Bambang Utoyo: Perbedaan antara revisi
k menghapus Kategori:Panglima Komando Daerah Militer; menambahkan Kategori:Panglima Komando Daerah Militer II/Sriwijaya menggunakan HotCat |
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k cosmetic changes |
||
Baris 52: | Baris 52: | ||
{{DEFAULTSORT:Utoyo, Bambang}} |
{{DEFAULTSORT:Utoyo, Bambang}} |
||
[[Kategori:KSAD]] |
[[Kategori:KSAD]] |
||
[[Kategori:Tokoh Jawa]] |
[[Kategori:Tokoh Jawa]] |
Revisi per 13 Agustus 2017 10.57
Jenderal TNI Anumerta Bambang Utoyo | |
---|---|
[[Kepala Staf TNI Angkatan Darat]] 4 | |
Masa jabatan 27 Juni 1955 – 28 Oktober 1955 | |
Presiden | Soekarno |
Informasi pribadi | |
Lahir | Tuban, Jawa Timur | 20 Agustus 1920
Meninggal | 4 Juli 1980 Bonn | (umur 59)
Suami/istri | Siti Nuraini Asa'ari (1950 - 1980) |
Anak | 6 |
Profesi | Tentara |
Karier militer | |
Pihak | Indonesia |
Dinas/cabang | TNI Angkatan Darat |
Masa dinas | 1945 - 1976 |
Pangkat | Jenderal TNI |
Sunting kotak info • L • B |
Jenderal TNI Anumerta (Purn.) Bambang Utoyo (20 Agustus 1920 – 4 Juli 1980)[1] adalah mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) ke-4 yang menjabat dari tanggal 27 Juni 1955 – 28 Oktober 1955.
Bambang muda lulus dari MULO pada tahun 1938 di Palembang dan aktif dalam organisasi pemuda Perkumpulan Indonesia Muda. Setelah Perang Dunia II usai Bambang menikah dengan Siti Nuraini Asa'ari yang juga berasal dari Palembang pada tahun 1950 dan dikaruniai 6 anak.
Bambang Utoyo meninggal dunia pada usia 59 tahun dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal Anumerta. Mulai tanggal 1 November 1997, pemerintah Indonesia menaikkan pengkatnya menjadi Jenderal (Kehormatan).[2]
Karier militer
Pada tahun 1943, pada saat Jepang mulai berkuasa di Indonesia turut serta dalam latihan Giju Gun (seperti PETA) di Pagar Alam dan menjadi Sooy Giju Gun.[3] Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, menjadi komandan Resimen I, Divisi II Tentara Republik Indonesia (TRI) dengan pangkat Letnan Kolonel. Setelah menjadi komanda Divisi II pada tahun 1946, pangkatnya dinaikan menjadi Kolonel.
Pada tahun 1948 pada saat terjadi reorganisasi dan rasionalisasi (RERA) TNI yang dijalankan oleh Perdana Menteri Mohammad Hatta, pangkatnya diturunkan satu tingkat menjadi Letnan Kolonel.
Karena alasan kesehatan, Bambang pensiun dari dinas aktif militer pada tanggal 5 September 1952 dengan pangkat Kolonel. Setelah terjadinya peristiwa 17 Oktober 1952, untuk mengatasi ketegangan pada tanggal 25 November 1952 aktif kembali dan menjabat sebagai Panglima Tentara dan Teritorium II di Palembang dengan pangkat Kolonel.[4]
Pada tanggal 10 Juni 1955 Presiden Soekarno menetapkan Bambang Utoyo sebagai KASAD[5] dengan pangkat Djenderal Major[6] dan melantiknya pada tanggal 27 Juni 1955.
Referensi
- ^ Bambang Utoyo, Jiwa Ragaku untuk Negeri Tercinta, KASAD ke-4. Bandung: Dinas Sejarah Angkatan Darat. 2010. ISBN 978-602-95551-1-0.
- ^ Keputusan Presiden Nomor 50/ABRI Tahun 1997
- ^ Majalah Gajah Mada, Agustus 1955 No.2 tahun ke VI, Majalah Khusus Angkatan Perang Republik Indonesia
- ^ "Panglima Kodam II/Sriwijaya dari masa ke masa". kodam-ii-sriwijaya.mil.id. Diakses tanggal 22 November 2013.
- ^ Keputusan Presiden No.150/M Tahun 1955
- ^ Keputusan Presiden No.151/M Tahun 1955
Jabatan militer | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Zulkifli Lubis |
Kepala Staf TNI Angkatan Darat 27 Juni 1955 – 28 Oktober 1955 |
Diteruskan oleh: Abdul Haris Nasution |