Lompat ke isi

Tsunami: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gambar
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
[[Gambar:800px-Hokusai-fujibig.png|thumb|right|Gambar Tsunami menurut Hokusai, seorang pelukis Jepang dari [[abad ke 19]].]]
[[Gambar:800px-Hokusai-fujibig.png|thumb|right|Gambar Tsunami menurut Hokusai, seorang pelukis Jepang dari [[abad ke 19]].]]


'''Tsunami''' (dalam [[bahasa Jepang]]: 津波 yang secara [[harafiah]] berarti "ombak besar di pelabuhan"), adalah sebuah [[ombak]] yang terjadi setelah sebuah [[gempa bumi]], [[gempa laut]], [[gunung berapi]] meletus, atau hantaman [[meteor]] di laut. [[Tenaga]] setiap tsunami adalah tetap, fungsi ketinggiannya dan kelajuannya. Dengan itu, apabila gelombang menghampiri pantai, ketinggiannya meningkat sementara kelajuannya menurun. Gelombang tersebut bergerak pada kelajuan tinggi, hampir tidak disadari apabila melintasi air dalam, tetapi meningkat kepada ketinggian 30 [[meter]] atau lebih. Tsunami bisa menyebabkan kerusakan [[erosi]] pada kawasan pesisir pantai dan kepulauan.
'''Tsunami''' (dalam [[bahasa Jepang]]: 津波 yang secara [[harafiah]] berarti "ombak besar (nami) di pelabuhan (tsu)"), adalah sebuah [[ombak]] yang terjadi setelah sebuah [[gempa bumi]], [[gempa laut]], [[gunung berapi]] meletus, atau hantaman [[meteor]] di laut. [[Tenaga]] setiap tsunami adalah tetap, fungsi ketinggiannya dan kelajuannya. Dengan itu, apabila gelombang menghampiri pantai, ketinggiannya meningkat sementara kelajuannya menurun. Gelombang tersebut bergerak pada kelajuan tinggi, hampir tidak disadari apabila melintasi air dalam, tetapi meningkat kepada ketinggian 30 [[meter]] atau lebih. Tsunami bisa menyebabkan kerusakan [[erosi]] pada kawasan pesisir pantai dan kepulauan.


Kebanyakan kota di sekitar [[samudra Pasifik]], terutama di [[Jepang]] tetapi juga di [[Hawaii]], mempunyai sistem peringatan dan prosedur pengungsian sekiranya tsunami yang serius berlaku. Tsunami akan dijangka dengan berbagai lembaga [[seismologi]] di seluruh dunia dan perkembangannya dipantau melalui [[satelit]].
Kebanyakan kota di sekitar [[samudra Pasifik]], terutama di [[Jepang]] tetapi juga di [[Hawaii]], mempunyai sistem peringatan dan prosedur pengungsian sekiranya tsunami yang serius berlaku. Tsunami akan dijangka dengan berbagai lembaga [[seismologi]] di seluruh dunia dan perkembangannya dipantau melalui [[satelit]].

Revisi per 30 Desember 2004 00.03

Berkas:800px-Hokusai-fujibig.png
Gambar Tsunami menurut Hokusai, seorang pelukis Jepang dari abad ke 19.

Tsunami (dalam bahasa Jepang: 津波 yang secara harafiah berarti "ombak besar (nami) di pelabuhan (tsu)"), adalah sebuah ombak yang terjadi setelah sebuah gempa bumi, gempa laut, gunung berapi meletus, atau hantaman meteor di laut. Tenaga setiap tsunami adalah tetap, fungsi ketinggiannya dan kelajuannya. Dengan itu, apabila gelombang menghampiri pantai, ketinggiannya meningkat sementara kelajuannya menurun. Gelombang tersebut bergerak pada kelajuan tinggi, hampir tidak disadari apabila melintasi air dalam, tetapi meningkat kepada ketinggian 30 meter atau lebih. Tsunami bisa menyebabkan kerusakan erosi pada kawasan pesisir pantai dan kepulauan.

Kebanyakan kota di sekitar samudra Pasifik, terutama di Jepang tetapi juga di Hawaii, mempunyai sistem peringatan dan prosedur pengungsian sekiranya tsunami yang serius berlaku. Tsunami akan dijangka dengan berbagai lembaga seismologi di seluruh dunia dan perkembangannya dipantau melalui satelit.

Bukti menunjukkan tidak mustahil berlakunya megatsunami, yang akan menyebabkan sebagian besar pulau tenggelam ke dalam laut.

Penyebab terjadinya tsunami

Berkas:Skema tsunami.gif
Skema terjadinya tsunami

Tsunami dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air. Misalnya, jika dasar laut tiba-tiba longsor dan secara vertikal menyedot air yang berada di atasnya. Hal ini dapat terjadi jika terjadi gempa tektonis, sejenis gempa yang diasosiasikan dengan deformasi kerak bumi. Ketika gempa ini terjadi di bawah laut, air yang berada di atas lokasi gempa akan tersedot dari posisi kesetimbangan awalnya. Hal ini membentuk gelombang, yang bekerja berdasarkan gaya grafitasi, yang berusaha mencapai kesetimbangan yang baru. Jika ada sebagian besar dasar laut yang bergeser naik atau turun, tsunami dapat terjadi.

Gerakan vertikal kerak bumi dapat terjadi pada perbatasan lempeng bumi.

Tsunami dalam sejarah

Pranala Luar