sepak bola kebanggaan kota [[Pekanbaru]], [[Riau]]. Tim ini sekarang (musim 2015) bermain di [[Divisi Utama Liga Indonesia]]. Kandang PSPS adalah [[Stadion Kaharuddin Nasution]], atau yang lebih dikenal sebagai '''Stadion Rumbai''', karena letaknya di daerah [[Rumbai, Pekanbaru]]. Kursi pelatih PSPS sejak musim 2014 dipegang oleh [[Philep Hansen Maramis]]. Tim ini memiliki julukan ''Asykar Bertuah dan Tapir Sumatera.''


== Sejarah PSPS Pekanbaru ==
== Sejarah PSPS Pekanbaru ==
Baris 73: Baris 71:
Semenjak putaran ke II musim kompetisi Liga Indonesia 2007, Manajemen Tim PSPS telah diganti. sebagai Manager Drs. Destrayani Bibra, Ass. Manager Ir. Dityo Pramono dan sekretaris Tim Drs. Fardiyansyah Akt. Dengan Manajemen baru Tim PSPS berhasil menggeliat dalam percaturan Liga Divisi Utama. Pada musim kompetisi Liga Indonesia 2008, PSPS Pekanbaru mempercayakan Tim dilatih oleh A.R. Gurning, yang biasa di panggil "Bang Haji". Dan di awal musim kompetisi PSPS telah menunjukan kemajuan yang sangat baik, dengan menduduki posisi teratas sementara dengan 6 kemenangan dan 2 kali seri serta tidak terkalahkan. Hasilnya PSPS Pekanbaru langsung dipromosikan ke Liga Super Indonesia 2009-10 setelah meduduki peringkat ketiga Divisi Utama.
Semenjak putaran ke II musim kompetisi Liga Indonesia 2007, Manajemen Tim PSPS telah diganti. sebagai Manager Drs. Destrayani Bibra, Ass. Manager Ir. Dityo Pramono dan sekretaris Tim Drs. Fardiyansyah Akt. Dengan Manajemen baru Tim PSPS berhasil menggeliat dalam percaturan Liga Divisi Utama. Pada musim kompetisi Liga Indonesia 2008, PSPS Pekanbaru mempercayakan Tim dilatih oleh A.R. Gurning, yang biasa di panggil "Bang Haji". Dan di awal musim kompetisi PSPS telah menunjukan kemajuan yang sangat baik, dengan menduduki posisi teratas sementara dengan 6 kemenangan dan 2 kali seri serta tidak terkalahkan. Hasilnya PSPS Pekanbaru langsung dipromosikan ke Liga Super Indonesia 2009-10 setelah meduduki peringkat ketiga Divisi Utama.


== Julukan Asykar Bertuah ==
== Stadion ==
PSPS akan menggunakan Stadion Utama Riau yang berkapasitas 44.000 tempat duduk untuk menghadapi musim kompetisi 2017. Stadion ini pernah digunakan untuk menghelat PON Riau tahun 2012 dan kualifikasi AFC U-22 tahun 2012.
Asykar Bertuah berarti Pasukan Beruntung. Sesuai dengan julukan Kota Pekanbaru sebagai Kota Bertuah maka PSPS Pekanbaru diberi julukan Asykar Bertuah, yang diartikan agar PSPS Pekanbaru selalu beruntung dengan memenangi setiap pertandingan baik kandang maupun tandang.

== Julukan Askar Bertuah ==
Askar Bertuah berarti Pasukan Beruntung. Sesuai dengan julukan Kota Pekanbaru sebagai Kota Bertuah maka PSPS Pekanbaru diberi julukan Askar Bertuah, yang diartikan agar PSPS Pekanbaru selalu beruntung dengan memenangi setiap pertandingan baik kandang maupun tandang.


== Pendukung ==
== Pendukung ==
Baris 80: Baris 81:
Konsentrasi pendukung juga terdapat di luar kota Pekanbaru yaitu Minas, Kampar, Taluk kuantan, Duri, Perawang, Siak dan Pelalawan. Namun secara menyeluruh masyarakat Riau umumnya adalah pendukung PSPS.
Konsentrasi pendukung juga terdapat di luar kota Pekanbaru yaitu Minas, Kampar, Taluk kuantan, Duri, Perawang, Siak dan Pelalawan. Namun secara menyeluruh masyarakat Riau umumnya adalah pendukung PSPS.


Pendukung PSPS memiliki 2 kelompok besar suporter yakni Asykar Theking dan Curva Nord 1955. Juga terdapat kelompok firm lain diantaranya Hang Tuah Mania dan Casual Bertuah 1955.
Pendukung PSPS memiliki 2 kelompok besar suporter yakni '''Asykar Theking''' dan '''Curva Nord 1955'''. Juga terdapat kelompok firm lain diantaranya '''Hang Tuah Mania''' dan '''Casual Bertuah 1955.'''

== Manajemen & Staf ==

==== '''<big>Manajemen</big>''' ====
{| class="wikitable"
!'''Jabatan'''
!'''Staf'''
|-
|Direktur Utama
|Arsadianto Rahman
|-
|Manajer
|Arsadianto Rahman
|-
|Asisten Manajer I
|Alsitra
|-
|Asisten Manajer II
|Ryan Adi Putra
|-
|Bendahara
|Dian Eka Putra
|-
|Sekretaris
|Dian Eka Putra
|-
|Media & Humas
|Muhammad Teza Taufik
|}

==== '''<big>Staf Kepelatihan</big>''' ====
{| class="wikitable"
!'''Jabatan'''
!'''Staf'''
|-
|Pelatih Kepala
|Philep Hansen Maramis
|-
|Asisten Pelatih
|Sipendri
|-
|Pelatih Kiper
|Lufti Yasin
|-
|Dokter Tim
|Dr. Miftah
|-
|Pembantu Umum I
|Yarmel
|-
|Pembantu Umum II
|Haris Hami Meagalky
|}

== Prestasi ==

==== Divisi I Liga Indonesia ====
* '''Juara (1):''' 1998-1999

==== Divisi Utama Liga Indonesia ====
* '''Juara 3 (1):''' 2008-2009


== Rekor musim ke musim ==
== Kiprah di liga nasional ==
{| class="wikitable" style="text-align: center"
{| class="wikitable" style="text-align: center"
|-
|-
!rowspan=2|Musim
! rowspan="2" |Musim
!colspan=9|Liga
! colspan="3" |Liga
!rowspan=2|[[Piala Indonesia|Piala]]
!rowspan=2|[[Inter Island Cup|IIC]]
!rowspan=2|Asia
!colspan=2|Topskor tim
|-
|-
!{{Tooltip|Komp.|Kompetisi}}
!{{Tooltip|Komp.|Kompetisi}}
!Main
!M
!S
!K
!GM
!GK
!Poin
!Pos
!Pos
!Keterangan
!Nama
!{{Tooltip|Gol|Jumlah Gol}}
|-
|-
|1996/1997
!2016
|Divisi I
|[[Indonesia Soccer Championship B 2016|ISC B]] <small>([[Indonesia Soccer Championship B 2016#Grup 1|1]])</small>
|3
|Putaran 2
|-
|1997/1998
| colspan="3" |'''''Musim tidak selesai'''''
|-
|1998/1999
|Divisi I
|1
|Juara, Promosi ke Divisi Utama
|-
|1999/2000
|Divisi Utama
|5
|Wilayah Barat
|-
|2001
|Divisi Utama
|6
|Wilayah Barat
|-
|2002
|Divisi Utama
|5
|Wilayah Barat
|-
|2003
|Divisi Utama
|9
|
|
|-
|2004
|Divisi Utama
|16
|
|
|-
|2005
|Divisi Utama
|14
|Wilayah Barat. Degradasi ke Divisi I
|-
|2006
|Divisi I
|4
|
|
|-
|2007
|Divisi Utama
|4
|Promosi ke Divisi Utama
|-
|2008/2009
|Divisi Utama
|3
|Promosi ke ISL
|-
|2009/2010
|ISL
|7
|
|
|-
|2010/2011
|ISL
|11
|
|
|-
|2011/2012
|ISL
|13
|
|
|-
|2013
|ISL
|18
|Degradasi ke Divisi Utama
|-
|2014
|Divisi Utama
|
|
|Babak 16 besar
|-
|2015
| colspan="3" |'''''Tidak ada kompetisi (Banned FIFA)'''''
|-
|2016
|ISC B
|
|
|Babak 8 besar
|
|bgcolor=red|Tidak ikut
|bgcolor=red|Tidak ikut
|
|
|-
|-
|}
|}


== Sponsors ==
{| class="wikitable"
* Pemuda Pancasila Provinsi Riau
|bgcolor=gold|<small>Juara</small>
* HKTI
|bgcolor=silver|<small>Peringkat kedua</small>
* Indoboots
|bgcolor="#DDFFDD"|<small>Promosi</small>

|bgcolor="#FFCCCC"|<small>Degradasi</small>
== Apparel ==
|}
* [[Lotto Sport Italia|Lotto]] (2009–2011)
* Pluso (2012)
* [[Joma]] (2012–2014)
* Calcetto (2015-2016)
* Classico (2017-sekarang)


== Skuat ==
== Skuat ==

Revisi per 3 Februari 2017 20.40

PSPS Pekanbaru - Riau
Logo PSPS
Nama lengkapPersatuan Sepak bola Pekanbaru dan Sekitarnya
JulukanAskar Bertuah
Tapir Sumatra
Berdiri1 Januari 1955
StadionStadion Utama Riau Pekanbaru, Indonesia
(Kapasitas: 44000)
KetuaArsadianto Rahman
ManajerArsadianto Rahman
PelatihPhilep Hansen Maramis
Asisten PelatihSipendri
Dokter Timdr. Miftah
LigaLiga 2

PSPS Pekanbaru (Persatuan Sepak Bola Pekanbaru dan Sekitarnya) atau yang saat ini dikenal sebagai PSPS Riau adalah klub sepak bola kebanggaan kota Pekanbaru, Riau. Di musim kompetisi 2017, tim ini akan bermain di Liga 2, kasta kedua Liga Indonesia. Kandang PSPS adalah Stadion Utama Riau. Kursi pelatih PSPS sejak musim 2014 dipegang oleh Philep Hansen Maramis. Tim ini memiliki julukan Askar Bertuah dan Tapir Sumatera.

Sejarah PSPS Pekanbaru

Klub ini terbentuk pada 1 Januari 1955. Tidak gampang untuk mengangkat perserikatan Pekanbaru untuk menjadi bond perserikatan yang disegani di Kancah sepak bola nasional. Selama 44 Tahun hingga melangkah ke Divisi Utama PSSI tahun 1999. PSPS selalu menghitung hari dan menebar harapan.

Mulai dari periode kepengurusan pertama yang dipimpin mantan Kepala PLN PEKANBARU,Yubahar. Saat itu langkah PSPS hanyalah sebuah perserikatan kecil yang hanya didukung lima klub anggota yang terdiri dari PS IPP (Ikatan Pemuda Pekanbaru), PS Pelayaran, PS Caltex, PS PU (Pekerjaan Umum) dan PS Elektra (PLN).

Meski begitu diawal berdirinya, PSPS sudah menjadi bond yang sejajar dengan perserikatan lain yang ada di Sumatra, yang memiliki aset berupa pemain nasional. Tahun 1961 PSPS juga pernah ikut PON di Bandung maka tersebutlah beberapa pemain seperti Jayusman, Thamrin Manaf dan Hamid. Saat itu kondisi pendidikan dan sepak bola berbeda dengan kondisi sekarang. dr Thamrin Manaf yang dipanggil ke Timnas, tidak bisa bergabung karena tidak mendapat izin dari sekolah dan tempat ia bekerja. Meski begitu jatah Riau diisi oleh Hamid yang saat itu menjadi kiper nasional. Hamid kala itu sangat diidolakan masyarakat Pekanbaru, Hamid memperkuat Timnas Indonesia di Pyongyang, Korea Utara tahun 1963 dibawah pelatih EA Mangindaan.

Besarnya potensi sepak bola di Pekanbaru saat itu pulalah yang kemudian menggiring Gubernur Riau, Kaharudin Nasution untuk mendirikan sebuah stadion yang diberi nama Stadion Dwikora pada tahun 1963. Meski terbuat dari kayu, stadion ini menjadi pusat olahraga pertama di Pekanbaru. Pemain PSPS lain yang juga sempat terdaftar sebagai pemain timnas adalah Jayusman, Jayusman adalah pegawai di kantor pajak, tetapi sayang gelandang tangguh ini gagal memperkuat timnas yang sebelumnya telah berencana tampil di Aljazair, saat itu Aljazair sedang terjadi pergolakan.

Era dukungan dan gairah dari masyarakat Pekanbaru tidak berlanjut, era Hamid,Thamrin Manaf, Jayusman hanya menghasilkan kenangan yang indah untuk dikenang. Kepengurusan demi kepengurusan pun mulai berganti, tercatat beberapa nama sempat menjadi Ketua Umum PSPS diantaranya Farouq Alwi, yang saat itu menjadi Walikota Pekanbaru, hingga tradisi Ketua Umum PSPS dijabat oleh walikota Pekanbaru.

Pada tahun 1972 pusat pelatihan pemain PSPS yaitu Stadion Dwikora mengalami kebakaran, dan bangunan utama dari stadion tersebut mengalami kebakaran hebat sehingga tidak dapat digunakan kembali. Stadion yang telah menjadi pusat pembibitan pemain PSPS Pekanbaru ini sempat terbengkalai selama 6 tahun dan hanya menjadi lapangan ilalang. Hingga akhirnya dibangun kembali oleh PT. Caltex Pacific Indonesia dan diresmikan oleh Gubernur Riau saat itu, Arifin Achmad pada tanggal 13 Maret 1977 dengan kapasitas penonton 3500 orang. Kemudian pada tanggal 8 Maret 1980 Stadion ini berganti nama menjadi Stadion Hang Tuah dan pengantian namanya diresmikan oleh Menteri Pemuda dan Olah Raga saat itu, Abdul Gafur.

Setelah Stadion Hang Tuah diresmikan, PSPS mulai aktif kembali dan PSPS kembali mampu menggairahkan pemain mudanya untuk memacu prestasi, maka lahirlah pemain seperti Sugiarto yang pernah mengikuti seleksi PSSI Pra Olimpiade tahun 1975. Sejumlah nama juga hadir, hingga sekarang namanya masih disebut kehebantannya antara lain Mahmud (mewakili Sumbagut ke PON di Makassar), Nantan Ibrahim, Nazwar Nurdin, Majid, Margono dan Ujang Jufri. Usaha PSPS Pekanbaru untuk tampil di kompetisi elite nasional pernah hampir berhasil pada tahun 1984, kala itu kompetisi terbagi antar Perserikatan dan Galatama. PSPS sebagai klub perserikatan tergabung dalam zona Sumbagut dan berhasil mewakili SUmatra mengikuti babak play off di Cimahi, Jawa Barat untuk ke Divisi Utama. Sayangnya pada salah satu pertandingan, PSPS tersingkir. PSPS mengalami kelelahan karena sebagian besar pemain PSPS berasal dari PS UNRI yang pada saat bersamaan juga sedang melakukan turnamen di Bandung, sehingga harus pulang pergi Bandung-Cimahi. Saat itu Peluang PSPS untuk lolos sangat besar sebab diperkuat sejumlah pemain nasional yang juga mereka semua adalah pemain handalan PS BPD RIAU (Bank Riau Kepri saat ini) diantaranya Ricky Darman, Dino Kardinal, Edu Mukhni dan kiper berdarah Tionghoa yang terkenal saat itu, Sutanto Ongso. Saat itu PS BPD merupakan salah satu klub elite yang tidak terkalahkan di Pekanbaru, berkat kepedulian Direktur Utama BPD Riau Syafii Yusuf yang saat itu juga menjadi Manajer PSPS Pekanbaru. Syafii Yusuf dinilai sebagai orang yang mempelopori masuknya pemain dari luar Riau ke Pekanbaru terutama dari Padang dan Medan.

MENAPAK DIVISI SATU PSSI

Hingga akhirnya pada tahun 1994, jabatan kepengurusan PSPS dipimpin Iskandar Husin yang saat itu menjabat sebagai Kepala Kantor Wilayah Transmigrasi Riau. Iskandar Husin juga sukses mempromosikan Persiraja Banda Aceh ke Divisi Utama PSSI, ia berusaha untuk mengembalikan bond perserikatan ini menjadi kebanggaan masyarakat Pekanbaru dan Riau.

Iskandar Husin mendatangkan pemain baru, dibawah pelatih kepala Amrustian, mulailah PSPS Pekanbaru merintis jalan di Divisi Dua menuju Divisi Satu PSSI. Dan perjuangan itu akhirnya berhasil, pada Liga Indonesia tahun 1994/1995. Sejak saat itu PSPS bercokol di Divisi Satu PSSI. Tahun 1995/1996 PSPS berhasil meraih juara dua Piala Menpora di Bogor serta juga lolos ke PON yang sebelumnya harus melewati seleksi tingkat regional.

Berkat keberhasilan itu Iskandar Husin mendapat pujian masyarakat pecinta bola Pekanbaru. Lalu semakin besarlah harapan dibebankan dipundaknya untuk membawa PSPS ke jenjang paling bergengsi yaitu Divisi Utama PSSI, namun upaya ini dua kali gagal. Di Liga Indonesia II (LIGINA II) PSPS hanya bisa bertahan tidak terdegradasi, di Liga Indonesia III (LIGINA III) PSPS berhasil masuk 10 besar. Hanya angan-angan dan impian Iskandar Husin untuk mengangkat PSPS ke Divisi Utama tidak kesampaian, hingga akhirnya Iskandar Husin yang pernah membawa Persiraja ke Divisi Utama PSSI pindah tugas ke Kalimantan Barat.

SANG JUARA DIVISI I

Era kebangaan itu akhirnya datang juga. Setelah berkutat di di Divisi II Wilayah Riau, Divisi II PSSI, dan Divisi I PSSI, jalan panjang itu mulai menampakkan titik terangnya. Pergantian kepengurusan dari Iskandar Husin ke Tengku Lukman Jafaar pada tahun 1997/1998 membuat PSPS bergairah kembali.

Didukung staf yang memiliki kemampuan untuk memanage organisasi, didukung semangat yang bergelora dari semua pengurus terutama peran besar dari Syali Duyun Tanjung (Alm) yang menjabat sebagai Ketua Harian PSPS.

Dengan merangkul pengusaha muda Riau, Arsadianto Rahman (Anto Rahman, kakak kandung dari Plt. Gubernur Riau saat ini periode 2014 - 2019, Arsyadjuliandi Rachman) sebagai manajer PSPS di LIGINA IV, PSPS mulai mendatangkan pemain yang berkualitas untuk mengangkat prestasi sekaligus memotivasi pemain muda. Sayangnya gelora Divisi Utama sempat terhenti satu tahun karena Liga Indonesia IV dihentikan ditengah jalan karena pertukaran pemimpin di Tanah AIr.

Semangat itu terus muncul hingga akhirnya di Liga Indonesia v pada tahun 1998/1999 kembali diputar. PSPS melakukan persiapan yang benar-benar matang PSPS merekrut pelatih nasional, Sofyan Hadi serta mengontrak dua pemain asing yaitu Mourmada Marco dan Essama Raymond, keduanya menjadi idola baru publik Pekanbaru. Disamping itu PSPS juga memboyong 10 pemain terbaik di tanah jawa untuk bermain di Pekanbaru, makam muncullah nama Hasyim, Khairul Minan, Kamarudin Betay. Masuknya pemain luar daerah ini justru memberi dampak postitif bagi PSPS, karena dengan kehadiran mereka pemain lokal PSPS kembali bergairah untuk bersaing, maka muncullah pahlawan baru seperti Miskardi, Tharjaki Lubis, Agus Rianto.

JALAN MENUJU DIVISI UTAMA LIGA INDONESIA

Memasuki divisi utama untuk pertama kalinya setelah dalam penantian 43 tahun. PSPS promosi ke Divisi Utama untuk pertama kalinya dengan predikat juara Divisi Satu dengan mengalahkan PS Indocement Cirebon dengan skor 2-1 di final yang diselenggarakan di Stadion Sanggraha Lebak Bulus, Jakarta.

Para pemain yang memperkuat PSPS saat itu antara lain Miskardi, Mourmada Marco, Simon Tin Atangana, Essama Amougu Raymond, Aidil Desfi, Darwin, Dodi Cahyadi, Agus Rianto, Toyo Hariono, dan lainnya.

Setelah masuk ke Divisi Utama, PSPS sempat diperkuat oleh nama-nama tenar yang telah lama malang melintang di Liga Indonesia, seperti Sudirman, Adnan Mahing, Ritham Madubun, Rahmad M. Rivai, (alm) Chairul Minan, Rusdianto, Rino Yuska, Nova Zaenal, Gustavo Hernan Ortiz, I Komang Mariawan, Ebwelle Bertin, Felipe E. Cortez, Joe Nagbe, Moses Nyewan, M. Affan Lubis, Mbeng Jean, Joseph Lewono, Alejandro Castro dan beberapa nama lainnya.

PSPS pernah mengalami masa jayanya sewaktu berhasil merekrut pemain-pemain Timnas Indonesia, seperti Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti, Eko Purdjianto, Aples Gideon Tecuari, Hendro Kartiko, Sugiyantoro, Edu Juanda, dan Amir Yusuf Pohan. Ini berakhir pada musim 2004, saat PSPS mulai melakukan perombakan setelah gagal mewujudkan target juara dalam 2 musim. Ditambah lagi dengan insiden skorsing yang menimpa 3 orang pilar PSPS akibat sikap tidak profesional terhadap wasit.

Sejak saat itu, PSPS mengalami pasang surut dalam prestasi di Liga Indonesia dengan penggantian pelatih yang hampir setiap musimnya dilakukan, mulai dari pelatih nasional maupun lokal Riau seperti Syafrianto Rusli, Abdulrahman Gurning, Miskardi, Mundari Karya, hingga pelatih saat ini, Philep Hansen Maramis.

Di era kendali pelatih Syafrianto Rusli, PSPS memperlihatkan kemajuan yang cukup mengesankan, sebelumnya keadaan PSPS di Liga Divisi Satu terlihat timbul-tenggelam karena ketidakseriusan pemain dan manajemen tim. Semenjak ditangani oleh Syafrianto Rusli, frekuensi kemenangan baik di kandang maupun tandang mengalami perkembangan yang signifikan. Itu juga berlaku pada 'saudara mudanya', Persih Indragiri Hilir. Kedua 'kakak-beradik' ini berpacu untuk mendapatkan tempat di Divisi Utama Liga Indonesia pada musim yang akan datang.

Mulai musim kompetisi 2008, PSPS naik ke Liga Divisi Utama. Kursi pelatih dipercayakan kepada Mundari Karya. Namun, karena belum jelasnya kesepakatan dengan manajemen, Mundari Karya menangani tim PSPS[butuh rujukan], dan ditunjuklah mantan pelatih kepala Persitara Jakarta Utara Abdurrahman Gurning sebagai pengganti Mundari Karya.

Semenjak putaran ke II musim kompetisi Liga Indonesia 2007, Manajemen Tim PSPS telah diganti. sebagai Manager Drs. Destrayani Bibra, Ass. Manager Ir. Dityo Pramono dan sekretaris Tim Drs. Fardiyansyah Akt. Dengan Manajemen baru Tim PSPS berhasil menggeliat dalam percaturan Liga Divisi Utama. Pada musim kompetisi Liga Indonesia 2008, PSPS Pekanbaru mempercayakan Tim dilatih oleh A.R. Gurning, yang biasa di panggil "Bang Haji". Dan di awal musim kompetisi PSPS telah menunjukan kemajuan yang sangat baik, dengan menduduki posisi teratas sementara dengan 6 kemenangan dan 2 kali seri serta tidak terkalahkan. Hasilnya PSPS Pekanbaru langsung dipromosikan ke Liga Super Indonesia 2009-10 setelah meduduki peringkat ketiga Divisi Utama.

Stadion

PSPS akan menggunakan Stadion Utama Riau yang berkapasitas 44.000 tempat duduk untuk menghadapi musim kompetisi 2017. Stadion ini pernah digunakan untuk menghelat PON Riau tahun 2012 dan kualifikasi AFC U-22 tahun 2012.

Julukan Askar Bertuah

Askar Bertuah berarti Pasukan Beruntung. Sesuai dengan julukan Kota Pekanbaru sebagai Kota Bertuah maka PSPS Pekanbaru diberi julukan Askar Bertuah, yang diartikan agar PSPS Pekanbaru selalu beruntung dengan memenangi setiap pertandingan baik kandang maupun tandang.

Pendukung

Pendukung PSPS datang dari kota Pekanbaru terutama daerah Rumbai, Rumbai Pesisir, Senapelan, Sukajadi, Pekanbaru Kota, Simpang Tiga, Marpoyan Damai, Panam dll. Beberapa Universitas di Pekanbaru jadi basis pendukung diantaranya UNRI, UIR, UNILAK dan UIN Sultan Syarief Qasim II. Konsentrasi pendukung juga terdapat di luar kota Pekanbaru yaitu Minas, Kampar, Taluk kuantan, Duri, Perawang, Siak dan Pelalawan. Namun secara menyeluruh masyarakat Riau umumnya adalah pendukung PSPS.

Pendukung PSPS memiliki 2 kelompok besar suporter yakni Asykar Theking dan Curva Nord 1955. Juga terdapat kelompok firm lain diantaranya Hang Tuah Mania dan Casual Bertuah 1955.

Manajemen & Staf

Manajemen

Jabatan Staf
Direktur Utama Arsadianto Rahman
Manajer Arsadianto Rahman
Asisten Manajer I Alsitra
Asisten Manajer II Ryan Adi Putra
Bendahara Dian Eka Putra
Sekretaris Dian Eka Putra
Media & Humas Muhammad Teza Taufik

Staf Kepelatihan

Jabatan Staf
Pelatih Kepala Philep Hansen Maramis
Asisten Pelatih Sipendri
Pelatih Kiper Lufti Yasin
Dokter Tim Dr. Miftah
Pembantu Umum I Yarmel
Pembantu Umum II Haris Hami Meagalky

Prestasi

Divisi I Liga Indonesia

  • Juara (1): 1998-1999

Divisi Utama Liga Indonesia

  • Juara 3 (1): 2008-2009

Kiprah di liga nasional

Musim Liga
Komp. Pos Keterangan
1996/1997 Divisi I 3 Putaran 2
1997/1998 Musim tidak selesai
1998/1999 Divisi I 1 Juara, Promosi ke Divisi Utama
1999/2000 Divisi Utama 5 Wilayah Barat
2001 Divisi Utama 6 Wilayah Barat
2002 Divisi Utama 5 Wilayah Barat
2003 Divisi Utama 9
2004 Divisi Utama 16
2005 Divisi Utama 14 Wilayah Barat. Degradasi ke Divisi I
2006 Divisi I 4
2007 Divisi Utama 4 Promosi ke Divisi Utama
2008/2009 Divisi Utama 3 Promosi ke ISL
2009/2010 ISL 7
2010/2011 ISL 11
2011/2012 ISL 13
2013 ISL 18 Degradasi ke Divisi Utama
2014 Divisi Utama Babak 16 besar
2015 Tidak ada kompetisi (Banned FIFA)
2016 ISC B Babak 8 besar

Sponsors

  • Pemuda Pancasila Provinsi Riau
  • HKTI
  • Indoboots

Apparel

  • Lotto (2009–2011)
  • Pluso (2012)
  • Joma (2012–2014)
  • Calcetto (2015-2016)
  • Classico (2017-sekarang)

Skuat

Berikut skuat yang diturunkan untuk ajang Indonesia Soccer Championship B 2016.[1]

Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.

No. Pos. Negara Pemain
4 DF Indonesia IDN M. Halif
7 FW Indonesia IDN Deddy Djunaedi Baharudin
8 MF Indonesia IDN Amril
9 FW Indonesia IDN Muhammad Renggur
10 FW Indonesia IDN Rendi Saputra
11 MF Indonesia IDN Ifrawadi
13 DF Indonesia IDN Heri Prasetyo
16 MF Indonesia IDN Aga Mahardika
17 MF Indonesia IDN Riki Dwi Saputro
21 MF Indonesia IDN Firman Septian
No. Pos. Negara Pemain
22 DF Indonesia IDN Arif Budi Darmawan
23 DF Indonesia IDN Randhy Nov Putra Yolpa
26 DF Indonesia IDN Muhammad Mukhlis
27 MF Indonesia IDN Teguh Maulana
29 DF Indonesia IDN Hasbulloh Bustan
32 GK Indonesia IDN Susanto
88 DF Indonesia IDN Ardiansyah Rachman
89 GK Indonesia IDN Parningotan Simanungkalit
93 MF Indonesia IDN Dolly Gultom

Pemain Terkenal


Referensi

  1. ^ "Squad List". liga-indonesia.co.id. Diakses tanggal 2013-01-05. 

Pranala luar