Lompat ke isi

Satuan Bravo 90: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgxbot (bicara | kontrib)
k Robot: Cosmetic changes
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 16: Baris 16:
=== Pelatihan ===
=== Pelatihan ===
[[Berkas:denbravo-rovers.jpg|left|thumb|250px|Den Bravo dalam latihan penyelamatan]]
[[Berkas:denbravo-rovers.jpg|left|thumb|250px|Den Bravo dalam latihan penyelamatan]]
Prajurit Bravo diambil dari prajurit para-komando terbaik. Setiap angkatan direkrut 5-10 orang. Untuk mengasah kemampuan antiteror, latihan dilakukan di pusat latihan serbuan pesawat GMF [[Sat-81 Gultor]], latihan infiltrasi laut dalam rangkan penyerbuan pangkalan udara lepas pantai di pusat latihan [[Denjaka]], latihan UDT (under water demolition) di sarana latihan [[Kopaska]], serta latihan penjinakan bahan peledak di Pusdikzi Gegana, Polri.
Prajurit Bravo diambil dari prajurit para-komando terbaik. Setiap angkatan direkrut 5-10 orang. Untuk mengasah kemampuan antiteror, latihan dilakukan di pusat latihan serbuan pesawat GMF [[Sat-81 Gultor]], latihan infiltrasi laut dalam rangkan penyerbuan pangkalan udara lepas pantai di pusat latihan [[Denjaka]], latihan UDT (under water demolition) di sarana latihan [[Kopaska]], latihan penjinakan bahan peledak di Pusdikzi Gegana, Polri, serta latihan anti-teror, terjun payung, HALO/HAHO dan demolisi di pusat pelatihan [[Special Air Service]], [[Britania Raya]].


=== Referensi ===
=== Referensi ===

Revisi per 23 Februari 2008 12.38

Detasemen Bravo 90
{{{lambang}}}
Markas Mako Korpaskhasau Lanud Margahayu, Bandung
Kekuatan 124 orang
Persenjataan Glock 17, Glock 19, SIg Sauer P226, Benelli M4 Super 90, H&K MP5SD3, H&K MP5K-PDW, Colt M16A4, SIg SG552, SIG SSG-3000, SIG SHR-970, PGM HECATE II, SAR-21, Colt M4A1, Steyr AUG A1/A2
Spesialis Pengamanan alutsista udara, anti-bajak pesawat, intelijen & kontra-intelijen
Dibentuk 1990

Detasemen Bravo 90 (disingkat Den Bravo-90) terbilang pasukan khusus Indonesia yang paling muda pembentukannya. Baru dibentuk secara terbatas di lingkungan Korps Pasukan Khas TNI-AU pada 1990, Bravo berarti yang terbaik. Konsep pembentukannya merujuk kepada pemikiran Jenderal Guilio Douchet: Lebih mudah dan lebih efektif menghancurkan kekuatan udara lawan dengan cara menghancurkan pangkalan/instalasi serta alutsista-nya di darat daripada harus bertempur di udara.[1]

Pembentukan

Bravo 90 - Misi Penyelamatan

Dari dasar ini, Bravo 90 diarahkan menjalankan tugas intelijen dalam rangka mendukung operasi udara, menetralisir semua potensi kekuatan udara lawan serta melaksanakan operasi-operasi khusus sesuai kebijakan Panglima TNI. Saat dibentuk, Bravo diperkuat 34 prajurit;­ 1 perwira, 3 bintara, 30 tamtama. Entah kenapa, sejak dibentuk hingga akhir 1990-an, hampir tak pernah terdengar nama Bravo. Dalam masa "vakum" itu, anggotanya dilebur ke dalam Satuan Demonstrasi dan Latihan (Satdemolat) Depodiklat Paskhas. Baru pada 9 September 1999, dilaksanakan upacara pengukuhan Detasemen Bravo dengan penyerahan tongkat komando.

Pelatihan

Den Bravo dalam latihan penyelamatan

Prajurit Bravo diambil dari prajurit para-komando terbaik. Setiap angkatan direkrut 5-10 orang. Untuk mengasah kemampuan antiteror, latihan dilakukan di pusat latihan serbuan pesawat GMF Sat-81 Gultor, latihan infiltrasi laut dalam rangkan penyerbuan pangkalan udara lepas pantai di pusat latihan Denjaka, latihan UDT (under water demolition) di sarana latihan Kopaska, latihan penjinakan bahan peledak di Pusdikzi Gegana, Polri, serta latihan anti-teror, terjun payung, HALO/HAHO dan demolisi di pusat pelatihan Special Air Service, Britania Raya.

Referensi

Pranala luar