Hukum Sali: Perbedaan antara revisi
Baris 11: | Baris 11: | ||
=== Tahap Meroving === |
=== Tahap Meroving === |
||
Dalam [[resensi]] Hukum Sali karya [[Johan Hendrik Caspar Kern|Hendrik Kern]], seluruh manuskrip yang sintas dikelompokkan menjadi lima rumpun menurut kemiripan dan tarikh pembuatan relatif, yang dinilai dari isi naskah dan materi naskah yang dapat diperkirakan tarikh pembuatannya.<ref>{{harvnb|Kern|1880|loc=Prologue}}.</ref> Rumpun I adalah kumpulan naskah-naskah tertua, terdiri atas empat manuskrip yang diperkirakan berasal dari abad ke-8 dan le-9 tetapi memuat 65 judul hukum yang diyakini disalin dari kitab asli yang terbit pada abad ke-6.<ref>{{harvnb|Kern|1880|p=xiv}}.</ref> Selain itu, naskah-naskah Rumpun I juga memuat ''Malbergse Glossen'', "Glossa Malberg", [[glossa]] [[marginalis]] (catatan penjelasan di tepi halaman) berisi padanan istilah sidang pribumi untuk beberapa kata Latin. Nama ''Malbergse Glosse'' diambil dari kata pribumi ''malbergo'', "bahasa sidang".<ref>{{harvnb|Young|Gloning|2004|p=56}}.</ref> Rumpun II, yang terdiri atas dua manuskrip, sama |
Dalam [[resensi]] Hukum Sali karya [[Johan Hendrik Caspar Kern|Hendrik Kern]], seluruh manuskrip yang sintas dikelompokkan menjadi lima rumpun menurut kemiripan dan tarikh pembuatan relatif, yang dinilai dari isi naskah dan materi naskah yang dapat diperkirakan tarikh pembuatannya.<ref>{{harvnb|Kern|1880|loc=Prologue}}.</ref> Rumpun I adalah kumpulan naskah-naskah tertua, terdiri atas empat manuskrip yang diperkirakan berasal dari abad ke-8 dan le-9 tetapi memuat 65 judul hukum yang diyakini disalin dari kitab asli yang terbit pada abad ke-6.<ref>{{harvnb|Kern|1880|p=xiv}}.</ref> Selain itu, naskah-naskah Rumpun I juga memuat ''Malbergse Glossen'', "Glossa Malberg", [[glossa]] [[marginalis]] (catatan penjelasan di tepi halaman) berisi padanan istilah sidang pribumi untuk beberapa kata Latin. Nama ''Malbergse Glosse'' diambil dari kata pribumi ''malbergo'', "bahasa sidang".<ref>{{harvnb|Young|Gloning|2004|p=56}}.</ref> Rumpun II, yang terdiri atas dua manuskrip, sama seperti manuskrip-manuskrip Rumpun I, tetapi memuat pula "interpolasi-interpolasi atau banyak tambahan yang tampak berasal dari periode yang lebih kemudian".<ref>{{harvnb|Kern|1880|p=xv}}.</ref> |
||
=== Tahap Karoling === |
=== Tahap Karoling === |
Revisi per 15 Juli 2017 07.12
Hukum Sali (bahasa Latin: Lex Salica) adalah kitab undang-undang hukum sipil orang Franka Sali yang disusun pada sekitar 500 M oleh Raja orang Franka yang pertama, Klovis. Isi kitab ini tertulis dalam bahasa Latin dan bahasa yang disebut-sebut oleh para ahli bahasa Belanda sebagai salah satu peninggalan tertulis paling tua dalam bahasa Belanda Kuno yang diketahui, mungkin yang kedua sesudah prasasti Bergakker.[1] Hukum Sali tetap dijadikan hukum dasar orang Franka sepanjang permulaan Abad Pertengahan, dan kelak mempengaruhi sistem hukum Eropa. Asas yang paling terkenal dari hukum kuno ini adalah asas pengecualian kaum perempuan dari hak waris atas takhta, lahan, dan pusaka-pusaka warisan lainnya. Penegakan Hukum Sali diselenggarakan oleh suatu panitia yang ditunjuk dan diberi kuasa oleh Raja orang Franka. Ada lusinan manuskrip dari abad ke-6 sampai abad ke-8 dan tiga emendasi selambat-lambatnya dari abad ke-9 yang sintas sampai sekarang.[2]
Hukum Sali merupakan kodifikasi tertulis baik hukum perdata, misalnya hukum waris, maupun hukum pidana, misalnya hukuman atas tindak pidana pembunuhan. Hukum Sali mempengaruhi pembentukan tradisi hukum tertulis yang berlanjut sampai zaman modern di Eropa Barat dan Eropa Tengah, khususnya di negara-negara bagian Jerman, Perancis, Belgia, Belanda, sebagian Italia, Austria-Hongaria, Rumania, dan negara-negara di semenanjung Balkan.
Sejarah
Kitab Undang-Undang Hukum Sali yang pertama disusun atas amanat raja seluruh orang Franka yang pertama, Klovis I (ca. 466–511), dan diterbitkan antara 507 sampai 511.[3] Ia menunjuk empat orang pejabat[4] untuk mengkaji tata hukum yang, sebelum penerbitan Hukum Sali, hanya dihafal oleh para tetua tertentu yang akan berkumpul dan bersidang bilamana ilmunya diperlukan. Tata hukum ini diwariskan secara lisan. Oleh karena itu Hukum Sali mencerminkan adat istiadat kuno.[5] Agar dapat memerintah secara lebih efektif, raja-raja dan penadbirannya perlu memiliki undang-undang tertulis. Nama dari kitab undang-undang ini bersumber dari asal-usul Klovis selaku seorang raja wangsa Meroving yang hanya memerintah atas orang-orang Franka Sali sebelum berhasil mempersatukan seluruh suku Franka. Hukum Sali juga berlaku atas orang Franka Ripuari; akan tetapi, karena hanya terdiri atas 65 judul, kitab undang-undang ini mungkin tidak mencakup hukum-hukum khusus Ripuari.
Selama 300 tahun selanjutnya kitab ini disalin dengan tulis tangan, dan diamendemen seperlunya untuk menampung hukum-hukum yang baru diundangkan, untuk merevisi hukum-hukum yang telah diamandemen, dan untuk menghapus hukum-hukum yang tidak lagi diberlakukan. Bertolak belakang dengan pencetakan, pembuatan salinan dengan tulis tangan adalah tindakan perorangan dari penyalin perorangan dengan gagasan dan gaya menulis masing-masing. Tiap-tiap manuskrip memuat serangkai kesalahan tulis, perbaikan, isi, dan tata urutan yang khas. Hukum-hukum disebut "judul" karena masing-masing memiliki nama sendiri, umumnya diawali kata de yang berarti "perihal" atau "mengenai". Bagian-bagian berbeda dalam judul-judul juga diberi nama sendiri yang sedikit mengungkap asal-usulnya. Beberapa dari lusinan nama semacam ini telah digunakan sebagai rujukan khusus, acap kali disebut dengan istilah yang sama bagi keseluruhan kitab, yakni lex (hukum).
Tahap Meroving
Dalam resensi Hukum Sali karya Hendrik Kern, seluruh manuskrip yang sintas dikelompokkan menjadi lima rumpun menurut kemiripan dan tarikh pembuatan relatif, yang dinilai dari isi naskah dan materi naskah yang dapat diperkirakan tarikh pembuatannya.[6] Rumpun I adalah kumpulan naskah-naskah tertua, terdiri atas empat manuskrip yang diperkirakan berasal dari abad ke-8 dan le-9 tetapi memuat 65 judul hukum yang diyakini disalin dari kitab asli yang terbit pada abad ke-6.[7] Selain itu, naskah-naskah Rumpun I juga memuat Malbergse Glossen, "Glossa Malberg", glossa marginalis (catatan penjelasan di tepi halaman) berisi padanan istilah sidang pribumi untuk beberapa kata Latin. Nama Malbergse Glosse diambil dari kata pribumi malbergo, "bahasa sidang".[8] Rumpun II, yang terdiri atas dua manuskrip, sama seperti manuskrip-manuskrip Rumpun I, tetapi memuat pula "interpolasi-interpolasi atau banyak tambahan yang tampak berasal dari periode yang lebih kemudian".[9]
Tahap Karoling
Catatan penjelasan dalam bahasa Belanda Kuno
Catatan penjelasan dari kitab undang-undang Hukum Sali (Malbergse glossen) memuat sepatah dua kata bahasa Belanda Kuno dan sejumlah kalimat lengkap tertua yang pernah ditulis orang dalam bahasa itu:[10]
Bahasa Belanda Kuno | maltho | thi | afrio | lito |
Bahasa Belanda (Modern) | ik meld, | jou* | bevrijd ik, | laat** |
Bahasa Indonesia | Aku nyatakan, | kau | aku bebaskan, | kawula** |
* Bahasa Belanda Kuno menggunakan kata ganti orang kedua tunggal, thi.
** Lito adalah semacam kawula dalam sistem feodal, petani separuh merdeka, menggarap lahan milik tuan tanah tetapi bukan milik tuan tanah. Sebaliknya seorang hamba tebusan sepenuhnya adalah milik tuannya.
Asas hukum
Suksesi agnatis
Hak waris perempuan
Penerapan hukum suksesi dan hukum waris
Di Perancis
Suksesi pada 1316
Suksesi pada 1328
Kemunculan Hukum Sali
Penerapan lainnya di Eropa
Rujukan dalam karya sastra
Lihat pula
Rujukan
Catatan
- ^ "Lees: Hoe het Nederlands is ontstaan".
- ^ Drew 1991, hlm. 53.
- ^ Hinckeldey & Fosberry 1993, hlm. 7.
- ^ Janson, Tore (2011). History of languages: an introduction. Oxford textbooks in linguistics. Oxford: Oxford University Press. hlm. 141.
- ^ Drew 1991, hlm. 20.
- ^ Kern 1880, Prologue.
- ^ Kern 1880, hlm. xiv.
- ^ Young & Gloning 2004, hlm. 56.
- ^ Kern 1880, hlm. xv.
- ^ Willemyns, Roland (2013). Dutch: Biography of a Language. Oxford University Press. hlm. 41. ISBN 978-0-19-932366-1.
Daftar Pustaka
- Cave, Roy; Coulson, Herbert (1965). A Source Book for Medieval Economic History. New York: Biblo and Tannen.
- Drew, Katherine Fischer (1991). The laws of the Salian Franks (Pactus legis Salicae). Philadelphia: University of Pennsylvania Press. ISBN 0-8122-8256-6/ISBN 0-8122-1322-X.
- Hinckeldey, Christoph; Fosberry, John (Translator) (1993) [1981]. Criminal justice through the ages: from divine judgement to modern German legislation. Schriftenreihe des Mittelterlichen Kriminalmuseums Rothenburg ob der Tauber, v. 4. Rothenburg ob der Tauber (Germany): Mittelalterliches Kriminalmuseum.
- Kern, Hendrik (Contributor) (1880). Hessels, J.H, ed. Lex Salica: the Ten Texts with the Glosses and the Lex Emendata. London: John Murray.
- Taylor, Craig, ed. (2006). Debating the Hundred Years War. "Pour ce que plusieurs" (La Loy Salique) and "A declaration of the trew and dewe title of Henrie VIII". Camden 5th series. Cambridge: Cambridge University Press. ISBN 0-521-87390-8.
- Taylor, Craig (2001). "The Salic Law and the Valois succession to the French crown". French History. 15: 358–377. doi:10.1093/fh/15.4.358.
- Taylor, Craig (2006). "The Salic Law, French Queenship and the Defence of Women in the Late Middle Ages". French Historical Studies. 29: 54–564.
- Young, Christopher; Gloning, Thomas (2004). A History of the German Language through Texts. London and New York: Routledge.
Pranala luar
- Informasi mengenai Hukum Sali dan tradisi pembuatan manuskripnya di situs jejaring Bibliotheca legum regni Francorum manuscripta, sebuah basis data naskah-naskah hukum sekular Karoling (Karl Ubl, Universitas Köln, Jerman).