Lompat ke isi

Ahmad Dahlan: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Kyai Haji Ahmad Dahlan''' ([[Yogyakarta]], [[1 Agustus]] [[1868]]–[[Yogyakarta]], [[23 Februari]] [[1934]]) adalah seorang Pahlawan Kemerdekaan Nasional Indonesia. Beliau adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang [[ulama]] dan [[khatib]] terkemuka di Masjid Besar Kasultanan [[Yogyakarta]] pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kasultanan [[Yogyakarta]] pada masa itu.
'''Kyai Haji Ahmad Dahlan''' ([[Yogyakarta]], [[1 Agustus]] [[1868]]–[[Yogyakarta]], [[23 Februari]] [[1934]]) adalah seorang [[Pahlawan Kemerdekaan Indonesia]]. Beliau adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang [[ulama]] dan [[khatib]] terkemuka di Masjid Besar Kasultanan [[Yogyakarta]] pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kasultanan [[Yogyakarta]] pada masa itu.


==Latar belakang keluarga dan pendidikan==
==Latar belakang keluarga dan pendidikan==

Revisi per 3 Januari 2006 16.57

Kyai Haji Ahmad Dahlan (Yogyakarta, 1 Agustus 1868Yogyakarta, 23 Februari 1934) adalah seorang Pahlawan Kemerdekaan Indonesia. Beliau adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kasultanan Yogyakarta pada masa itu.

Latar belakang keluarga dan pendidikan

Nama kecil K.H. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy. Pada umur 15 tahun, beliau pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, beliau berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.

Pada tahun 1903, beliau bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua tahun. Pada masa ini, beliau sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, K.H. Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta.

Beliau dimakamkan di KarangKajen, Yogyakarta.

Lihat juga