Perjuangan Kita: Perbedaan antara revisi
Baris 36: | Baris 36: | ||
== Konteks == |
== Konteks == |
||
Setelah kekalahan [[Kekaisaran Jepang]] dan akhir ''de facto'' [[Perang Dunia II]], Angkatan Darat dan Laut Jepang yang menyerah dan kecewa di bekas koloni Belanda di [[Hindia Belanda]] mundur ke barak-barak mereka dan menunggu bantuan oleh pasukan Sekutu. Sebelum kedatangan tertunda pasukan Sekutu dan demobilisasi mereka, tentara Jepang tetap bertanggung jawab untuk menjaga bekas tahanan militer Sekutu dan tahanan sipil Eropa mereka. |
Setelah kekalahan [[Kekaisaran Jepang]] dan akhir ''de facto'' [[Perang Dunia II]], Angkatan Darat dan Laut Jepang yang menyerah dan kecewa di bekas koloni Belanda di [[Hindia Belanda]] mundur ke barak-barak mereka dan menunggu bantuan oleh pasukan Sekutu. Sebelum kedatangan tertunda pasukan Sekutu dan demobilisasi mereka, tentara Jepang tetap bertanggung jawab untuk menjaga bekas tahanan militer Sekutu dan tahanan sipil Eropa mereka. |
||
Agustus 1945 para pemimpin Indonesia ditekan oleh kelompok pemuda revolusioner, agar secara sepihak memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam beberapa bulan, kekosongan kekuasaan yang diakibatkan oleh mundurnya pasukan Jepang dan pasukan Sekutu yang tiba secara bertahap meledak menjadi ketegangan revolusioner berskala penuh. Kelompok sosial yang berada di sisi orang-orang Belanda, termasuk orang [[Tionghoa Indonesia]], [[orang Indo|Eurasia Belanda-Indonesia]), dan Indonesia Kristen seperti [[Depok]], Ambon, dan Manado menjadi korban kekejaman kekerasan. |
|||
== Referensi == |
== Referensi == |
Revisi per 17 Agustus 2017 10.31
Pengarang | Soetan Sjahrir |
---|---|
Judul asli | Onze Strijd |
Negara | Belanda |
Bahasa | Belanda |
Genre | Pamflet politik |
Penerbit | Vrij Nederland |
Tanggal terbit | 1945, 1946 |
Tgl. terbit (bhs. Inggris) | 1949 |
Jenis media | Buklet |
Perjuangan Kita atau Perdjoeangan Kita adalah sebuah pamflet yang ditulis akhir Oktober 1945 oleh pemimpin kemerdekaan Indonesia Soetan Sjahrir. Pamflet ini sangat penting dalam mengarahkan kembali revolusi nasional Indonesia.
Dalam pamfletnya Sjahrir membahas semua ujung tombak penting perjuangan revolusioner yang masih berlangsung untuk kemerdekaan Indonesia. Target pembacanya adalah pertama dan terutama massa rakyat Indonesia dan pemimpin mereka yang terlibat dalam revolusi, kedua opini publik di kota metropolitan kolonial di Belanda, negeri asal musuh, dan ketiga opini publik internasional.
Edisi bahasa Belanda tahun 1946 mengandung kata-kata pembukaan oleh Perhimpoenan Indonesia dan digunakan untuk mempengaruhi opini publik Belanda selama Perundingan Linggadjati. Terjemahan bahasa Inggris-nya dibagikan di Aula Westminster kepada delegasi Britania untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.[1]
Tulisan Sjahrir berhasil melawan mitos bahwa republik Indonesia adalah gagasan dari pasukan fasis imperial Jepang dan bukan cita-cita nasional yang mendalam.
Konteks
Setelah kekalahan Kekaisaran Jepang dan akhir de facto Perang Dunia II, Angkatan Darat dan Laut Jepang yang menyerah dan kecewa di bekas koloni Belanda di Hindia Belanda mundur ke barak-barak mereka dan menunggu bantuan oleh pasukan Sekutu. Sebelum kedatangan tertunda pasukan Sekutu dan demobilisasi mereka, tentara Jepang tetap bertanggung jawab untuk menjaga bekas tahanan militer Sekutu dan tahanan sipil Eropa mereka.
Agustus 1945 para pemimpin Indonesia ditekan oleh kelompok pemuda revolusioner, agar secara sepihak memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia. Dalam beberapa bulan, kekosongan kekuasaan yang diakibatkan oleh mundurnya pasukan Jepang dan pasukan Sekutu yang tiba secara bertahap meledak menjadi ketegangan revolusioner berskala penuh. Kelompok sosial yang berada di sisi orang-orang Belanda, termasuk orang Tionghoa Indonesia, [[orang Indo|Eurasia Belanda-Indonesia]), dan Indonesia Kristen seperti Depok, Ambon, dan Manado menjadi korban kekejaman kekerasan.
Referensi
Catatan dan kutipan
- ^ Bayly, Christopher Harper, Tim ‘’Forgotten Wars, Freedom and revolution in Southeast Asia’’ (Publisher: Harvard University Press, 2006) ISBN 978-0-674-02153-2 P.185 Googlebooks
Bibliografi
- Sjahrir, Soetan (1946). Onze Strijd. (Publisher: Vrij Nederland, Amsterdam, 1946)
- Anderson, Benedict R. O'G. (1972). Java in a time of revolution: occupation and resistance, 1944-1946. Ithaca: Cornell University Press.
- Algadri, Hamid (1994). Prime Minister Sjahrir, as Statesman and Diplomat: How the Allies became friends of Indonesia and opponents of the Dutch. Jakarta: Pustaka LP3ES. ISBN 979-8391-41-1.
- (Belanda)Kousbroek, Rudy Het Oostindisch kampsyndroom. (Publisher: Olympus, 2005) P.233 ISBN 978-90-467-0203-1 OCLC 66435443
- Mrázek, Rudolf (1994). Sjahrir: Politics and Exile in Indonesia. Ithaca, NY: Cornell Southeast Asia Program. ISBN 978-0-87727-713-2.
Pranala luar
- Googlebook: Mrázek, Rudolf (1994). Sjahrir: Politics and Exile in Indonesia. Ithaca, NY: Cornell Southeast Asia Program. ISBN 978-0-87727-713-2
- Souvenirs of Sjahrir by Sol Tas
- (Indonesia) Sjahrir's biography
- (Belanda) Sjahrir's biography, History website
- Brittanica on line.
- Transcript interview with Sutan Sjahrir, 1956.
- (Indonesia) Photo gallery on Sutan Sjahrir commemoration website.