Lompat ke isi

Teologi dalit: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Novpriandy (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Novpriandy (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler
Baris 10: Baris 10:
[[Berkas:India poverty.jpg|right|thumb|Kemiskinan merupakan salah satu pemicu lahirnya teologi dalit di India]]
[[Berkas:India poverty.jpg|right|thumb|Kemiskinan merupakan salah satu pemicu lahirnya teologi dalit di India]]
Kemiskinan di India terlihat pada penduduknya, di mana sebagian sangat kaya dan banyak sekali yang miskin <ref name="Yewangoe"/>. Situasi yang terjadi pada tahun 1944 yaitu India sedang mengalami kelaparan di mana-mana, terdapat perbedaan tajam antara kelompok sosial (di mana sekelompok kecil kaya sementara yang banyak yang miskin <ref name="Yewangoe"/>. Selain itu ditambah lagi karena adanya kemasabodohan di antara kelompok sosial, khususnya oleh mereka yang kaya terhadap mereka yang miskin <ref name="Yewangoe"/>. Berdasarkan sensus kepada masyarakat India tahun 1961, dari 439 juta jiwa penduduk India, terdapat 64 juta jiwa yang termasuk dalam kelompok Dalit <ref name="Clarke">{{en}} Sathianathan Clarke. ''Dalits'' ''and'' ''Christianity:'' ''Subaltern'' ''Religion'' '' and'' ''Liberation'' ''Theology'' ''in'' ''India''. New Delhi: Oxford University Press. Hlm. 59-61, 64-65.</ref>. Kemudian pada tahun 1971 tercatat 80 juta kaum Dalit dari total 548 juta penduduk India. Pada tahun 1981, hasil sensus di Tamil Nadu kaum Dalit mencapai lebih dari 18 persen <ref name="Clarke"/>. Bahkan pada tahun 1991 sekitar 138 juta orang adalah kaum Dalit dari 846 juta total penduduk India <ref name="Clarke"/>.
Kemiskinan di India terlihat pada penduduknya, di mana sebagian sangat kaya dan banyak sekali yang miskin <ref name="Yewangoe"/>. Situasi yang terjadi pada tahun 1944 yaitu India sedang mengalami kelaparan di mana-mana, terdapat perbedaan tajam antara kelompok sosial (di mana sekelompok kecil kaya sementara yang banyak yang miskin <ref name="Yewangoe"/>. Selain itu ditambah lagi karena adanya kemasabodohan di antara kelompok sosial, khususnya oleh mereka yang kaya terhadap mereka yang miskin <ref name="Yewangoe"/>. Berdasarkan sensus kepada masyarakat India tahun 1961, dari 439 juta jiwa penduduk India, terdapat 64 juta jiwa yang termasuk dalam kelompok Dalit <ref name="Clarke">{{en}} Sathianathan Clarke. ''Dalits'' ''and'' ''Christianity:'' ''Subaltern'' ''Religion'' '' and'' ''Liberation'' ''Theology'' ''in'' ''India''. New Delhi: Oxford University Press. Hlm. 59-61, 64-65.</ref>. Kemudian pada tahun 1971 tercatat 80 juta kaum Dalit dari total 548 juta penduduk India. Pada tahun 1981, hasil sensus di Tamil Nadu kaum Dalit mencapai lebih dari 18 persen <ref name="Clarke"/>. Bahkan pada tahun 1991 sekitar 138 juta orang adalah kaum Dalit dari 846 juta total penduduk India <ref name="Clarke"/>.

== Yesus dan kaum dalit ==
Karya Allah pada kebangkitan Yesus merupakan realitas Eskatologis <ref name="Elwood">{{en}} Douglas J. Elwood. ''Teologi'' ''Kristen'' ''Asia'' ''(terj)''. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Hlm. 106-107, 112.</ref>. Kebangkitan menunjukkan bahwa Yesus berada di dalam ruang dan waktu, bukan terpisah melainkan merupakan sebuah totalitas <ref name="Elwood"/>. Hal tersebut tidak hanya sebuah sejarah melainkan sebagai bentuk keterlibatan secara penuh dan mendalam antara zaman Yesus dengan masa manusia sekarang, karena tidak mungkin tercapai realitas Eskatologis tanpa manusia ikut berproses di dalam sejarah <ref name="Elwood"/>. Pendekatan seperti ini dapat dianalogikan terhadap Yesus dan kaum Dalit dengan melihat keterlibatan Teologi dalam kehidupan nyata, partsisipasinya dalam keprihatinan, serta impian untuk memperjuangkan kelompoknya <ref name="Elwood"/>.

Yesus dalam kehidupannya juga memberikan perhatian kepada orang miskin dan tersiksa, para pendosa, orang asing, orang Samaria, dll yang dianggap sama dengan kaum Dalit <ref name="Sugirtharajah & Hargreaves"/>. Yesus tidak menarik diri atau menolak mereka, melainkan ikut serta dan menghabiskan banyak waktu pelayanan kepada mereka <ref name="Sugirtharajah & Hargreaves"/>. Dalam kitab [[Injil]] Yesus menyebut kalangan ini dengan beberapa sebutan seperti "domba tanpa gembala" (Markus 6: 34) dan mengakui mereka sebagai "saudara-saudara Ku" (Markus 3: 34) <ref name="Sugirtharajah & Hargreaves"/>. Kemudian Yesus memperjelas ungkapan "saudara-saudara Ku" dengan menggambarkan mereka sebagai orang yang kelaparan, kehausan, mereka yang tidak berpakaian, orang yang tidak dikenal, orang yang sedang sakit, seperti yang terdapat dalam Injil Matius 25: 31-46 <ref name="Sugirtharajah & Hargreaves"/>. Menurut Yesus, kelompok seperti kaum Dalit merupakan target pelayanan di dunia dan termasuk objek dari kematian Yesus di kayu [[Salib]] <ref name="Sugirtharajah & Hargreaves"/>. Yesus sebagai seorang Dalit menjadi pintu masuk menemukan formulasi Teologi Dalit <ref name="Sugirtharajah & Hargreaves"/>. Dalam beberapa konteks Kristus dapat dilihat sebagai pembebas <ref name="Sugirtharajah & Hargreaves"/>. Teologi pembebasan dalam komunitas Dalit menjadi sebuah harapan karena Allah yang ikut menderita <ref name="Sugirtharajah & Hargreaves"/>. Sehingga rumusan Teologi Dalit sama dengan Teologi Pembebasan dan Teologi Harapan <ref name="Sugirtharajah & Hargreaves"/>.

Revisi per 21 Juni 2017 18.12

Etimologi

Dalit dalam bahasa Sanskerta berarti 'patah', 'diinjak-injak', 'tertindas' [1][2]. Entah ada hubungan atau tidak, kata Dalit mirip dengan kata Ibrani dal yang juga berarti 'patah' atau 'diinjak-injak' [2]. Dengan demikian, secara etimologi kaum Dalit adalah orang-orang yang 'patah' atau tertindas [2]. Orang-orang ini hidup dalam tekanan ekonomi dan sosial [2]. Kaum Dalit biasanya bisanya bekerja sebagai pekerja sewaan oleh para tuan tanah [3]. Mereka juga adalah orang-orang yang terlempar dari kasta [3]. Secara ekonomi kaum Dalit termasuk miskin, pekerjaan mereka menjadi budak dan memiliki penghasilan yang sangat rendah, sedangkan secara politis mereka tidak memiliki kuasa [3]. Mereka juga merupakan kaum minoritas yang tidak dapat bersosialisasi, bahkan penggunaan fasilitas-fasilitas umum misalnya sumur dan kuil dilarang digunakan [3]. Dari sisi keagamaan kaum Dalit dikenal sebagai kaum yang tercermar dalam ritus keagamaan [3].

Latar belakang munculnya teologi dalit

Sistem kasta

Sistem Kasta adalah suatu cara mengorganisasi masyarakat [3]. Sebuah kasta bersifat turun-temurun [3]. Kasta ini sekaligus mencerminkan pekerjaan seseorang [3]. Di India terdapat empat kasta yaitu: Brahman (imam/cendikiawan), Ksatria (prajurit/pejuang), Waisya (pedagang), dan Sudra (pekerja/petani) [3]. Kaum Dalit adalah kelompok tersendiri yang tidak masuk dalam keempat kasta ini [3]. Mereka adalah orang-orang yang yang terbuang dalam kelompok masyarakat India, sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai buruh dan pengemis [3].

Kemiskinan

Kemiskinan merupakan salah satu pemicu lahirnya teologi dalit di India

Kemiskinan di India terlihat pada penduduknya, di mana sebagian sangat kaya dan banyak sekali yang miskin [4]. Situasi yang terjadi pada tahun 1944 yaitu India sedang mengalami kelaparan di mana-mana, terdapat perbedaan tajam antara kelompok sosial (di mana sekelompok kecil kaya sementara yang banyak yang miskin [4]. Selain itu ditambah lagi karena adanya kemasabodohan di antara kelompok sosial, khususnya oleh mereka yang kaya terhadap mereka yang miskin [4]. Berdasarkan sensus kepada masyarakat India tahun 1961, dari 439 juta jiwa penduduk India, terdapat 64 juta jiwa yang termasuk dalam kelompok Dalit [5]. Kemudian pada tahun 1971 tercatat 80 juta kaum Dalit dari total 548 juta penduduk India. Pada tahun 1981, hasil sensus di Tamil Nadu kaum Dalit mencapai lebih dari 18 persen [5]. Bahkan pada tahun 1991 sekitar 138 juta orang adalah kaum Dalit dari 846 juta total penduduk India [5].

  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Fabella & Sugirtharajah
  2. ^ a b c d Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Sugirtharajah & Hargreaves
  3. ^ a b c d e f g h i j k Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Amaladoss
  4. ^ a b c Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Yewangoe
  5. ^ a b c (Inggris) Sathianathan Clarke. Dalits and Christianity: Subaltern Religion and Liberation Theology in India. New Delhi: Oxford University Press. Hlm. 59-61, 64-65.