Lompat ke isi

Eva Perón: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Stephensuleeman (bicara | kontrib)
Baris 38: Baris 38:
Eva mengunjungi setiap sudut negaranya, menjadi perempuan pertama dalam sejarah Argentina untuk muncul secara umum dalam cara kampanye dengan suaminya. Penampilan Eva bersama suaminya seringkali membuat marah kaum kaya, militer, dan mereka di lingkungan politik. Namun ia sangat populer di masyarakat, yang mengenalnya dari radio dan film, dan karenanya merupakan alat yang efektif untuk mendapatkan perhatian dari kaum miskin dan pemberi suara kelas pekerja Argentina. Pada masa hidupnya itulah untuk pertama kalinya ia menganjurkan rakyat Argentina untuk memanggilnya bukan sebagai "Eva Perón" namun sekadar "Evita", yaitu bentuk [[diminutif]] (kesayangan) dalam [[bahasa Spanyol]] ("Eva Kecil").
Eva mengunjungi setiap sudut negaranya, menjadi perempuan pertama dalam sejarah Argentina untuk muncul secara umum dalam cara kampanye dengan suaminya. Penampilan Eva bersama suaminya seringkali membuat marah kaum kaya, militer, dan mereka di lingkungan politik. Namun ia sangat populer di masyarakat, yang mengenalnya dari radio dan film, dan karenanya merupakan alat yang efektif untuk mendapatkan perhatian dari kaum miskin dan pemberi suara kelas pekerja Argentina. Pada masa hidupnya itulah untuk pertama kalinya ia menganjurkan rakyat Argentina untuk memanggilnya bukan sebagai "Eva Perón" namun sekadar "Evita", yaitu bentuk [[diminutif]] (kesayangan) dalam [[bahasa Spanyol]] ("Eva Kecil").


<!--===Juan Perón elected president, Evita becomes politically active===
=== Juan Perón terpilih presiden, Evita aktif dalam politik ===


[[image:evitacrowd.jpg|frame|right|Eva and Juan Perón with a crowd of supporters (note their portraits in the background).]]
[[image:evitacrowd.jpg|frame|right|Eva dan Juan Perón dengan kerumunan pendukung (perhatikan foto-foto mereka di latar belakang).]]


Setelah Juan Perón pertama kali terpilih menjadi presiden pada 1946, Evita muali mengambil peranan politik yang menonjol dalam pemerintahan, dan akhirnya malah lebih populer daripada wakil presiden dalam segala bidang, kecuali urusan militer. Sering dikatakan bahwa ia menjadi lebih berkuasa daripada suaminya, tapi ini terlalub erlebihan. Hanya untuk sebentar saja, beberapa bulan terakhir hidupnya dan pada masa berkabung rakyat pada saat kematiannya, Evita menjadi lebih populer daripada suaminya.
After Juan Perón's first election to the presidency in 1946, Evita gradually took a prominent political role in the government, eventually overshadowing even the vice-president of the nation in all but military affairs. It has often been said that she became more powerful than her husband, but this is an exaggeration. Nor did she ever truly become more popular than her husband. Only for a brief time, the last few months of her life and the public mourning of her death, did Evita's popularity match that of her husband's.


Peranan utama Evita dalam pemerintahan Peronis adalah menciptakan [[pengkultusan pribadi]] terhadap suaminya, yang diagungkannya, hingga bahkan dibandingkan dengan [[Kristus]]. Evita mengatakan bahwa setiap Peronis harus siap mati untuk Perón. Inilah yang akhirnya merusak Perón dan merendahkan gerakan Peronis. Mengingat pujian Evita yang berlebihan untuk suaminya, sedikit saja kritik terhadap Juan Perón dengan mudah ditafsirkan sebagai [[patriotisme|tidak patriorik]]. Evita bahkan mengatakan secara tegas bahwa hanya kaum Peronislah orang Argentina sejati.
In reality, Evita's main role within the Peronist government was to create a [[cult of personality|personality cult]] around her husband, whom she [[apotheosis|elevated to nearly divine status]], often comparing him to [[Christ]] and saying that all Peronists must be ready to die for Perón. Nicholas Fraser and Marysa Navarro say that this apotheosis was what ultimately corrupted Perón and debased the Peronist movement. In light of Evita's often verbose praise for her husband, the slightest criticism of Juan Perón was easily interpreted as [[patriotism|unpatriotic]]. Evita even stated explicitly that only the Peronists were truly Argentine, and anyone who was anti-Peronist was not truly Argentine.


:"''Perón adalah hati, jiwa, darah, dan eralitas rakyat Argentina. Kita semua tahu bahwa hanya ada satu orang dalam gerakan kita yang memiliki sumber terangnya sendiri. Kita semua tergantung pada terang itu. Dan orang itu adalah Perón!''" - pidato Eva Perón pada 1951.
<blockquote>
"''Perón is the heart, the soul, the nerve, and the reality of the Argentine people. We all know that there is only one man in our movement with his own source of light. We all feed off of that light. And that man is Perón!''" &mdash; 1951 speech by Eva Perón
</blockquote>


In [[1947]], Evita embarked on a much-publicized "Rainbow Tour" of Europe, meeting with numerous heads of state, including [[Francisco Franco]]. It was aimed at being a massive [[public relations]] coup for the Perón regime, which in the post-[[World War II]] world was increasingly being viewed as [[fascism|fascist]]. She was well-received in [[Spain]], where she visited the tombs of Spain's first [[political absolutism|absolutist]] monarchs, [[Ferdinand II of Aragon|Ferdinand]] and [[Isabella I of Castile|Isabella]].
Pada [[1947]], Evita mengadakan "Tur Pelangi" di Eropa yang banyak dipublikasikan. Ia bertemu dengan sejumlah kepala negara, termasuk [[Francisco Franco]]. Tujuannya adalah mengadakan kudeta [[hubungan masyarakat]] untuk rezim Perón yang setelah [[Perang Dunia II]] semakin dianggap [[fasisme|fasis]]. Evita disambut di [[Spanyol]]; di sana ia mengunjungi makam monarkh [[absolutisme politik|absolutis]] Spanyol pertama, [[Ferdinand II dari Aragon|Ferdinand]] dan [[Isabella I dari Castilia|Isabella]].
[[Francoist Spain]] had not recovered from the [[Spanish Civil War]]; the [[autarky|autarkic]] economy and the UN embargo meant that the country could not feed its people.


[[Spanyol Francois]] masih belum pulih dari [[Perang Saudara Spanyol]]; ekonomi [[otarki|otarkis]] dan embargo PBB berarti bahwa negara itu tidak dapat memberi makan kepada rakyatnya.
During her visit to Spain, Evita handed out 100-[[Spanish peseta|peseta]] notes she handed to every poor child she met on her journey. She later met the [[Pope]] in [[Rome]], and then travelled to [[Paris]]. Only in Spain was Evita welcomed with an overwhelmingly positive response. In France and Italy she received mixed reactions.


Dalam kunjungannya ke Spanyol itu, Evita membagikan uang kertas 100 [[peseta Spanyol|peseta]] kepada setiap anak miskin yang dijumpainya dalam perjalanannya. Ia lalu bertemu dengan [[Paus]] di [[Roma]], dah kemudian berkunjung ke [[Paris]]. Hanya di Spanyol Evita disambut dengan sangat positif. Di Prancis dan Italia, ia disambut dengan reaksi campuran.
The tour was originally intended to include a trip to [[England]] to visit the [[British monarchy|royal family]]. When it was announced that the royal family was not able to meet Evita when she wanted, and that Evita's visit would not be treated by the royal family as being as important as the official state visit of [[United States]] First Lady [[Eleanor Roosevelt]], Evita called off the trip to England, citing exhaustion.


Tur itu mulanya dirancang untuk mencakup kunjungan ke [[Inggris]] untuk mengunjungi [[monarkhi Britania Raya|keluarga kerajaan]]. Ketika diberitakan bahwa keluarga kerajaan tidak dapat menemui Evita pada waktu yang diingininya, dan bahwa kunjungan Evita tidak akan diperlakukan oleh keluarga kerajaan sama pentingnya dengan kunjungan resmi Ibu Negara [[Amerika Serikat]], [[Eleanor Roosevelt]], Evita membatalkannya, dengan alasan terlalu lelah.
After returning to Argentina from Europe, Evita would never again appear in public with the complicated [[haircut|hairdos]] of her movie star days [http://www.cronologia.it/biogra2/evaperon.jpg]. She would henceforth appear with her hair pulled back into a bun [http://www.editorialbitacora.com/armagedon/evita/portada.jpg]. Additionally, her style of clothing became more simple after the tour. No longer would she wear the elaborate [[couture]] of the European fashion houses. Perhaps in an attempt to make herself appear as more of a serious political figure, Evita would henceforth appear in public wearing modest [[suit (clothes)|business dress suit]] combinations.

Setelah kembali ke Argentina dari Eropa, penampilan Evita menjadi lebih sederhana. Ia tidak lagi muncul dengan gaya rambut ketika ia masih menjadi bintang film [http://www.cronologia.it/biogra2/evaperon.jpg]. <!-- Sejak itu, rambutnya disisir ke belakang dengan

She would henceforth appear with her hair pulled back into a bun [http://www.editorialbitacora.com/armagedon/evita/portada.jpg]. Additionally, her style of clothing became more simple after the tour. No longer would she wear the elaborate [[couture]] of the European fashion houses. Perhaps in an attempt to make herself appear as more of a serious political figure, Evita would henceforth appear in public wearing modest [[suit (clothes)|business dress suit]] combinations.


The change of image coincided with a focus on charity work, or "social aid", as Evita called it. She eventually created the Eva Perón Foundation, an institution to assist the poor. It was incredibly popular and made valuable contributions to Argentine life. The [[hospital]]s and [[orphanage]]s that the Foundation established endured long after Evita's own premature death. The Foundation also increased her political power within Argentina and soon she organized the women's branch of the Justicialist Party. By [[1949]], Evita was the second most influential figure in Argentina.
The change of image coincided with a focus on charity work, or "social aid", as Evita called it. She eventually created the Eva Perón Foundation, an institution to assist the poor. It was incredibly popular and made valuable contributions to Argentine life. The [[hospital]]s and [[orphanage]]s that the Foundation established endured long after Evita's own premature death. The Foundation also increased her political power within Argentina and soon she organized the women's branch of the Justicialist Party. By [[1949]], Evita was the second most influential figure in Argentina.

Revisi per 29 Desember 2005 07.14

María Eva Duarte de Perón (lebih dikenal dengan nama Evita (7 Mei 191926 Juli 1952) adalah istri kedua Presiden Argentina Juan Domingo Perón (18951974) dan Ibu Negara Argentina sejak 1946 hingga wafatnya pada 1952. Meskipun ia tidak pernah secara resmi terpilih menjadi tokoh politik, sebagai Ibu Negara ia akhirnya memiliki lebih banyak kekuasaan dan pengaruh dalam pemerintahan daripada siapapun, kecuali suaminya. Di antara kaum miskin dan kelas pekerja Argentia, ia mempunyai kharisma yang tidak banyak tandingannya di luar monarkhi

Berkas:Evatime.jpg
Pada "Wisata Pelangi"nya di Eropa 1947, Eva Perón menjadi satu-satunya Ibu Negara Amerika Selatan dalam sejarah - hingga sekarang - yang menghiasi sampul depan Majalah Time.

Evita membentuk Yayasan Eva Perón, yayasan amal yang membangun ribuan rumah dan sekolah untuk kaum perempuan dan kaum miskin dan untuk pertama kalinya dalam sejarah Argentina menjamin tidak ada ketimpangan dalam pemeliharaan kesehatan untuk warganya. [1]. Evita juga memimpin pembentukan Partai Peronis Perempuan, yang merupakan partai politik perempuan pertama di negaranya.

Pada 1951, ia mengadakan kampanye agar dimungkinkan mencalonkan diri menjadi Wakil Persiden Argentina. Hal ini ditentang oleh militer Argentina, kaum elit, dan akhirnya suaminya sendiri. Andaikan Evita terpilih, ia akan menjadi wakil presiden perempuan pertama di dunia. (Gelar ini akhirnya jatuh ke tangan istri ketiga Perón, Isabel Perón, yang ironisnya berusaha meniru Evita.) Pada 1952 Evita mendapat gelar resmi "Pemimpin Rohani Bangsa".

Evita juga tokoh yang sangat kontroversial pada masa hidupnya, bahkan sampai hari ini. Meskipun hanya enam tahun lebih ia berkiprah dalam politik Argentina, di masa itu ia menjadi pusat gosip dan kabar burung. Dalam bukunya "Evita: The Real Life of Eva Perón", Marysa Navarro dan Nicholas Fraser mengklaim bahwa mitos dan distorsi tentang Eva Perón adalah yang paling rumit dari tokoh politik modern manapun. [2].

Semasa hidupnya, Evita adalah perempuan paling berkuasa di negerinya. Kebanyakan sejarahwan setuju bahwa ia tetap yang paling berpengaruh dalam sejarah bangsanya dan di seluruh Amerika Selatan. Pada saat kematiannya, ia adalah perempuan paling berpengaruh di seluruh dunia.

Biografi Eva Perón

Masa kecil Eva

María Eva Duarte lahir di Los Toldos, kota kecil di Provinsi Buenos Aires. Ia adalah satu dari lima orang anak haram namun yang diakui dari seorang juru masak yang tak pernah menikah, Juana Ibarguren (1894-1971) dan pemilik ranch Juan Duarte (1872-1926). Waktu kecil, Eva Perón dibesarkan di Junín tak jauh dari Los Toldos.

Pindah ke Buenos Aires

Pada usia 15, Eva Duarte pergi ke Buenos Aires. Muncul kontroversi bagaimana ia pergi ke sana. Versi populer mengatakan ia dibawa ke kota besar itu oleh Agustín Magaldi (inilah versi yang muncul dalam musikal Andrew Lloyd Webber, "Evita"), sementara yang lain mengatakan ia dibantu oleh ibunya.

Setiba di sana, Eva Duarte menghadapi kesulitan untuk bertahan tanpa pendidikan formal dan tanpa koneksi. Setelah bertahun-tahun berjuang, akhirnya ia mendapatkan pekerjaan sebagai aktris radio dan film, dan main dalam melodrama murahan serta opera sabun Radio El Mundo. Akhirnya ia memiliki perusahaan radio itu dan dianggap sebagai aktris radio berbakat. Secara teratur ia muncul dalam program drama sejarah populer Perempuan Agung dalam Sejarah dan di situ ia memerankan Elizabeth I dari Britania, Sarah Bernhardt dan Tsarina Rusia terakhir. Film favorit pribadinya adalah epos 1938 Marie Antoinette, yang dibintangi Norma Shearer.

Hubungan dengan Juan Perón

Eva Duarte bertemu Kolonel Juan Perón pada acara amal pengumpulan dana untuk korban gempa bumi San Juan. Mereka menikah pada October 21 1945. Setelah menikah, semua film Eva dilarang di seluruh Argentina. Saat itu, orang Argentina tidak suka bila para politikus bergaul dengan para penghibur, apalagi mereka yang lahir di luar nikah dan bekerja di opera sabun.

Tak lama setelah menikah dengan Eva, Juan Perón ditangkap oleh lawan-lawannya di pemerintahan yang takut bahwa dengan dukungan kaum miskin (descamisados) dan kaum buruh, popularitas Perón dapat memudarkan popularitas presiden yang berkuasa.

Eva sering dipuji karena mengorganisasi pertemuan-pertemuan massa dengan ribuan orang hingga membebaskan Juan Perón dari penjara pada 17 Oktober 1945. Versi tentang peristiwa ini dipopulerkan dalam musikal Andrew Lloyd Webber, "Evita". Namun kebanyakan sejarahwan setuju bahwa hal ini tidak mungkin terjadi. Saat itu, Eva cuma aktris. Ia belum mempunyai pengaruh politik dengan berbagai serikat buruh yang mendukung Perón, dan ia tidak begitu disukai oleh lingkaran dekat Perón ataupun kebanyakan para pemilik perusahaan film dan radio. Ketika Juan Perón dipenjara, Eva Perón tiba-tiba kehilangan dukungan dari kebanyakan orang. (Surat-surat mereka saat Juan dipenjara menunjukkan bahwa keduanya sesungguhnya mempertimbangkan untuk meninggalkan Argentina setelah Juan dibebaskan, bila memang ia akan bebas. Keduanya takut bahwa Juan Perón malah mungkin akan dibunuh ketika di penjara.)

Nyatanya, demonstrasi besar yang membebaskan Perón dari penjara diorganisasi oleh berbagai serikat buruh, seperti Konfederasi Umum Buruh, atau yang belakangan dikenal sebagai CGT. Hingga sekarang, tanggal 17 Oktober dianggap sebagai hari libur untuk Partai Keadilan di Argentina (dirayakan sebagai Día de la Lealtad, "Hari Kesetiaan").

Kampanye presiden Juan Perón

Eva Perón berkampanye hebat untuk suaminya dalam usahanya menjadi presiden tahun 1946. Dengan acara radio mingguannya, ia menyampaikan pidato-pidato hebat dengan retorika populis yang kuat dan menganjurkan kaum miskin untuk bersatu dengan gerakan Perón. Meskipun ia kini cukup kaya dari acara radio dan modelnya, ia menyoroti masa kecilnya yang miskin sebagai cara untuk memperlihatkan solidaritasnya dengan kaum miskin.

Eva mengunjungi setiap sudut negaranya, menjadi perempuan pertama dalam sejarah Argentina untuk muncul secara umum dalam cara kampanye dengan suaminya. Penampilan Eva bersama suaminya seringkali membuat marah kaum kaya, militer, dan mereka di lingkungan politik. Namun ia sangat populer di masyarakat, yang mengenalnya dari radio dan film, dan karenanya merupakan alat yang efektif untuk mendapatkan perhatian dari kaum miskin dan pemberi suara kelas pekerja Argentina. Pada masa hidupnya itulah untuk pertama kalinya ia menganjurkan rakyat Argentina untuk memanggilnya bukan sebagai "Eva Perón" namun sekadar "Evita", yaitu bentuk diminutif (kesayangan) dalam bahasa Spanyol ("Eva Kecil").

Juan Perón terpilih presiden, Evita aktif dalam politik

Berkas:Evitacrowd.jpg
Eva dan Juan Perón dengan kerumunan pendukung (perhatikan foto-foto mereka di latar belakang).

Setelah Juan Perón pertama kali terpilih menjadi presiden pada 1946, Evita muali mengambil peranan politik yang menonjol dalam pemerintahan, dan akhirnya malah lebih populer daripada wakil presiden dalam segala bidang, kecuali urusan militer. Sering dikatakan bahwa ia menjadi lebih berkuasa daripada suaminya, tapi ini terlalub erlebihan. Hanya untuk sebentar saja, beberapa bulan terakhir hidupnya dan pada masa berkabung rakyat pada saat kematiannya, Evita menjadi lebih populer daripada suaminya.

Peranan utama Evita dalam pemerintahan Peronis adalah menciptakan pengkultusan pribadi terhadap suaminya, yang diagungkannya, hingga bahkan dibandingkan dengan Kristus. Evita mengatakan bahwa setiap Peronis harus siap mati untuk Perón. Inilah yang akhirnya merusak Perón dan merendahkan gerakan Peronis. Mengingat pujian Evita yang berlebihan untuk suaminya, sedikit saja kritik terhadap Juan Perón dengan mudah ditafsirkan sebagai tidak patriorik. Evita bahkan mengatakan secara tegas bahwa hanya kaum Peronislah orang Argentina sejati.

"Perón adalah hati, jiwa, darah, dan eralitas rakyat Argentina. Kita semua tahu bahwa hanya ada satu orang dalam gerakan kita yang memiliki sumber terangnya sendiri. Kita semua tergantung pada terang itu. Dan orang itu adalah Perón!" - pidato Eva Perón pada 1951.

Pada 1947, Evita mengadakan "Tur Pelangi" di Eropa yang banyak dipublikasikan. Ia bertemu dengan sejumlah kepala negara, termasuk Francisco Franco. Tujuannya adalah mengadakan kudeta hubungan masyarakat untuk rezim Perón yang setelah Perang Dunia II semakin dianggap fasis. Evita disambut di Spanyol; di sana ia mengunjungi makam monarkh absolutis Spanyol pertama, Ferdinand dan Isabella.

Spanyol Francois masih belum pulih dari Perang Saudara Spanyol; ekonomi otarkis dan embargo PBB berarti bahwa negara itu tidak dapat memberi makan kepada rakyatnya.

Dalam kunjungannya ke Spanyol itu, Evita membagikan uang kertas 100 peseta kepada setiap anak miskin yang dijumpainya dalam perjalanannya. Ia lalu bertemu dengan Paus di Roma, dah kemudian berkunjung ke Paris. Hanya di Spanyol Evita disambut dengan sangat positif. Di Prancis dan Italia, ia disambut dengan reaksi campuran.

Tur itu mulanya dirancang untuk mencakup kunjungan ke Inggris untuk mengunjungi keluarga kerajaan. Ketika diberitakan bahwa keluarga kerajaan tidak dapat menemui Evita pada waktu yang diingininya, dan bahwa kunjungan Evita tidak akan diperlakukan oleh keluarga kerajaan sama pentingnya dengan kunjungan resmi Ibu Negara Amerika Serikat, Eleanor Roosevelt, Evita membatalkannya, dengan alasan terlalu lelah.

Setelah kembali ke Argentina dari Eropa, penampilan Evita menjadi lebih sederhana. Ia tidak lagi muncul dengan gaya rambut ketika ia masih menjadi bintang film [3].

Pranala luar