Lompat ke isi

Garbarata: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Igho (bicara | kontrib)
k nama bandara sudah saya masukkan ke dalam templat
Baris 5: Baris 5:
Sebelum pengenalan garbarata, penumpang biasanya naik pesawat dengan berjalan di sepanjang jalan tanah-tingkat dan mendaki tangga bergerak, atau naik airstairs pada pesawat sehingga dilengkapi. Garbarata pertama kali digunakan pada tanggal 26 Juli 1959 di [[Bandar Udara Internasional San Francisco]].
Sebelum pengenalan garbarata, penumpang biasanya naik pesawat dengan berjalan di sepanjang jalan tanah-tingkat dan mendaki tangga bergerak, atau naik airstairs pada pesawat sehingga dilengkapi. Garbarata pertama kali digunakan pada tanggal 26 Juli 1959 di [[Bandar Udara Internasional San Francisco]].


Namun demikian, meskipun keberadaan garbarata menjadi penanda modernnya sebuah bandara, ada alasan tertentu mengapa garbarata tidak dipasang, antara lain karena ketersediaan lahan parkir, padatnya jadwal penerbangan dan penggunaan garbarata. Ada satu waktu di mana ketika penumpang menginginkan garbarat, terkadang menyebabkan terlambatnya penerbangan karena garbarat perlu persiapan memasangkan ke mulut pintu pesawat.<ref>National Geographic: [http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/04/inilah-alasan-garbarata-tak-selalu-digunakan-di-bandara Inilah Alasan Garbarata Tak Selalu Digunakan di Bandara], diakses 2 Juni 2017</ref><ref>KBBI: [http://kbbi.web.id/garbarata Garbarata], diakses 2 Juni 2017</ref>
Garbarata biasanya digunakan di pelabuhan udara dan laut. Di [[Indonesia]], bandara yang memiliki garbarata antara lain [[Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda]], [[Bandar Udara Internasional Kuala Namu]], [[Bandar Udara Internasional Minangkabau]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II]], [[Bandar Udara Internasional Hang Nadim]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II]], [[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta]], [[Bandar Udara Internasional Adisumarmo]], [[Bandar Udara Internasional Juanda]], [[Bandar Udara Internasional Ngurah Rai]], [[Bandar Udara Internasional Lombok]], [[Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman]], [[Bandar Udara Internasional Kalimarau]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin]], [[Bandar Udara Internasional Haluoleo]], [[Bandar Udara Mutiara]], [[Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi]], [[Bandar Udara Internasional Pattimura]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Babullah]], [[Bandar Udara Internasional Domine Eduard Osok]], [[Bandar Udara Internasional Sultan Thaha Syaifuddin]], [[Bandar Udara Internasional Sentani]], [[Bandar Udara Internasional Jalaluddin]], [[Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah]], [[Bandar Udara Internasional Radin Inten II]], [[Bandar Udara Gatot Subroto]], [[Bandar Udara Pekon Serai|Bandar Udara Thomas Kiemas]], [[Bandar Udara Internasional Juwata]], [[Bandar Udara Internasional Syamsuddin Noor]] dan [[Bandar Udara Internasional Supadio]].

==Referensi==
{{reflist}}


== Pranala luar ==
== Pranala luar ==
Baris 11: Baris 14:


{{bangunan-stub}}
{{bangunan-stub}}

[[Kategori:Infrastruktur bandar udara]]
[[Kategori:Infrastruktur bandar udara]]

Revisi per 2 Juni 2017 09.02

Garbarata di Bandar Udara Adelaide
Garbarata di Pelabuhan Kobe Jepang

Garbarata adalah jembatan yang berdinding dan beratap yang menghubungkan ruang tunggu penumpang ke pintu pesawat terbang untuk memudahkan penumpang masuk ke dalam dan keluar dari pesawat. Tergantung pada desain bangunan, ketinggian, memicu posisi, dan persyaratan operasional, mungkin diperbaiki atau bergerak, berayun radial atau memperpanjang panjang. Garbarata diciptakan oleh Frank Der Yuen.

Sebelum pengenalan garbarata, penumpang biasanya naik pesawat dengan berjalan di sepanjang jalan tanah-tingkat dan mendaki tangga bergerak, atau naik airstairs pada pesawat sehingga dilengkapi. Garbarata pertama kali digunakan pada tanggal 26 Juli 1959 di Bandar Udara Internasional San Francisco.

Namun demikian, meskipun keberadaan garbarata menjadi penanda modernnya sebuah bandara, ada alasan tertentu mengapa garbarata tidak dipasang, antara lain karena ketersediaan lahan parkir, padatnya jadwal penerbangan dan penggunaan garbarata. Ada satu waktu di mana ketika penumpang menginginkan garbarat, terkadang menyebabkan terlambatnya penerbangan karena garbarat perlu persiapan memasangkan ke mulut pintu pesawat.[1][2]

Referensi

  1. ^ National Geographic: Inilah Alasan Garbarata Tak Selalu Digunakan di Bandara, diakses 2 Juni 2017
  2. ^ KBBI: Garbarata, diakses 2 Juni 2017

Pranala luar