Lompat ke isi

Egy Massadiah: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Slovakia +Slowakia)
51Muhamad (bicara | kontrib)
pemikiran
Baris 1: Baris 1:
'''Egy Massadiah''' adalah seniman dan produser teater Indonesia.<ref name="ser">Seruu. [http://pemilu.seruu.com/read/2014/06/06/216729/seniman-teater-berikan-dukungan-pada-jokowi-jk] (diakses 1 Agustus 2015)</ref> Ia memulai kariernya sebagai penulis lepas di sejumlah surat kabar pada 1987-1994 dengan jabatan terakhirnya Redaktur Pelaksana. Di sela tugas-tugas jurnalistik, ia aktif sebagai pemain teater di kelompok [[Teater Mandiri]] besutan seniman senior [[Putu Wijaya]].<ref name="ser"/> Pada 2007, ia pernah membintangi film yang ia produseri sendiri [[Lari Dari Blora]]. Sebagai produser, ia pernah mementaskan "Mega Mega" Karya [[Arifin C Noer]] di [[Gedung Kesenian Jakarta]] sebagai bagian dari Art Summit Internasional Festival 2013.<ref name="Trb">Tribunnews. [http://www.tribunnews.com/seleb/2013/10/22/mega-mega-karya-arifin-c-noer-akan-dipentaskan-di-gkj "Mega Mega" Karya Arifin C Noer akan Dipentaskan di GKJ] (diakses 30 Juni 2015)</ref> Ia pernah menjadi sutradara BOM karya Putu Wijaya di [[Slowakia]] pada 2012.<ref name="Ok">Okezone. [http://news.okezone.com/read/2012/06/21/373/651252/bom-ikj-siap-meledak-di-slovakia] (diakses 1 Agustus 2015)</ref> Ia juga menulis esai dan buku. Buku terbarunya adalah Soekarno Ata Ende yang ia tulis bersama [[Roso Daras]] yang merupakan bagian dari pembuatan Film Ketika Bung Di Ende pada 2013 yang ia produseri sendiri <ref name="pr">Pikiran Rakyat. [http://www.pikiran-rakyat.com/showbiz/2013/11/29/260496/ketika-bung-di-ende-sejarah-perjuangan-bung-karno "Ketika Bung di Ende", Sejarah Perjuangan Bung Karno] (diakses 5 Agustus 2015)</ref> dan dibintangi aktris senior [[Paramitha Rusady]].<ref name="Okz">Okezone. [http://celebrity.okezone.com/read/2013/10/09/206/878999/paramitha-rusady-pakai-sarung-asli-bu-inggit-di-ketika-bung-di-ende Paramitha Rusady Pakai Sarung Asli Bu Inggit di Ketika Bung di Ende] (diakses 1 Agustus 2015)</ref> Di luar dunia seniman, ia aktif membantu Wakil Presiden RI [[Jusuf Kalla]] atau JK sebagai staf ahli dan pada 2013 menangani pertemuan organisasi perdamaian Centris Asia Pacific Democratic International (CAPDI) di mana JK adalah ketuanya.<ref name="Tr">[http://www.tribunnews.com/regional/2013/05/18/diplomasi-makanan-bugis-ala-jusuf-kalla Diplomasi Makanan Bugis Ala Jusuf Kalla] (diakses 1 Agustus 2015)</ref>
'''Egy Massadiah''' adalah seniman dan produser teater Indonesia.<ref name="ser">Seruu. [http://pemilu.seruu.com/read/2014/06/06/216729/seniman-teater-berikan-dukungan-pada-jokowi-jk] (diakses 1 Agustus 2015)</ref> Ia memulai kariernya sebagai penulis lepas di sejumlah surat kabar pada 1987-1994 dengan jabatan terakhirnya Redaktur Pelaksana. Di sela tugas-tugas jurnalistik, ia aktif sebagai pemain teater di kelompok [[Teater Mandiri]] besutan seniman senior [[Putu Wijaya]].<ref name="ser"/> Pada 2007, ia pernah membintangi film yang ia produseri sendiri [[Lari Dari Blora]]. Sebagai produser, ia pernah mementaskan "Mega Mega" Karya [[Arifin C Noer]] di [[Gedung Kesenian Jakarta]] sebagai bagian dari Art Summit Internasional Festival 2013.<ref name="Trb">Tribunnews. [http://www.tribunnews.com/seleb/2013/10/22/mega-mega-karya-arifin-c-noer-akan-dipentaskan-di-gkj "Mega Mega" Karya Arifin C Noer akan Dipentaskan di GKJ] (diakses 30 Juni 2015)</ref> Ia pernah menjadi sutradara BOM karya Putu Wijaya di [[Slowakia]] pada 2012.<ref name="Ok">Okezone. [http://news.okezone.com/read/2012/06/21/373/651252/bom-ikj-siap-meledak-di-slovakia] (diakses 1 Agustus 2015)</ref> Ia juga menulis esai dan buku. Buku terbarunya adalah Soekarno Ata Ende yang ia tulis bersama [[Roso Daras]] yang merupakan bagian dari pembuatan Film Ketika Bung Di Ende pada 2013 yang ia produseri sendiri <ref name="pr">Pikiran Rakyat. [http://www.pikiran-rakyat.com/showbiz/2013/11/29/260496/ketika-bung-di-ende-sejarah-perjuangan-bung-karno "Ketika Bung di Ende", Sejarah Perjuangan Bung Karno] (diakses 5 Agustus 2015)</ref> dan dibintangi aktris senior [[Paramitha Rusady]].<ref name="Okz">Okezone. [http://celebrity.okezone.com/read/2013/10/09/206/878999/paramitha-rusady-pakai-sarung-asli-bu-inggit-di-ketika-bung-di-ende Paramitha Rusady Pakai Sarung Asli Bu Inggit di Ketika Bung di Ende] (diakses 1 Agustus 2015)</ref> Di luar dunia seniman, ia aktif membantu Wakil Presiden RI [[Jusuf Kalla]] atau JK sebagai staf ahli dan pada 2013 menangani pertemuan organisasi perdamaian Centris Asia Pacific Democratic International (CAPDI) di mana JK adalah ketuanya.<ref name="Tr">[http://www.tribunnews.com/regional/2013/05/18/diplomasi-makanan-bugis-ala-jusuf-kalla Diplomasi Makanan Bugis Ala Jusuf Kalla] (diakses 1 Agustus 2015)</ref>

== Pemikiran ==
=== Teater ‘stripping’ ===
Egy menginisiasi sebuah ide bahwa teater bisa dipentaskan setiap hari selama seminggu. Pementasan teaternya bisa dilakukan 2 kali dalam 1 hari, di tempat yang berbeda pula. <ref name="polbis"> http://www.polbis.co [http://www.polbis.co/menghidupkan-teater-melalui-manajemen-pentas-striping-2/ ”Menghidupkan Teater Melalui Manajemen Pentas Striping"]. (diakses 28 Juli 2017)</ref> Ide ini berangkat dari lemahnya sistem produksi di dalam kelompok-kelompok teater. Egy menyatakan kelompok ini kesulitan mensejahterakan senimannya. Kelompok teater umumnya fokus pada jalannya sebuah pentas di atas panggung saja namun mengesampingkan manajemen produksi dan pemasarannya.<ref name="polbis"/><ref name="ngopi"/>

Pementasan teater bisa dilakukan, misalnya di beberapa institusi pendidikan seperti SMA.<ref name="ngopi"> https://www.ngopibareng.id/ [https://www.ngopibareng.id/hadipermana/article/seniman-teater-bisa-berpenghasilan-lebih-baik-ikuti-langkah-langkah-ini-2593984 "Seniman Teater Bisa Berpenghasilan Lebih Baik. Ikuti Langkah-Langkah Ini!"]. (diakses 29 Juli 2017)</ref>) Dengan sistem stripping ini, beberapa SMA berbeda bisa menjadi tuan rumah pementasan yang durasinya tidak lama, misalnya satu jam. Egy mengatakan, “Misal SMA 1 pentas pagi, SMA 2 pentas siang, anggaplah SMA pertama memberikan anggaran Rp 2 juta, SMA kedua juga Rp 2 juta, berarti sehari pementasan teater memperoleh dana Rp 4 juta. Kalau main 10 kali memperoleh Rp 40 juta, main 20 kali Rp 80 juta.” <ref name="polbis"/>

Teater stripping ini juga dapat menjadi medium penyampaian pesan-pesan berharga kepada generasi muda Indonesia, seperti: bahaya narkoba, jiwa kewirausahaan, dan bahaya radikalisme. <ref name="polbis"/> Pementasan teater strpping ini juga bisa dijalankan bekerjasama dengan organisasi-organisasi terkait seperti Badan Narkotika Nasional (BNN), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Perbankan, dan Badan Nasional Penanggulangan Terosime (BNPT).<ref name="polbis"/>


== Rujukan ==
== Rujukan ==

Revisi per 28 Juli 2017 21.39

Egy Massadiah adalah seniman dan produser teater Indonesia.[1] Ia memulai kariernya sebagai penulis lepas di sejumlah surat kabar pada 1987-1994 dengan jabatan terakhirnya Redaktur Pelaksana. Di sela tugas-tugas jurnalistik, ia aktif sebagai pemain teater di kelompok Teater Mandiri besutan seniman senior Putu Wijaya.[1] Pada 2007, ia pernah membintangi film yang ia produseri sendiri Lari Dari Blora. Sebagai produser, ia pernah mementaskan "Mega Mega" Karya Arifin C Noer di Gedung Kesenian Jakarta sebagai bagian dari Art Summit Internasional Festival 2013.[2] Ia pernah menjadi sutradara BOM karya Putu Wijaya di Slowakia pada 2012.[3] Ia juga menulis esai dan buku. Buku terbarunya adalah Soekarno Ata Ende yang ia tulis bersama Roso Daras yang merupakan bagian dari pembuatan Film Ketika Bung Di Ende pada 2013 yang ia produseri sendiri [4] dan dibintangi aktris senior Paramitha Rusady.[5] Di luar dunia seniman, ia aktif membantu Wakil Presiden RI Jusuf Kalla atau JK sebagai staf ahli dan pada 2013 menangani pertemuan organisasi perdamaian Centris Asia Pacific Democratic International (CAPDI) di mana JK adalah ketuanya.[6]

Pemikiran

Teater ‘stripping’

Egy menginisiasi sebuah ide bahwa teater bisa dipentaskan setiap hari selama seminggu. Pementasan teaternya bisa dilakukan 2 kali dalam 1 hari, di tempat yang berbeda pula. [7] Ide ini berangkat dari lemahnya sistem produksi di dalam kelompok-kelompok teater. Egy menyatakan kelompok ini kesulitan mensejahterakan senimannya. Kelompok teater umumnya fokus pada jalannya sebuah pentas di atas panggung saja namun mengesampingkan manajemen produksi dan pemasarannya.[7][8]

Pementasan teater bisa dilakukan, misalnya di beberapa institusi pendidikan seperti SMA.[8]) Dengan sistem stripping ini, beberapa SMA berbeda bisa menjadi tuan rumah pementasan yang durasinya tidak lama, misalnya satu jam. Egy mengatakan, “Misal SMA 1 pentas pagi, SMA 2 pentas siang, anggaplah SMA pertama memberikan anggaran Rp 2 juta, SMA kedua juga Rp 2 juta, berarti sehari pementasan teater memperoleh dana Rp 4 juta. Kalau main 10 kali memperoleh Rp 40 juta, main 20 kali Rp 80 juta.” [7]

Teater stripping ini juga dapat menjadi medium penyampaian pesan-pesan berharga kepada generasi muda Indonesia, seperti: bahaya narkoba, jiwa kewirausahaan, dan bahaya radikalisme. [7] Pementasan teater strpping ini juga bisa dijalankan bekerjasama dengan organisasi-organisasi terkait seperti Badan Narkotika Nasional (BNN), Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Perbankan, dan Badan Nasional Penanggulangan Terosime (BNPT).[7]

Rujukan

  1. ^ a b Seruu. [1] (diakses 1 Agustus 2015)
  2. ^ Tribunnews. "Mega Mega" Karya Arifin C Noer akan Dipentaskan di GKJ (diakses 30 Juni 2015)
  3. ^ Okezone. [2] (diakses 1 Agustus 2015)
  4. ^ Pikiran Rakyat. "Ketika Bung di Ende", Sejarah Perjuangan Bung Karno (diakses 5 Agustus 2015)
  5. ^ Okezone. Paramitha Rusady Pakai Sarung Asli Bu Inggit di Ketika Bung di Ende (diakses 1 Agustus 2015)
  6. ^ Diplomasi Makanan Bugis Ala Jusuf Kalla (diakses 1 Agustus 2015)
  7. ^ a b c d e http://www.polbis.co ”Menghidupkan Teater Melalui Manajemen Pentas Striping". (diakses 28 Juli 2017)
  8. ^ a b https://www.ngopibareng.id/ "Seniman Teater Bisa Berpenghasilan Lebih Baik. Ikuti Langkah-Langkah Ini!". (diakses 29 Juli 2017)