Pepaya: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Gibransyah (bicara | kontrib)
Gibransyah (bicara | kontrib)
Baris 44: Baris 44:
Kultivar pepaya bermacam-macam karena berbeda-beda pemanfaatan dan selera konsumen.
Kultivar pepaya bermacam-macam karena berbeda-beda pemanfaatan dan selera konsumen.


=== Kultivar Institut Pertanian Bogor ===
=== Kultivar Institut Pertanian Bogor (IPB) ===
kultivar pepaya ini dikembangkan oleh Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB.
kultivar pepaya ini dikembangkan oleh Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB.<ref>{{Cite web|url=http://http://pkht.ipb.ac.id/index.php/category/pepaya/|title=Website PKHT - Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB|website=Pusat Kajian Hortikultura Tropika IPB|language=en-US|access-date=2017-07-11}}</ref>


==== IPB-1 (Arum Bogor) ====
==== IPB-1 (Arum Bogor) ====

Revisi per 11 Juli 2017 09.55

Pepaya
Papaya tree and fruit, from Koehler's Medicinal-Plants (1887)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
(tanpa takson):
(tanpa takson):
(tanpa takson):
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
C. papaya
Nama binomial
Carica papaya
Buah pepaya betina

Pepaya (Carica papaya L.), atau betik adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. C. papaya adalah satu-satunya jenis dalam genus Carica. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Belanda, "papaja", yang pada gilirannya juga mengambil dari nama bahasa Arawak, "papaya". Dalam bahasa Jawa pepaya disebut "katès" dan dalam bahasa Sunda "gedang".

Kegunaan

Pepaya jantan dengan bunga.

Buah pepaya dimakan dagingnya, baik ketika muda maupun masak. Daging buah muda dimasak sebagai sayuran. Daging buah masak dimakan segar atau sebagai campuran koktail buah. Pepaya dimanfaatkan pula daunnya sebagai sayuran dan pelunak daging. Daun pepaya muda dimakan sebagai lalap (setelah dilayukan dengan air panas) atau dijadikan pembungkus buntil. Oleh orang Manado, bunga pepaya yang diurap menjadi sayuran yang biasa dimakan. Getah pepaya (dapat ditemukan di batang, daun, dan buah) mengandung enzim papain, semacam protease, yang dapat melunakkan daging dan mengubah konformasi protein lainnya. Papain telah diproduksi secara massal dan menjadi komoditas dagang.

Untuk memproduksi papain, bahan baku yang perlu dipersiapakan adalah getah pepaya. Sementara bahan penolongnya berupa air dan sulfit. Air digunakan sebagai pengencer getah pepaya, sedangkan sulfit digunakan sebagai pelarut bahan kimia.

Pengambilan Getah Buah Pengambilan getah buah dilakukan pada buah yang sudah berumur 2.5-3 bulan. Buah yang sedang dalam masa penyadapan harus tetap tergantung pada batang pokoknya. Penyadapan dilakukan sampai tujuh kali dengan interval penyadapan empat hari, maka waktu yang diperlukan untuk penyadapan adalah sekitar 28 hari. Waktu yang tepat untuk menyadap adalah pagi hari sebelum matahari terbit atau sore hari sebelum matahari terbenam. [1]

Daun pepaya juga berkhasiat obat dan perasannya digunakan dalam pengobatan tradisional untuk menambah nafsu makan.

Pemerian

Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh hingga setinggi 5–10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Bentuknya dapat bercangap ataupun tidak. Pepaya kultivar biasanya bercangap dalam.

Pepaya adalah monodioecious' (berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan tiga kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermafrodit). Tumbuhan jantan dikenal sebagai "pepaya gantung", yang walaupun jantan kadang-kadang dapat menghasilkan buah pula secara "partenogenesis". Buah ini mandul (tidak menghasilkan biji subur), dan dijadikan bahan obat tradisional. Bunga pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada batang. Bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai panjang. Bunga biasanya ditemukan pada daerah sekitar pucuk.

Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing. Warna buah ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning. Bentuk buah membulat bila berasal dari tanaman betina dan memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman banci. Tanaman banci lebih disukai dalam budidaya karena dapat menghasilkan buah lebih banyak dan buahnya lebih besar. Daging buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah, tergantung varietasnya. Bagian tengah buah berongga. Biji-biji berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan. Dalam budidaya, biji-biji untuk ditanam kembali diambil dari bagian tengah buah.

Kelamin jantan pepaya ditentukan oleh suatu kromosom Y-primitif, yang 10% dari keseluruhan panjangnya tidak mengalami rekombinasi.[2] Suatu penanda genetik RAPD juga telah ditemukan untuk membedakan pepaya berkelamin betina dari pepaya jantan atau banci.[3]

Kultivar pepaya

Berkas:Pepaya Hasil cangkokan.jpg
Pepaya cangkokan.

Kultivar pepaya bermacam-macam karena berbeda-beda pemanfaatan dan selera konsumen.

Kultivar Institut Pertanian Bogor (IPB)

kultivar pepaya ini dikembangkan oleh Pusat Kajian Hortikultura Tropika (PKHT) IPB.[4]

IPB-1 (Arum Bogor)

Arum Bogor mempunyai keunggulan bersosok kecil atau mini, bobotnya sekitar 0,63 kg hingga praktis untuk dikonsumsi.

IPB-2 (Prima Bogor)

Prima Bogor mempunyai keistimewaan daging buahnya berwarna merah, bobot hingga 2.257 kg dan dapat bertahan lama ketika disimpan. Prima Bogor dapat bertahan selama 1 minggu masa penyimpanan.

IPB-3 (Carisya)

Pepaya Carisya berdimensi kecil sehingga praktis dikonsumsi satu orang menggunakan sendok. Kulit buah halus mulus, berwarna hijau tua, rasa dagingbuah sangat manis, daging buah agak kenyal dan berwarna merah jingga, tidak ada bau "burung" sehingga disukai oleh konsumen. Kadar gula carisya adalah 140 briks. Carisya lebih tahan tungau dibandingkan dengan Arum Bogor.

IPB-6C (Sukma)

Pepaya Sukma memiliki keunggulan daging buah yang benar-benar merah. Ketika matang, warna kulitnya bersemburat kuning pada bagian ujung buah. Bobot dapat mencapai2 Kg. Cocok untuk dikonsumsi oleh satu keluarga besar.

IPB-9 (Calina / California)

Pepaya IPB-9 memiliki kekhasan pada permukaan kulit buahnya yang sangat mulus dan berwarna hijau. Bila dibelah daging buahnya berwarna Jingga kemerahan yang lezat. Daging buahnya tebal dan lembut. Bobot dapat mencapai 1,5 kg dengan tingkat kemanisan 110 briks. Kadar gulanya lebih tinggi dari pepaya Cibinong yang berkadar gula 9-100briks.

IPB-10 (Wulung Bogor)

Pepaya bangkok

Pepaya bangkok diintroduksi dari Thailand. Permukaan buahnya tidak rata dan kulit luarnya relatif tipis, sehingga sulit dikupas. Kelebihannya, dagingnya manis dan berair. Buahnya berukuran besar.

Pepaya Solo

Ini adalah pepaya kultivar hibrida unggul dari Hawaii. Buahnya kecil-kecil dan disukai oleh konsumen barat.

Lain-lain

Selain itu terdapat pula pepaya hias yang warna daun atau tangkai daunnya ungu. Pepaya ini ditanam lebih untuk penampilannya dalam memperindah taman. Di Dataran Tinggi Dieng dikenal produk mirip pepaya yang dikemas dan disebut "carica". Jenis ini menyukai daerah dingin untuk produksi buah secara optimal.

Manfaat pepaya

Manfaat buah pepaya

Pepaya memiliki manfaat yang banyak karena pepaya banyak mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata, pepaya juga memperlancar pencernaan bagi yang sulit buang air besar. Di beberapa tempat buah pepaya setengah matang dijadikan rujak buah manis bersama dengan buah bengkoang, nanas, apel, belimbing, jambu air. Getah buah pepaya juga tergolong mahal karena getah pepaya bisa diolah menjadi tepung papain yang berguna bagi kebutuhan rumah tangga dan industri. Pada pengobatan herbal pepaya dapat mencegah kanker,[5] sembelit, kesehatan mata.

Manfaat biji pepaya

Dokter Wahyu Triasmara menjelaskan bahwa biji buah pepaya bermanfaat sebagai antioksidan dalam darah karena dapat menurunkan kadar kolesterol dan LDL, serta meningkatkan kadar HDL (lipoprotein densitas tinggi). Biji pepaya memiliki efek hipolipidemia untuk terapi hiperlipidemia yang disebabkan oleh kadar lemak nabati atau kolesterol dalam jumlah terlalu tinggi karena ekstrak biji tersebut berisi kandungan alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, antrakuinon, dan antosianin. Menurutnya biji pepaya dapat dikonsumsi dengan cara diblender dan disajikan seperti membuat jus, atau pun dengan cara diseduh seperti menyeduh kopi setelah terlebih dahulu dikeringkan dan diblender.[6]

Hama dan Penyakit

Hama yang umum menyerang tanaman pepaya antara lain kutu putih dan tungau Tetranychus sp. sedangkan penyakit yang umum menyerang antara lain antraknosa, busuk akar, busuk pangkal batang, bercak daun.[7] Kutu putih pepaya Paracoccus marginatus Williams & Granara de Willink (Hemiptera: Pseudococcidae) merupakan hama baru yang menjadi masalah penting pada pertanaman pepaya di Indonesia. Serangga ini diketahui keberadaannya pertama kali pada bulan Mei 2008 pada tanaman pepaya di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat.[8] Kutu putih pepaya P. marginatus adalah hama penting di Indonesia yang memiliki daya rusak tinggi.[9]

Lihat pula

Referensi dan pranala luar