Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah: Perbedaan antara revisi
Tidak ada ringkasan suntingan |
k Bot: Perubahan kosmetika |
||
Baris 28: | Baris 28: | ||
Jembatan ini juga menjadi penghubung antara lokasi Kantor Bupati Siak di [[Benteng Hulu, Mempura, Siak|Desa Benteng Hulu]] di [[Mempura, Siak|Kecamatan Mempura]] dengan lokasi Gedung DPRD Kabupaten Siak di [[Rawang Air Putih, Siak, Siak|Desa Rawang Air Putih]] di [[Siak, Siak|Kecamatan Siak]] yang dipisahkan oleh Sungai Siak.<ref name="detik"/> Selain itu, jembatan ini dibangun dengan tujuan memperlancar arus transportasi antara Kabupaten Siak dengan [[Kota Pekanbaru]] sehingga terdapat jalur alternatif melalui darat di samping melalui sungai. |
Jembatan ini juga menjadi penghubung antara lokasi Kantor Bupati Siak di [[Benteng Hulu, Mempura, Siak|Desa Benteng Hulu]] di [[Mempura, Siak|Kecamatan Mempura]] dengan lokasi Gedung DPRD Kabupaten Siak di [[Rawang Air Putih, Siak, Siak|Desa Rawang Air Putih]] di [[Siak, Siak|Kecamatan Siak]] yang dipisahkan oleh Sungai Siak.<ref name="detik"/> Selain itu, jembatan ini dibangun dengan tujuan memperlancar arus transportasi antara Kabupaten Siak dengan [[Kota Pekanbaru]] sehingga terdapat jalur alternatif melalui darat di samping melalui sungai. |
||
Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah telah menjadi salah satu ikon Kabupaten Siak sejak diresmikan pada tanggal 11 Agustus 2007 oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, [[Susilo Bambang Yudhoyono]].<ref name="setneg"/> |
Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah telah menjadi salah satu ikon Kabupaten Siak sejak diresmikan pada tanggal 11 Agustus 2007 oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, [[Susilo Bambang Yudhoyono]].<ref name="setneg"/> |
||
== Penamaan == |
== Penamaan == |
Revisi per 17 April 2017 06.05
Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah | |
---|---|
Moda transportasi | 4 jalur[1] |
Melintasi | Sungai Siak |
Lokal | Kabupaten Siak, Provinsi Riau |
Karakteristik | |
Panjang total | 1,196 meter (4 ft)[2] |
Lebar | 16,95 meter (56 ft) |
Tinggi | 23 meter (75 ft) |
Sejarah | |
Biaya konstruksi | Rp.277,65 miliar[3] |
Diresmikan | 11 Agustus 2007 |
Lokasi | |
Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah, dikenal juga dengan nama Jembatan Siak[4], adalah sebuah jembatan yang terletak di kota Siak Sri Indrapura, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, Indonesia. Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah yang membentang di atas Sungai Siak ini merupakan urat nadi perkembangan Kabupaten Siak dan kota Siak Sri Indrapura yang memiliki dua sisi daratan, yakni sisi Utara berada di Kecamatan Siak, dengan ikon sejarah Istana Asserayah Hasyimiyah (yang juga dikenal dengan nama Istana Siak Sri Indrapura), dan sisi Selatan di Kecamatan Mempura dengan ikon sejarah adanya benteng dan tangsi Belanda di Desa Benteng Hulu dan Desa Benteng Hilir.[5]
Jembatan ini juga menjadi penghubung antara lokasi Kantor Bupati Siak di Desa Benteng Hulu di Kecamatan Mempura dengan lokasi Gedung DPRD Kabupaten Siak di Desa Rawang Air Putih di Kecamatan Siak yang dipisahkan oleh Sungai Siak.[1] Selain itu, jembatan ini dibangun dengan tujuan memperlancar arus transportasi antara Kabupaten Siak dengan Kota Pekanbaru sehingga terdapat jalur alternatif melalui darat di samping melalui sungai.
Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah telah menjadi salah satu ikon Kabupaten Siak sejak diresmikan pada tanggal 11 Agustus 2007 oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono.[3]
Penamaan
Nama resmi jembatan ini—Tengku Agung Sultanah Latifah—diambil dari nama gelar Tengku Syarifah Mariam binti Fadyl[6], permaisuri Sultan Syarif Kasim II, sultan terakhir di Kerajaan Siak yang memerintah dari tahun 1915 hingga 1946.[7]
Data teknis dan struktur jembatan
Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah memiliki panjang 1.196 meter, lebar 16,95 meter ditambah dua buah trotoar selebar 2,25 meter yang mengapit sisi kanan dan kiri jembatan. Ketinggian jembatan mencapai 23 meter di atas permukaan air Sungai Siak yang lebarnya mencapai sekitar 300 meter dan mampu menanggung beban sebanyak 28 ton. Di atas jembatan berdiri dua menara setinggi masing-masing 80 meter dengan ukuran 10 X 5 m, yang digunakan untuk diorama teater dan rumah makan, yang dilengkapi dengan dua buah lift untuk menuju puncak menara. Jembatan yang dirancang bisa bertahan hingga usia lebih dari 100 tahun itu dibangun melalui sistem cable stayed, dengan konstruksi modern.[4][8]
Tahapan pembangunan
Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah dirancang sejak tahun 2001 oleh tim ahli dari Institut Teknologi Bandung. Pembangunan jembatan ini dimulai sejak tanggal 27 Desember 2002 dengan ditandatanganinya surat perjanjian pemborongan pekerjaan antara Bupati Siak dengan kontraktor Konsorsium HK-PP yang merupakan konsorsium dua BUMN terbesar yakni PT Hutama Karya dan PT Pembangunan Perumahan.[4]
Biaya yang dibutuhkan untuk membangun Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah tersebut mencapai Rp.277,65 miliar yang murni diambil dari dana APBD Kabupaten Siak.[3]
Lihat juga
Referensi
- ^ a b "SBY Resmikan Jembatan Siak". detikNews.com. 11 Agustus 2007. Diakses tanggal 16 April 2017.
- ^ Fakhrur Rodzi (07 Maret 2017). "Jembatan Terindah Ini Bukan di Amerika, tapi Hanya Ada di Kabupaten Siak". Riau Online. Diakses tanggal 16 April 2017.
- ^ a b c "Presiden Resmikan Jembatan Siak". Sektretariat Negara Republik Indonesia. 13 Agustus 2007. Diakses tanggal 16 April 2017.
- ^ a b c Bambang, ed. (11 Agustus 2007). "Presiden Resmikan Beroperasinya Jembatan Siak". AntaraNews.com. Diakses tanggal 16 April 2017.
- ^ "Anda Ingin Tahu Siak Sri Indrapura, Apa Saja Potensi Wisatanya?". Info Siak. 11 Februari 2015. Diakses tanggal 16 April 2017.
- ^ Silvia Galikano (03 Agustus 2015). "Mengenal Kisah Pria yang Jadi Nama Bandara di Istana Siak". detikTravel. Diakses tanggal 17 April 2017.
- ^ "Tengku Agung Sultanah Latifah, Pembangun Pendidikan Perempuan Melayu". Ummi Online. 13 Desember 2014. Diakses tanggal 16 April 2017.
- ^ "PRESIDEN SBY RESMIKAN JEMBATAN SIAK". Kemenpupera RI. 13 Agustus 2007. Diakses tanggal 17 April 2017.