Abang None Jakarta: Perbedaan antara revisi
k Bot: Perubahan kosmetika |
|||
Baris 152: | Baris 152: | ||
* [http://www.abnontimur.com/ Situs Abang None Jakarta Timur] |
* [http://www.abnontimur.com/ Situs Abang None Jakarta Timur] |
||
* [http://www.abnonseribu.com/ Situs Abang None Jakarta Kepulauan Seribu] |
* [http://www.abnonseribu.com/ Situs Abang None Jakarta Kepulauan Seribu] |
||
[[Kategori:Duta Wisata]] |
[[Kategori:Duta Wisata]] |
Revisi per 16 Februari 2017 05.00
Abang None Jakarta | |
---|---|
Pembuat | Usmar Ismail |
Negara asal | Indonesia |
Rilis asli | |
Rilis | 1968 – Sekarang |
Abang None Jakarta adalah kontes pencarian duta pariwisata DKI Jakarta yang diadakan sejak tahun 1968 dan rutin berlangsung hingga kini. Acara ini bertujuan untuk mempromosikan pariwisata dan kebudayaan provinsi DKI Jakarta. Dan pemenang terpilih akan mendampingi Gubernur DKI Jakarta atau Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam acara kebudayaan.
Pemegang gelar terkini adalah Taufik Hidayat (Abang Jakarta 2016, wakil Jakarta Timur), dan Yasmine Kurnia (None Jakarta 2016, wakil Jakarta Kepulauan Seribu.[1]
Sejarah
Sejarah Abang None Jakarta bermula dari ingin mencari sosok yang bisa menjadi identitas dari Jakarta, maka di selenggarakanlah Pemilihan None Jakarta (belum ada pemilihan kategori Abang) yang diprakarsai oleh Usmar Ismail. Gubernur DKI Jakarta kala itu, Ali Sadikin, melakukan pembenahan terhadap tata kota, dan Jakarta bertransformasi dari The Big Village menjadi Kota Metropolitan. Tidak hanya cukup pembangunan fisik, Ali juga melakukan pembangunan budaya. Dia menyadari ketika pertama kali memerintah pada 1966 penduduk Jakarta masih 3,4 juta jiwa dan dari jumlah itu sekitar 78 persen adalah pendatang. Karena Jakarta adalah ibukota negara maka di tempat ini harus bisa diwujudkan seni budaya seluruh Indonesia. Oleh karena itu Pemeirntah DKI Jakarta membentuk BKS (Badan Kerjasama Seni dan Budaya). Dibentuk juga Dewan Kesenian Jakarta. Bersamaan dengan dibangunnya Taman Ismail Marzuki (TIM) pada 1968.
Kontes None Jakarta Pertama diadakan bertepatan dengan HUT Jakarta ke 441 pada 22 Juni 1968 di Miraca Sky Club, Sarinah. Sebanyak 36 peserta dan terpilih Reziani Malik sebagai None Jakarta 1968. Hadiah berupa piala dari PT Arafat, tiket ke Paris dan seperangkat peralatan minum teh. Selain Reziani, terdapat dua nama gadis yang kelak mencuat namanya, yaitu Connie Sutedja (Pemenang ketiga) dan Dewi Motik (Pemenang Harapan).
Kontes None Jakarta berikutnya diadakan pada 22 juni 1969 juga di Miraca Sky Club Sarinah. Pesertanya meningkat menjadi 150 orang. Panitia melakukan seleksi hingga hanya 30 finalis. Saat itu pertama kali panitia menjual tiket kepada publik seharga Rp 6.000 per lembar. Dalam kontes kedua ini, Masayu Nilawati Saleh terpilih sebagai None Jakarta 1969, Linda Sjamsudin dan Jojo Mochtar sebagai pemenang kedua dan ketiga. Hadiah yang diterima Masayu adalah tiket ke Kuala Lumpur dari KLM.
Sering waktu pemerintah DKI melaui BAPPARDA DKI memerlukan seorang pendamping Abang Jakarta yang mendampingi None Jakara, maka diselenggarakan pemilihan Abang None Jakarta 1971 terpilihlah Hamid Alwi sebagai Abang Jakarta 1971 dan Tjike Soegiarto sebagai None Jakarta 1971. Dan tercatat pula nama Poppy Dharsono sebagai peserta pada tahun ini.[2]
Pada perkembangannya Abang None Jakarta selain sebagai pendamping Gubernur dalam acara resmi, juga sebagai Duta Wisata yang mampu mempromosikan Jakarta kepada masyarat luas.[3]
Daftar Pemenang
Berikut adalah daftar pemenang Abang None Jakarta.
- Pada tahun 1968 & 1969 hanya pemilihan None saja.