Lompat ke isi

Saifuddin al-Qutuz: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Mengubah hal-hal yang selama ini menjadi rumor politik.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 7: Baris 7:
Qutuz bersama panglima perangnya [[Baibars]] segera menggerakkan pasukan keluar dari [[Kairo]], dan sempat berkemah di luar kota [[Akka]] yaitu satu-satunya kota yang berhasil direbut kembali oleh tentara salib setelah diusir keluar dari [[Yerusalem]] oleh [[Shalahuddin Al-Ayyubi]] setelah kota tersebut direbut kembali tahun 1187. Para bangsawan Acre menawarkan bantuan meskipun para [[Ksatria Templar]] membantu kepada Mongol. Baibars memberi nasihat agar Acre diserbu juga karena adanya pihak ksatria templar yang membantu Mongol akan tetapi Qutuz menolak menyerbu sekutunya sendiri.
Qutuz bersama panglima perangnya [[Baibars]] segera menggerakkan pasukan keluar dari [[Kairo]], dan sempat berkemah di luar kota [[Akka]] yaitu satu-satunya kota yang berhasil direbut kembali oleh tentara salib setelah diusir keluar dari [[Yerusalem]] oleh [[Shalahuddin Al-Ayyubi]] setelah kota tersebut direbut kembali tahun 1187. Para bangsawan Acre menawarkan bantuan meskipun para [[Ksatria Templar]] membantu kepada Mongol. Baibars memberi nasihat agar Acre diserbu juga karena adanya pihak ksatria templar yang membantu Mongol akan tetapi Qutuz menolak menyerbu sekutunya sendiri.


Pada tanggal 3 September 1260, Qutuz memimpin pasukannya mengalahkan pasukan Mongol dibawah pimpinan [[Kitbuqa]] dalam pertempuran yang sangat terkenal yaitu [[Ain Jalut]] dimana pasukan Mongol yang tidak pernah terkalahkan sebelumnya berhasil dihancurkan dengan sangat meyakinkan dan kemudian dipukul mundur dari wilayah [[Syria]] juga. Kemenangan ini sangat penting bagi umat Islam pada masa itu. Adapun Qutuz, ia meninggal sekitar 40 hari setelah Perang 'Ain Jalut karena sakit. Jasa-jasanya bagi dunia Islam akan terus dikenang.
Pada tanggal 3 September 1260, Qutuz memimpin pasukannya mengalahkan pasukan Mongol dibawah pimpinan [[Kitbuqa]] dalam pertempuran yang sangat terkenal yaitu [[Ain Jalut]] dimana pasukan Mongol yang tidak pernah terkalahkan sebelumnya berhasil dihancurkan dengan sangat meyakinkan dan kemudian dipukul mundur dari wilayah [[Syria]] juga. Kemenangan ini sangat penting bagi umat Islam pada masa itu. Adapun Qutuz, ia meninggal sekitar 40 hari setelah Perang 'Ain Jalut karena dibunuh oleh panglimanya sendiri, Baibars. Jasa-jasanya bagi dunia Islam akan terus dikenang.


[[Kategori:Tokoh yang dibunuh]]
[[Kategori:Tokoh yang dibunuh]]

Revisi per 24 Mei 2017 03.21

Saif ad-Din Qutuz (Meninggal 24 oktober 1260) adalah sultan Mamluk, Mesir dari tahun 1259 sampai dengan wafatnya.

Qutuz ditunjuk sebagai gubernur Mesir oleh Sultan Aybak. Dia tetap menjadi gubernur Mesir ketika Sultan Aybak dibunuh pada tahun 1257 dan digantikan anaknya Al-Mansur Ali.

Setelah kedatangan pasukan Mongol pada tahun 1258, Qutuz melakukan kudeta dan merebut kekuasaan dari tangan Al-Mansur Ali pada tanggal 12 November 1959. Hulagu Khan pemimpin Mongol mengirim utusan ke Qutuz dan meminta Qutuz menyerah saja daripada dihancur leburkan dan dibantai seperti yang dialami kaum muslimin di Baghdad, Iraq pada tahun 1258. Tapi hal ini ditolak olehnya dengan membunuh utusan Mongol dan segera mempersiapkan pasukan untuk menghadapi serbuan bangsa Mongol yang terkenal ganas, buas dan tak kenal belas kasihan itu.

Qutuz bersama panglima perangnya Baibars segera menggerakkan pasukan keluar dari Kairo, dan sempat berkemah di luar kota Akka yaitu satu-satunya kota yang berhasil direbut kembali oleh tentara salib setelah diusir keluar dari Yerusalem oleh Shalahuddin Al-Ayyubi setelah kota tersebut direbut kembali tahun 1187. Para bangsawan Acre menawarkan bantuan meskipun para Ksatria Templar membantu kepada Mongol. Baibars memberi nasihat agar Acre diserbu juga karena adanya pihak ksatria templar yang membantu Mongol akan tetapi Qutuz menolak menyerbu sekutunya sendiri.

Pada tanggal 3 September 1260, Qutuz memimpin pasukannya mengalahkan pasukan Mongol dibawah pimpinan Kitbuqa dalam pertempuran yang sangat terkenal yaitu Ain Jalut dimana pasukan Mongol yang tidak pernah terkalahkan sebelumnya berhasil dihancurkan dengan sangat meyakinkan dan kemudian dipukul mundur dari wilayah Syria juga. Kemenangan ini sangat penting bagi umat Islam pada masa itu. Adapun Qutuz, ia meninggal sekitar 40 hari setelah Perang 'Ain Jalut karena dibunuh oleh panglimanya sendiri, Baibars. Jasa-jasanya bagi dunia Islam akan terus dikenang.