Lompat ke isi

Burung walet: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: penggantian teks otomatis (- diatas, + di atas)
Baris 13: Baris 13:
| subdivision =
| subdivision =
}}
}}
'''Burung walet''' (''Collocalia vestita'') merupakan burung dengan sayap meruncing, berekor panjang, berwarna hitam dengan bagian bawah tubuhnya coklat. ''Burung walet'' hidup di pantai serta daerah permukiman, menghuni gua atau ruang besar, seperti bubungan kosong. ''Burung Walet'' tidak dapat bertengger karena memiliki kaki yang sangat pendek sehingga sangat jarang berdiri diatas tanah tetapi bisa menempel pada dinding tembok atau atap. Mampu terbang ditempat gelap dengan bantuan [[Ekolokasi]]. Bersarang secara berkelompok dengan sarang yang dibuat dari air liur. Sarang ini banyak diperdagangkan orang untuk dibuat sup atau bahan obat-obatan.<ref name="ensi">Hassan Shadily. Ensiklopedi Indonesia Volume 1. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.</ref>
'''Burung walet''' (''Collocalia vestita'') merupakan burung dengan sayap meruncing, berekor panjang, berwarna hitam dengan bagian bawah tubuhnya coklat. ''Burung walet'' hidup di pantai serta daerah permukiman, menghuni gua atau ruang besar, seperti bubungan kosong. ''Burung Walet'' tidak dapat bertengger karena memiliki kaki yang sangat pendek sehingga sangat jarang berdiri di atas tanah tetapi bisa menempel pada dinding tembok atau atap. Mampu terbang ditempat gelap dengan bantuan [[Ekolokasi]]. Bersarang secara berkelompok dengan sarang yang dibuat dari air liur. Sarang ini banyak diperdagangkan orang untuk dibuat sup atau bahan obat-obatan.<ref name="ensi">Hassan Shadily. Ensiklopedi Indonesia Volume 1. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.</ref>


== Taksonomi ==
== Taksonomi ==

Revisi per 25 Maret 2017 09.57

Burung walet
Burung walet, Apus apus
Sayapnya berbeda dengan burung layang-layang.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Ernst Hartert, 1897

Burung walet (Collocalia vestita) merupakan burung dengan sayap meruncing, berekor panjang, berwarna hitam dengan bagian bawah tubuhnya coklat. Burung walet hidup di pantai serta daerah permukiman, menghuni gua atau ruang besar, seperti bubungan kosong. Burung Walet tidak dapat bertengger karena memiliki kaki yang sangat pendek sehingga sangat jarang berdiri di atas tanah tetapi bisa menempel pada dinding tembok atau atap. Mampu terbang ditempat gelap dengan bantuan Ekolokasi. Bersarang secara berkelompok dengan sarang yang dibuat dari air liur. Sarang ini banyak diperdagangkan orang untuk dibuat sup atau bahan obat-obatan.[1]

Taksonomi

Scaniacypselus fossil

Ahli taksonomi telah lama mengklasifikasikan burung walet dan burung layang-layang sebagai kerabat Burung kolibri, berdasarkan penemuan Jungornitihidae (kerabat kolibri-walet) dan burung kolibri primitif seperti Eurotrochilus. Taksonomi tradisional menempatkan keluarga burung kolibri (Trochilidae) dalam ordo yang sama dengan burung walet dan burung layang-layang (dan tidak ada burung lain); taksonomi Sibley-Ahlquist menempatkan kelompok burung walet ini sebagai super ordo Trocholiformes.[2]

Taksonomi burung walet secara umum rumit, dengan pembatasan jenis dan spesies yang banyak diperdebatkan. Analisis tingkah laku dan suara adalah rumit terhadap evolusi paralel secara umum, sementara analisis sifat morfologi dan berbagai tes DNA menunjukkan keseragaman dan hasil yang sebagian bertentangan.[2]

Ordo Apodiformes berkembang pada masa Eocene di mana anggota keluarga yang kini pundah masih ada, fosil umum ditemukan diseluruh bagian Eropa yang hangat, lokasi antara Denmark dan Prancis, contoh burung primitif Scaniacypselus (Awal – pertengahan Eocene) dan yang lebih modern burung Procypseloides (akhir Eocene/awal Oligocene – Awal Miocene). Jenis prasejarah kadang dihubungkan dengan burung walet, seperti Primapus.[3]

Manfaat

Burung walet memiliki manfaat yang penting bagi kesehatan, antara lain:[butuh rujukan]

  1. sebagai obat batuk kering;
  2. mempertahankan kecantikan kulit;
  3. mengatasi keluhan paru-paru;
  4. mengobati kerusakan pembuluh darah;
  5. meningkatkan nafsu makan;
  6. sumber antioksidan;
  7. sumber mineral untuk sistem kekebalan tubuh;
  8. membuat kulit menjadi cantik;
  9. mencerdaskan otak.

Referensi

  1. ^ Hassan Shadily. Ensiklopedi Indonesia Volume 1. Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve.
  2. ^ a b Thomassen, Henri A.; Tex, Robert-Jan; de Bakker, Merijn A.G.; Povel, G. David E. (2005). "Phylogenetic relationships amongst swifts and swiftlets: A multi locus approach".Molecular Phylogenetics and Evolution 37 (1): 264–277
  3. ^ Bourton, Jody (2 March 2010). "Supercharged swifts fly fastest". BBC News. 

Pranala luar

Lihat pula

  • (Inggris) Chantler, Phil & Driessens, Gerald (2000): Swifts : a guide to the swifts and treeswifts of the world. Pica Press, Mountfield, East Sussex. ISBN 1-873403-83-6
  • (Inggris) Thomassen, Henri A.; Tex, Robert-Jan; de Bakker, Merijn A.G. & Povel, G. David E. (2005): Phylogenetic relationships amongst swifts and swiftlets: A multi locus approach. Molecular Phylogenetics and Evolution 37(1): 264-277.