Lompat ke isi

Stasiun Semarang Gudang: Perbedaan antara revisi

Koordinat: 6°57′22.640″S 110°26′3.286″E / 6.95628889°S 110.43424611°E / -6.95628889; 110.43424611
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 9: Baris 9:
|kodepos=50174
|kodepos=50174
|open=[[1867]]
|open=[[1867]]
|close=[[2008]]
|close=
|reopen=[[2017]]
|kode=SMG
|kode=SMG
|tinggi=+1 m
|tinggi=+1 m

Revisi per 10 Juni 2017 18.48

Stasiun Semarang Gudang
Lokasi
Koordinat6°57′22.640″S 110°26′3.286″E / 6.95628889°S 110.43424611°E / -6.95628889; 110.43424611
Ketinggian+1 m
Operator
Letak
km 0+000[1]
Layananmengangkut peti kemas
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Informasi lain
Kode stasiun
Sejarah
Dibuka1867
Tanggal penting
Dibuka kembali2017
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Stasiun Semarang Gudang (SMG) adalah stasiun kereta api nonaktif yang berada di Tanjung Mas, Semarang Utara, Semarang. Stasiun ini merupakan salah satu stasiun kereta api pertama di Indonesia. Sebelum berhenti beroperasi, stasiun ini menjadi terminal peti kemas selama berapa dekade.

Sejarah

Stasiun kereta api ini dibangun pada tahun 1867 oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM), perusahaan kereta api Hindia Belanda. Banyak yang mengira kalau stasiun ini adalah stasiun pertama di Indonesia, tetapi sesungguhnya Stasiun Samarang NIS adalah stasiun pertama di Indonesia. Dahulu stasiun ini merupakan stasiun kereta api besar dengan mempunyai dipo lokomotif, dipo gerbong, kantor, dan fasilitas kereta api yang lain.

Maka dari itu daerah sekitar stasiun ini dipanggil Spoorland termasuk Stasiun Kemijen. Pada tahun 1914, stasiun ini dibongkar karena aktivitas ekspor dan pengiriman barang ekspres dipindahkan ke stasiun Semarang Tawang. Hanya gudang stasiun yang tersisa dan bekas Stasiun Samarang NIS menjadi sebuah terminal peti kemas.

Pada masa pendudukan Jepang, tentara Jepang mengubah lebar sepur di stasiun ini yang semula 1.435 mm menjadi 1.067 mm. Begitu Indonesia merdeka pada tahun 1945, stasiun ini diambil alih oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKA), perusahaan yang dibentuk pemerintah Indonesia yang kini menjadi PT Kereta Api Indonesia. Stasiun ini tetap menjadi sebuah stasiun barang selama berapa dekade hingga dekade 2000-an. Karena daerah stasiun kereta api sering kebanjiran, maka stasiun ini ditutup pada tahun 2008. Kini daerah di sekitar stasiun ini berubah menjadi tambak.

Rencana

Pada tahun 2014, direncanakan stasiun ini akan diaktifkan kembali untuk terminal peti kemas karena bertambahnya angkutan peti kemas yang menuju Pelabuhan Tanjung Emas. Namun, mungkin juga, direncanakan akan dibangun stasiun baru yang tak jauh dari stasiun ini karena stasiun ini sudah rusak dan sudah dikelilingi oleh tambak.[3]

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Majalah KA Edisi Mei 2014

Jalur kereta api

Galat Lua: unknown error.