Lompat ke isi

Biara (tempat tinggal): Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 6: Baris 6:
[[Berkas:Sumela From Across Valley.JPG|thumb|[[Biara Sumela]], sebelah selatan [[Trabzon]] di [[Turki]] Timur. Dibangun pada abad ke-4 (diperkirakan pada 386 M).]]
[[Berkas:Sumela From Across Valley.JPG|thumb|[[Biara Sumela]], sebelah selatan [[Trabzon]] di [[Turki]] Timur. Dibangun pada abad ke-4 (diperkirakan pada 386 M).]]


'''Biara''' adalah bangunan atau gugus bangunan yang digunakan sebagai [[tempat tinggal]] dan tempat kerja para [[Monastisisme|petarak]], yaitu [[biarawan]] atau [[biarawati]], baik yang hidup [[senobitisme|berguyub]] maupun berasingan ([[eremit|rahib-rahibah]]). Sebuah biara lazimnya memiliki tempat khusus untuk [[sembahyang]]. Tempat khusus ini dapat berupa [[kapel]], [[Gereja (gedung)|gereja]], atau kuil, dan dapat pula dipergunakan sebagai [[oratorium]].
'''Biara''' adalah bangunan atau gugus bangunan yang digunakan sebagai [[tempat tinggal]] dan tempat kerja para [[Monastisisme|petarak]], yaitu [[biarawan]] atau [[biarawati]], baik yang hidup [[Monastisisme senobitik|berguyub]] maupun berasingan ([[eremit|rahib-rahibah]]). Sebuah biara lazimnya memiliki tempat khusus untuk [[sembahyang]]. Tempat khusus ini dapat berupa [[kapel]], [[Gereja (gedung)|gereja]], atau kuil, dan dapat pula dipergunakan sebagai [[oratorium]].


Ukuran biara berbeda-beda, ada yang berupa tempat tinggal kecil untuk menampung satu orang rahib saja, atau dalam kasus [[senobitisme|paguyuban]] berkisar dari satu bangunan tunggal yang cukup untuk menampung satu rahib atau rahibah senior bersama dua-tiga rahib atau rahibah yunior, sampai dengan pemukiman dan perumahan luas yang dapat menampung puluhan atau ratusan orang. Sebuah kompleks biara biasanya terdiri atas sekumpulan bangunan yang meliputi gedung gereja, ''[[asrama|dormitorium]]'', ''[[klausura|claustrum]]'', ''[[refectorium]]'', ''[[perpustakaan|librarium]]'', ''[[kamar mandi|balnearium]]'', dan ''[[rumah sakit|infirmarium]]''. Bergantung pada lokasi, tarekat, dan pekerjaan para penghuninya, kompleks biara dapat pula mencakup sejumlah bangunan yang memfasilitasi keswasembadaan dan pelayanan paguyuban itu. Bangunan-bangunan ini mencakup ''[[Perawatan paliatif|hospes]]'', [[sekolah]], dan bangunan-bangunan pertanian dan manufaktur seperti [[gudang pertanian|gudang]], [[besalen]], atau pun [[pabrik bir|kilang bir]].
Ukuran biara berbeda-beda, ada yang berupa tempat tinggal kecil untuk menampung satu orang rahib saja, atau dalam kasus [[Monastisisme senobitik|paguyuban]] berkisar dari satu bangunan tunggal yang cukup untuk menampung satu rahib atau rahibah senior bersama dua-tiga rahib atau rahibah yunior, sampai dengan pemukiman dan perumahan luas yang dapat menampung puluhan atau ratusan orang. Sebuah kompleks biara biasanya terdiri atas sekumpulan bangunan yang meliputi gedung gereja, ''[[asrama|dormitorium]]'', ''[[klausura|claustrum]]'', ''[[refectorium]]'', ''[[perpustakaan|librarium]]'', ''[[kamar mandi|balnearium]]'', dan ''[[rumah sakit|infirmarium]]''. Bergantung pada lokasi, tarekat, dan pekerjaan para penghuninya, kompleks biara dapat pula mencakup sejumlah bangunan yang memfasilitasi keswasembadaan dan pelayanan paguyuban itu. Bangunan-bangunan ini mencakup ''[[Perawatan paliatif|hospes]]'', [[sekolah]], dan bangunan-bangunan pertanian dan manufaktur seperti [[gudang pertanian|gudang]], [[besalen]], atau pun [[pabrik bir|kilang bir]].


== Etimologi ==
== Etimologi ==
Baris 21: Baris 21:
Biara-biara [[Agama Buddha]] pada umumnya disebut [[wihara]] (bahasa [[Pali]]). Wihara dapat dihuni baik oleh pria maupun wanita. Istilah wihara dapat pula digunakan sebagai sebutan untuk [[tempat ibadah|rumah ibadat]] Agama Buddha. Biara Agama Buddha juga dikenal dengan sebutan ''[[gompa]]'' di Tibet, ''[[wat]]'' Di [[Thailand]], [[Laos]] dan [[Kamboja]], serta ''[[kyaung]]'' di [[Myanmar]].
Biara-biara [[Agama Buddha]] pada umumnya disebut [[wihara]] (bahasa [[Pali]]). Wihara dapat dihuni baik oleh pria maupun wanita. Istilah wihara dapat pula digunakan sebagai sebutan untuk [[tempat ibadah|rumah ibadat]] Agama Buddha. Biara Agama Buddha juga dikenal dengan sebutan ''[[gompa]]'' di Tibet, ''[[wat]]'' Di [[Thailand]], [[Laos]] dan [[Kamboja]], serta ''[[kyaung]]'' di [[Myanmar]].


Biara Kristen dapat berupa [[keabasan]] (dikepalai oleh seorang [[abbas|abas]]), [[priorat]] (dikepalai oleh seorang [[prior]]), atau ''[[pertapaan]]'' (tempat tinggal [[eremit|petapa]]). Biara dapat dihuni oleh paguyuban pria ([[biarawan]]) atau wanita ([[biarawati]]). Dalam [[Kekristenan Timur|Gereja Kristen Timur]], paguyuban para petarak yang sangat kecil disebut ''[[skete]]'', dan biara yang sangat besar atau penting dapat dianugerahi sebutan ''[[laura]]''.
Biara Kristen dapat berupa [[Keabbasan]] (dikepalai oleh seorang [[abbas|abas]]), [[priori|priorat]] (dikepalai oleh seorang [[prior]]), atau ''[[pertapaan]]'' (tempat tinggal [[eremit|petapa]]). Biara dapat dihuni oleh paguyuban pria ([[biarawan]]) atau wanita ([[biarawati]]). Dalam [[Kekristenan Timur|Gereja Kristen Timur]], paguyuban para petarak yang sangat kecil disebut ''[[skete]]'', dan biara yang sangat besar atau penting dapat dianugerahi sebutan ''[[laura]]''.


Cara hidup berguyub dalam biara Kristen disebut [[senobitis]], berlawanan dengan cara hidup [[anakoritis]] (cara hidup seorang [[anakorit]]) dan [[eremitis]] (cara hidup seorang [[eremit]]). Ada pula cara hidup "idioritmis", terutama pada masa pendudukan [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]] di Yunani dan Siprus, yakni rahib-rahib hidup bersama tetapi boleh memiliki harta-benda sendiri dan tidak wajib bekerja demi kepentingan bersama.
Cara hidup berguyub dalam biara Kristen disebut [[senobitis]], berlawanan dengan cara hidup [[anakoritis]] (cara hidup seorang [[anakorit]]) dan [[eremitis]] (cara hidup seorang [[eremit]]). Ada pula cara hidup "idioritmis", terutama pada masa pendudukan [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]] di Yunani dan Siprus, yakni rahib-rahib hidup bersama tetapi boleh memiliki harta-benda sendiri dan tidak wajib bekerja demi kepentingan bersama.

Revisi per 18 April 2017 04.16

Biara Santa María del Parral, tempat tinggal para rahib Ordo Santo Hieronimus di Segovia, Spanyol
Biara Santo Nilus di Pulau Stolbnyi, di Danau Seliger dekat Ostashkov, Rusia, ca. 1910
Tengboche, biara Buddha, Nepal
Biara Rumtek, Gangtok, Sikkim, India
Biara Kerajaan di San Lorenzo de El Escorial, Spanyol. Dipangun 1563–1584.
Biara Sumela, sebelah selatan Trabzon di Turki Timur. Dibangun pada abad ke-4 (diperkirakan pada 386 M).

Biara adalah bangunan atau gugus bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal dan tempat kerja para petarak, yaitu biarawan atau biarawati, baik yang hidup berguyub maupun berasingan (rahib-rahibah). Sebuah biara lazimnya memiliki tempat khusus untuk sembahyang. Tempat khusus ini dapat berupa kapel, gereja, atau kuil, dan dapat pula dipergunakan sebagai oratorium.

Ukuran biara berbeda-beda, ada yang berupa tempat tinggal kecil untuk menampung satu orang rahib saja, atau dalam kasus paguyuban berkisar dari satu bangunan tunggal yang cukup untuk menampung satu rahib atau rahibah senior bersama dua-tiga rahib atau rahibah yunior, sampai dengan pemukiman dan perumahan luas yang dapat menampung puluhan atau ratusan orang. Sebuah kompleks biara biasanya terdiri atas sekumpulan bangunan yang meliputi gedung gereja, dormitorium, claustrum, refectorium, librarium, balnearium, dan infirmarium. Bergantung pada lokasi, tarekat, dan pekerjaan para penghuninya, kompleks biara dapat pula mencakup sejumlah bangunan yang memfasilitasi keswasembadaan dan pelayanan paguyuban itu. Bangunan-bangunan ini mencakup hospes, sekolah, dan bangunan-bangunan pertanian dan manufaktur seperti gudang, besalen, atau pun kilang bir.

Etimologi

Denah Sankt Gallen, sebuah denah biara keabasan yang tidak terealisasi, menyediakan semua keperluan para biarawan dalam lingkup tembok biara

Kata biara berasal dari kata vihāra dalam bahasa Sanskerta dan bahasa Pali, yang berarti "kawasan tertutup tempat berjalan-jalan", dan mula-mula digunakan oleh umat Buddha sebagai sebutan untuk "kediaman" atau "tempat bernaung" para biksu pengembara sepanjang musim hujan. Dalam bahasa Indonesia, kata biara digunakan sebagai sebutan umum untuk tempat tinggal para petarak atau petapa, sementara biara agama Buddha secara khusus disebut sebagai wihara.

Kata biara digunakan oleh umat Kristen sebagai padanan kata monasterium dalam bahasa Latin atau monastērion dalam bahasa Yunani. Monasterium sendiri berasal dari kata monastērion (μοναστήριον), bentuk netral dari kata monasterios (μοναστήριος), bentukan dari kata monazein (μονάζειν) yang berarti hidup menyendiri,[1] dari akar kata monos (μόνος) yang berarti sendirian (mula-mula semua biarawan Kristen adalah rahib atau petapa); akhiran "-terion" bermakna "tempat". Istilah monastērion pertama kali digunakan menjelang abad pertama Masehi oleh filsuf Yahudi, Filo, dalam karya tulisnya De Vita Contemplativa (Perihal Hidup Merenung), bab III.

Istilah-istilah

Dalam artikel ini, istilah biara digunakan secara generik sebagai sebutan untuk tempat tinggal bagi segala macam paguyuban keagamaan. Agama Kristen Katolik Roma dan beberapa mazhab Agama Buddha memiliki definisi yang agak spesifik dari istilah ini serta istilah-istilah lain yang berkaitan dengannya.

Biara-biara Agama Buddha pada umumnya disebut wihara (bahasa Pali). Wihara dapat dihuni baik oleh pria maupun wanita. Istilah wihara dapat pula digunakan sebagai sebutan untuk rumah ibadat Agama Buddha. Biara Agama Buddha juga dikenal dengan sebutan gompa di Tibet, wat Di Thailand, Laos dan Kamboja, serta kyaung di Myanmar.

Biara Kristen dapat berupa Keabbasan (dikepalai oleh seorang abas), priorat (dikepalai oleh seorang prior), atau pertapaan (tempat tinggal petapa). Biara dapat dihuni oleh paguyuban pria (biarawan) atau wanita (biarawati). Dalam Gereja Kristen Timur, paguyuban para petarak yang sangat kecil disebut skete, dan biara yang sangat besar atau penting dapat dianugerahi sebutan laura.

Cara hidup berguyub dalam biara Kristen disebut senobitis, berlawanan dengan cara hidup anakoritis (cara hidup seorang anakorit) dan eremitis (cara hidup seorang eremit). Ada pula cara hidup "idioritmis", terutama pada masa pendudukan Utsmaniyah di Yunani dan Siprus, yakni rahib-rahib hidup bersama tetapi boleh memiliki harta-benda sendiri dan tidak wajib bekerja demi kepentingan bersama.

Dalam Agama Hindu, biara disebut matha, mandir, kuil, atau pun asrama.

Dalam Agama Jain, biara disebut wihara, sama seperti sebutan untuk biara dalam Agama Buddha.

Hidup membiara

Dalam kebanyakan agama, kehidupan di biara berjalan menurut aturan-aturan paguyuban yang menentukan jenis kelamin para penghuni, dan mewajibkan mereka untuk untuk tetap hidup selibat dengan sedikit atau tanpa harta-benda pribadi.

Referensi

Pranala luar