Gocah Pahlawan: Perbedaan antara revisi
Naval Scene (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
Naval Scene (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 5: | Baris 5: | ||
Gocah Pahlawan menikah dengan adik datuk Sunggal, Datuk Itam Surbakti, yaitu salah seorang ''raja urung'' ([[Bahasa Karo|Karo]]: penguasa daerah) yang terkuat di daerah tersebut (Deli Tua),<ref name=":3" /> serta bersekutu pula dengan tiga ''raja urung'' Karo lainnya,<ref name=":2" /> Adik datuk Sunggal tersebut disebutkan bernama Puteri Nang Bulan boru Surbakti,<ref name=":3" /> dan pernikahan dilakukan pada sekitar tahun 1632.<ref name=":1" /> Para ''raja urung'' Karo yang telah masuk Islam tersebut, kemudian menganggapnya sebagai pemimpin tertinggi untuk kawasan tersebut.<ref name=":2" /> Kerajaan awal pimpinan Gocah Pahlawan didisebut dengan nama Kerajaan Bintan.<ref name=":2" /> Wilayahnya sejak dari batas [[Tamiang]] sampai [[Sungai Rokan]] Pasir Ayam Denak.<ref name=":1" /> Dengan bantuan para ''raja urung'' Karo, ia memantapkan kekuasaannya di Percut dan wilayah lainnya di Deli.<ref name=":1" /> |
Gocah Pahlawan menikah dengan adik datuk Sunggal, Datuk Itam Surbakti, yaitu salah seorang ''raja urung'' ([[Bahasa Karo|Karo]]: penguasa daerah) yang terkuat di daerah tersebut (Deli Tua),<ref name=":3" /> serta bersekutu pula dengan tiga ''raja urung'' Karo lainnya,<ref name=":2" /> Adik datuk Sunggal tersebut disebutkan bernama Puteri Nang Bulan boru Surbakti,<ref name=":3" /> dan pernikahan dilakukan pada sekitar tahun 1632.<ref name=":1" /> Para ''raja urung'' Karo yang telah masuk Islam tersebut, kemudian menganggapnya sebagai pemimpin tertinggi untuk kawasan tersebut.<ref name=":2" /> Kerajaan awal pimpinan Gocah Pahlawan didisebut dengan nama Kerajaan Bintan.<ref name=":2" /> Wilayahnya sejak dari batas [[Tamiang]] sampai [[Sungai Rokan]] Pasir Ayam Denak.<ref name=":1" /> Dengan bantuan para ''raja urung'' Karo, ia memantapkan kekuasaannya di Percut dan wilayah lainnya di Deli.<ref name=":1" /> |
||
Gocah Pahlawan wafat tahun 1641, |
Gocah Pahlawan wafat tahun 1641,<ref name=":1" /> makamnya terdapat di Batu Jergok, [[Deli Tua, Deli Serdang|Deli Tua]].<ref name=":3" /> Kekuasaannya lalu diteruskan oleh anaknya, [[Tuanku Panglima Perunggit]].<ref name=":1" /> |
||
== Lihat pula == |
== Lihat pula == |
Revisi per 14 Agustus 2017 07.34
Tuanku Sri Paduka Gocah Pahlawan, bergelar Laksamana Khoja Bintan,[1] adalah seorang tokoh pendiri Kesultanan Deli dan Kesultanan Serdang di Sumatera Utara.[2][3][4] Menurut kisah tarombo (hikayat) dari Deli dan Serdang, Gocah Pahlawan adalah seorang keturunan bangsa Keling (India),[3] yang dikirimkan oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612[2] untuk memerintah di daerah bekas Kerajaan Aru.[3] Ia diangkat sebagai panglima perwakilan dari Kesultanan Aceh Darussalam di daerah tersebut, untuk melawan pengaruh dari bangsa Portugis dan menjalin persekutuan dengan penduduk setempat, yang umumnya adalah suku Karo.[1][3]
Sumber Deli menyebutkan Gocah Pahlawan berasal dari India dengan nama asil Muhammad Delikhan, sedangkan sumber Serdang menyebutkan ia bernama asli Yazid dan masih keturunan dari raja-raja Bukit Siguntang Mahameru, lalu pergi meninggalkan Pagaruyung dengan menumpang kapal pedagang India.[3] Kedua sumber bersetuju bahwa sebelum ke Deli, Gocah Pahlawan terlebih dahulu terdampar di Pasai, Aceh.[3] Ia lalu membuat jasa kepada Kesultanan Aceh Darussalam dalam peperangan di Bengkulu, Johor, dan Pahang.[3]
Gocah Pahlawan menikah dengan adik datuk Sunggal, Datuk Itam Surbakti, yaitu salah seorang raja urung (Karo: penguasa daerah) yang terkuat di daerah tersebut (Deli Tua),[4] serta bersekutu pula dengan tiga raja urung Karo lainnya,[1] Adik datuk Sunggal tersebut disebutkan bernama Puteri Nang Bulan boru Surbakti,[4] dan pernikahan dilakukan pada sekitar tahun 1632.[3] Para raja urung Karo yang telah masuk Islam tersebut, kemudian menganggapnya sebagai pemimpin tertinggi untuk kawasan tersebut.[1] Kerajaan awal pimpinan Gocah Pahlawan didisebut dengan nama Kerajaan Bintan.[1] Wilayahnya sejak dari batas Tamiang sampai Sungai Rokan Pasir Ayam Denak.[3] Dengan bantuan para raja urung Karo, ia memantapkan kekuasaannya di Percut dan wilayah lainnya di Deli.[3]
Gocah Pahlawan wafat tahun 1641,[3] makamnya terdapat di Batu Jergok, Deli Tua.[4] Kekuasaannya lalu diteruskan oleh anaknya, Tuanku Panglima Perunggit.[3]
Lihat pula
Referensi
- ^ a b c d e Budisantoso, S. (1986). Masyarakat Melayu Riau dan kebudayaannya. Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Riau.
- ^ a b Perang Sunggal, 1872-1895. D.T. Gembak. 1988.
- ^ a b c d e f g h i j k l Ikhsan, Edy (2015). Konflik Tanah Ulayat dan Pluralisme Hukum: Hilangnya Ruang Hidup Orang Melayu Deli. Yayasan Pustaka Obor Indonesia. ISBN 9789794619377.
- ^ a b c d Putro, Brahma (1981). Karo, dari jaman ke jaman. Yayasan Massa Cabang Medan.