Sejarah Yahudi di Indonesia: Perbedaan antara revisi
Tampilan
Konten dihapus Konten ditambahkan
←Mengosongkan halaman |
|||
Baris 1: | Baris 1: | ||
{{Yahudi}} |
|||
'''[[Yahudi]] di [[Indonesia]]''' membentuk komunitas Yahudi yang sangat kecil, yang terdiri hanya sekitar 20 yahudi,<ref>[http://www.jewishvirtuallibrary.org/jsource/vjw/indonesia.html The Jewish Virtual Library - Indonesia]</ref> yang kebanyakan merupakan [[Yahudi Sephardi]]. |
|||
Pada tahun 1850-an, pengelana Yahudi, [[Jacob Saphir]], adalah orang pertama yang menulis mengenai komunitas Yahudi di [[Hindia Belanda]], setelah mengunjungi [[Jakarta|Batavia]]. Kebanyakan Yahudi yang hidup di Hindia Belanda pada abad ke-19 adalah [[Yahudi Belanda]], yang bekerja sebagai pedagang atau berhubungan dengan rezim kolonial. Namun, beberapa anggota komunitas juga merupakan imigran dari [[Yahudi Irak|Irak]] atau [[Aden]]. |
|||
Pada saat Perang Dunia, jumlah Yahudi di Hindia Belanda diperkirakan sekitar 2.000 jiwa. Yahudi Indonesia menderita ketika [[Pendudukan Jepang di Indonesia]], dan mereka dipaksa untuk bekerja di kemah. Setelah perang, Yahudi yang dilepas menemui berbagai masalah, dan banyak yang beremigrasi ke [[Amerika Serikat]], [[Australia]] atau [[Israel]]. |
|||
Pada akhir 1960-an, diperkirakan 20 Yahudi tinggal di [[Jakarta]] dan 25 tinggal di Surabaya. |
|||
Pada sensus tahun 2000, orang Indonesia yang menyatakan sebagai suku Yahudi berjumlah sekitar 200 orang saja. Mereka memeiliki sebuah sinagoga di Surabaya, Jawa Timur. |